Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KemenKopUKM Gandeng Universitas Siapkan Riset UMKM dan Cetak Wirausaha Muda

Kompas.com - 18/07/2022, 16:54 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

KUNINGAN, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng berbagai pihak termasuk universitas untuk menyiapkan dan melakukan riset terkait UMKM. Upaya tersebut dilakukan agar produk UMKM semakin unggul dan berkualitas sekaligus mencetak lebih banyak wirausaha muda dari kalangan perguruan tinggi.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan, dari berbagai diskusi yang ada bersama para rektor universitas di Indonesia, rata-rata mereka memiliki keresahan yang sama dalam mencetak generasi selanjutnya dari kampus.

“Para rektor, setelah saya berbicara, ternyata memiliki keresahan yang sama. Bagaimana ke depan, jangan lagi menciptakan lulusan pencari kerja, justru pencipta pekerjaan. Itu mengapa, dari awal mereka sudah harus disiapkan untuk memiliki business plan,” ucap Teten dalam Kuliah Umum bertajuk Young Entrepreneur Wanted di Universitas Kuningan (Uniku), Kuningan, Jawa Barat seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Teten mencontohkan, Universitas Kuningan misalnya, lulusannya tidak boleh kalah dengan lulusan perguruan tinggi lain yang ada, terutama dalam menciptakan wirausaha muda. Hal ini pun dibuktikan dengan lulusan Universitas Kuningan yang saat ini sudah memiliki usaha dan beberapa cabang di Kuningan sendiri ataupun Bandung.

Baca juga: Teten Masduki Minta Kampus Bisa Ubah Pola Pikir Lulusan dari Pencari Kerja ke Pencipta Lapangan Kerja

Kerja sama yang dilakukan kata Teten, merupakan upaya dalam menyiapkan UMKM berbasis teknologi dan inovasi. Salah satunya dengan mengajak universitas-universitas di Indonesia dalam menyiapkan riset sehingga UMKM mampu menghasilkan produk berkualitas serta memiliki keunggulan tersendiri.

Dalam kesempatan tersebut, Teten juga melakukan dialog interaktif bersama beberapa mahasiswa Universitas Kuningan yang telah memiliki usaha. Di antara mereka sudah ada yang punya usaha mulai dari coffee shop, kuliner berupa snack, tote bag, hingga hijab. Bahkan alumni Universitas Kuningan sudah ada yang sukses dengan usaha minuman jeruk nipis asli JENIPER dan JENISA.

“Saya bangga sekali, mereka rata-rata mahasiswa masih kuliah tapi sudah punya bisnis. Nggak main-main, bahkan ada yang sudah punya cabang, dan omzet jutaan per bulan. Mereka bisa menjadi pioneer temen mahasiswa lainnya dalam mengembangkan bisnis,” kata Teten.

Saat ini kata Teten, penjualan produk UMKM sudah terhubung secara global. Bahkan pembelian hanya dilakukan lewat toko online di berbagai media sosial hingga tergabung dengan e-commerce.

Mahasiswa menyimak kuliah umum Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki dalam Kuliah Umum bertajuk Young Entrepreneur Wanted di Universitas Kuningan (Uniku), Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (16/7). 
Dok. KemenKopUKM Mahasiswa menyimak kuliah umum Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki dalam Kuliah Umum bertajuk Young Entrepreneur Wanted di Universitas Kuningan (Uniku), Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (16/7).

Salah satunya usaha coffee shop yang tengah marak saat ini. Teten mengatakan, salah satu usaha yang memiliki banyak penggemarnya dan lebih sustain adalah dengan usaha coffee shop. Bahkan mayoritas usaha kopi ini dikelola oleh generasi milenial.

"Keunggulan kopi kita itu enak, dan memang salah satu yang terbaik di dunia,” katanya.

KemenKopUKM menargetkan terciptanya satu juta wirausaha baru dari kalangan anak muda. Pihaknya berharap, kontribusi besar dari Universitas Kuningan dalam menciptakan wirausaha baru.

Universitas kata Teten, saat ini harus mengubah pola pikir melalui kurikulumnya dalam mencetak sarjana, untuk menjadi wirausaha berpendidikan yang berdaya saing dan inovatif dengan menciptakan lapangan kerja bukan lagi pencari kerja.

Universitas juga berperan penting dalam memajukan kewirausahaan, salah satunya dengan mendorong spin-off kewirausahaan berbasis riset ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga wirausaha memiliki inovasi, kompetitif, serta berdaya saing di pasar domestik maupun global.

Baca juga: Teten Masduki: Akar Budaya Indonesia Adalah Sumber Ekonomi Kreatif

Saat ini juga sudah ada Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional yang diharapkan mampu memberikan kemudahan, insentif, dan pemulihan bagi wirausaha, sehingga dapat melahirkan The Future SME yang berbasis teknologi, adaptif, dan kompeten.

“Jangan takut jadi pengusaha, yang penting semangat, memiliki konsep bisnis yang benar, dan mendorong potensi daerah. Pembiayaan 30 persen itu UMKM ke depannya akan semakin luas. Produk-produk mahasiswa juga bisa ikut belanja pemerintah yang diwajibkan, harus membeli produk UMKM,” ujar Teten.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau