KUNINGAN, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng berbagai pihak termasuk universitas untuk menyiapkan dan melakukan riset terkait UMKM. Upaya tersebut dilakukan agar produk UMKM semakin unggul dan berkualitas sekaligus mencetak lebih banyak wirausaha muda dari kalangan perguruan tinggi.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan, dari berbagai diskusi yang ada bersama para rektor universitas di Indonesia, rata-rata mereka memiliki keresahan yang sama dalam mencetak generasi selanjutnya dari kampus.
“Para rektor, setelah saya berbicara, ternyata memiliki keresahan yang sama. Bagaimana ke depan, jangan lagi menciptakan lulusan pencari kerja, justru pencipta pekerjaan. Itu mengapa, dari awal mereka sudah harus disiapkan untuk memiliki business plan,” ucap Teten dalam Kuliah Umum bertajuk Young Entrepreneur Wanted di Universitas Kuningan (Uniku), Kuningan, Jawa Barat seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Teten mencontohkan, Universitas Kuningan misalnya, lulusannya tidak boleh kalah dengan lulusan perguruan tinggi lain yang ada, terutama dalam menciptakan wirausaha muda. Hal ini pun dibuktikan dengan lulusan Universitas Kuningan yang saat ini sudah memiliki usaha dan beberapa cabang di Kuningan sendiri ataupun Bandung.
Kerja sama yang dilakukan kata Teten, merupakan upaya dalam menyiapkan UMKM berbasis teknologi dan inovasi. Salah satunya dengan mengajak universitas-universitas di Indonesia dalam menyiapkan riset sehingga UMKM mampu menghasilkan produk berkualitas serta memiliki keunggulan tersendiri.
Dalam kesempatan tersebut, Teten juga melakukan dialog interaktif bersama beberapa mahasiswa Universitas Kuningan yang telah memiliki usaha. Di antara mereka sudah ada yang punya usaha mulai dari coffee shop, kuliner berupa snack, tote bag, hingga hijab. Bahkan alumni Universitas Kuningan sudah ada yang sukses dengan usaha minuman jeruk nipis asli JENIPER dan JENISA.
“Saya bangga sekali, mereka rata-rata mahasiswa masih kuliah tapi sudah punya bisnis. Nggak main-main, bahkan ada yang sudah punya cabang, dan omzet jutaan per bulan. Mereka bisa menjadi pioneer temen mahasiswa lainnya dalam mengembangkan bisnis,” kata Teten.
Saat ini kata Teten, penjualan produk UMKM sudah terhubung secara global. Bahkan pembelian hanya dilakukan lewat toko online di berbagai media sosial hingga tergabung dengan e-commerce.
Salah satunya usaha coffee shop yang tengah marak saat ini. Teten mengatakan, salah satu usaha yang memiliki banyak penggemarnya dan lebih sustain adalah dengan usaha coffee shop. Bahkan mayoritas usaha kopi ini dikelola oleh generasi milenial.
"Keunggulan kopi kita itu enak, dan memang salah satu yang terbaik di dunia,” katanya.
KemenKopUKM menargetkan terciptanya satu juta wirausaha baru dari kalangan anak muda. Pihaknya berharap, kontribusi besar dari Universitas Kuningan dalam menciptakan wirausaha baru.
Universitas kata Teten, saat ini harus mengubah pola pikir melalui kurikulumnya dalam mencetak sarjana, untuk menjadi wirausaha berpendidikan yang berdaya saing dan inovatif dengan menciptakan lapangan kerja bukan lagi pencari kerja.
Universitas juga berperan penting dalam memajukan kewirausahaan, salah satunya dengan mendorong spin-off kewirausahaan berbasis riset ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga wirausaha memiliki inovasi, kompetitif, serta berdaya saing di pasar domestik maupun global.
Baca juga: Teten Masduki: Akar Budaya Indonesia Adalah Sumber Ekonomi Kreatif
Saat ini juga sudah ada Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional yang diharapkan mampu memberikan kemudahan, insentif, dan pemulihan bagi wirausaha, sehingga dapat melahirkan The Future SME yang berbasis teknologi, adaptif, dan kompeten.
“Jangan takut jadi pengusaha, yang penting semangat, memiliki konsep bisnis yang benar, dan mendorong potensi daerah. Pembiayaan 30 persen itu UMKM ke depannya akan semakin luas. Produk-produk mahasiswa juga bisa ikut belanja pemerintah yang diwajibkan, harus membeli produk UMKM,” ujar Teten.