Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hajjah Zaenab, Kembangkan UMKM dan Ajak Masyarakat Ikut Koperasi

Kompas.com - 18/07/2022, 21:54 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

MATARAM, KOMPAS.com- "Waktu membangun koperasi itu penuh perjuangan," ujar Hajjah Zaenab (52), Perintis Koperasi Putri Rinjani sekaligus pemilik usaha makanan ringan dengan merek Tapona Food. Itulah kalimat yang terucap saat Hajjah Zaenab menceritakan perjuangan membangun koperasi untuk kembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Hajjah Zaenab masih ingat betul dianggap gila saat mengajak perempuan-perempuan di desanya untuk berdikari. Hajjah Zaenab saat itu berupaya ingin mengubah desanya lewat koperasi dan produk UMKM. Berawal dari usaha keripik jagung, rumput laut, dan produk lainnya kini masyarakat Desa Bilibante bisa berkembang lewat Koperasi Putri Rinjani.

"Awalnya, saya dianggap gila. Saya bukan orang kaya tapi sampai segitunya memikirkan perempuan-perempuan di sekitar bisa diberdayakan. Menghadapi itu semua memang tidak mudah," ujar wanita yang hanya lulusan SMP itu.

Koperasi Putri Rinjani beranggotakan 32 orang dari beberapa dusun di Desa Bilibante. Modal yang dikelola sudah mencapai Rp150 juta. Dari Koperasi Putri Rinjani, lahir puluhan UMKM. Mereka kini berdikari dengan usaha dagang maupun jasa yang dikelola melalui Koperasi Putri Rinjani.

"Di UMKM ini tantangan yang mendasar itu cemoohan, cibiran orang di sekitar kan. Saya orang tak berpendidikan, mimpi terlalu besar tetapi dengan keyakinan, itu bisa kita lalui. Saya yakin saja bahwa kita berbuat, Allah akan membantu," kata Hajjah Zaenab.

Perintis Koperasi Putri Rinjani dan pemilik merek Tapona Food, Hajjah Zaenab memberikan pelatihan usaha kepada perempuan di Desa Kute, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada Selasa (3/12/2019). Dok. Pribadi Perintis Koperasi Putri Rinjani dan pemilik merek Tapona Food, Hajjah Zaenab memberikan pelatihan usaha kepada perempuan di Desa Kute, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada Selasa (3/12/2019).

Hajjah Zaenab merupakan wanita kelahiran Dusun Batu Rimpang, Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Nusa Tenggara Barat. Ia pun melanjutkan hidupnya di Desa Bilibante yang dikenal sebagai desa penghasil pasir pada tahun 1990.

Masyarakat Desa Bilibante mengandalkan mata pencaharian sebagai penggali pasir. Selain, itu masyarakat Desa Bilibante juga banyak yang memilih jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia. Sementara itu, para perempuan yang ditinggal suaminya menjadi TKI hanya bisa menunggu kiriman uang.

Hajjah Zenab mengawali usahanya sebagai pedagang sembako. Hajjah Zaenab berkeliling kampung ke kampung untuk berjualan sembako. Namun, ia ingin berkembang lebih dari sekedar pedagang sembako.

Hajjah Zaenab pun banyak menemukan hamparan tanaman jagung dan rumput laut saat berkeliling kampung. Ia pun berpikir bagaimana cara untuk memanfaatkan potensi tanaman jagung dan rumput laut. Di sisi lain, banyak tanaman jagung dan rumput laut yang terbuang sia-sia tanpa ada pengolahan yang berarti.

"Usaha yang saya jalani makanan berbahan jagung dan rumput lautnya dulu awalnya, awal sekali. Makanan-makanan tradisional itu saya campur dengan rumput laut itu semua pokoknya," kata Hajjah Zaenab.

Di tahun 2011, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menggaungkan program PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut). Sapi, jagung, dan rumput laut merupakan komoditas unggulan Nusa Tenggara Barat. Secara sosial budaya, ketiga komoditas tersebut sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari dengan masyarakat Nusa Tenggara Barat.

Saat itu, belum ada masyarakat yang mengenal UMKM. Hajjah Zaenab saat itu mulai bereksperimen untuk membuat produk-produk keripik jagung dan dodol rumput laut meski tanpa ilmu yang berarti. Namun, ia terus pantang menyerah meskipun banyak menemui kegagalan.

"Jadi saya berinovasi, coba gagal, coba gagal. Setelah jadi, saya ajarkan ke masyarakat," ujar Hajjah Zaenab.

Produk olahan keripik jagung, rumput laut dengan merek Tapona Food milik pengusaha UMKM asal Desa Bilibante, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Hajjah Zaenab (52). KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Produk olahan keripik jagung, rumput laut dengan merek Tapona Food milik pengusaha UMKM asal Desa Bilibante, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Hajjah Zaenab (52).

Ia pun kemudian mencari dan melatih 200 orang Desa Bilibante untuk membuat keripik jagung dan dodol rumput laut. Kriteria pertama yang dicari adalah orang yang mau bekerja dan mengubah hidupnya. Orang-orang yang dicari tersebut merupakan cikal bakal Koperasi Putri Rinjani berdiri.

"Cuma dari situ, saya ingin cari orang-orang yang bekerja keras. Akhirnya dari 200 orang itu terjaring 25 orang. Dari 25 orang saya bentuk koperasi. dari koperasi itulah makanya terbentuklah beberapa UMKM," kata Hajjah Zaenab.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau