Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Katarina, Punya Penghasilan Rp400 Juta Setahun dari Olahan Limbah Kain Perca

Kompas.com - 29/07/2022, 19:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Siapa sangka limbah kain perca bisa menghasilkan omzet ratusan juta rupiah? Ya, limbah kain perca di tangan Katarina Duhendar Triningrum (48) bisa laris manis bahkan hingga keluar negeri. Jalan Argopuro, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Katarina memulai bisnis aksesoris dari bahan limbah kain perca pada tahun 2014. Ia memproduksi aneka tas trendi di bawah kelompok UMKM Griya Srikandi. Awal bisnisnya malah berasal dari bank sampah.

"Mulanya, saya bergerak di bank sampah pada 2013. Karena nilai jual sampah plastik cenderung turun, saya putar otak lantas beralih ke kerajinan tas kain perca satu tahun berikutnya. Bank sampah adalah Cikal bakal UMKM Griya Srikandi," kata Katarina seperti dikutip dari Surya.co.id.

Modal awal Katarina saat membangun Griya Srikandi hanya Rp2 juta. Modal tersebut berasal dari tabungan hasil dari bank sampah.

Bahan kain perca Katarina beli dari sebuah perusahaan garmen di Kota Probolinggo. Dengan uang sebanyak itu, Katarina mendapat 62 kg kain perca. Sekilonya berisi lima lembar kain jeans beragam ukuran.

Katarina kemudian mendedikasikan pojok rumahnya sebagai tempat produksi kerajinan kain perca. Tempat produksinya seluas 8x11 meter. Di sanalah, produk tas dengan merek D Recy lahir.

"Cara membuat tas kain perca saya peroleh dari tayangan YouTube. Dalam proses pembuatannya tak ada kendala berarti. Saya punya keahlian menjahit," ujar Katarina.

Dari sana, tas D Recy mulai dipasarkan. Namun, tak banyak konsumen yang tertarik dengan produk D Recy. Katarina menduga tas buatannya berdesain monoton.

Inovasi pun ia lakukan. Setahun setelah bisnisnya berjalan, sejumlah ornamen bordiran membentuk bunga dan kain bekas potongan batik ditambahkan. Hasilnya, tas D Recy tampak elok dan kekinian.

Produk tas D Recy pun bertambah. Katarina memperbanyak jenis tas antara lain sling bag, tas jinjing, totebag, mini bag, clutch, dan ransel. Selain produk tas kain perca, Katarina juga memproduksi masker dan sepatu kain perca.

"Saya membanderol tas dengan harga mulai Rp 80 ribu- Rp 350 ribu. Kami menerima permintaan desain atau model tas yang diinginkan pembeli," ujar Katarina.

Banyaknya model tas dan desain modis itu sukses memikat pembeli daari sejumlah daerah di Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Bali. Katarina pun bahkan bisa bisa meraup untung Rp 400 juta dalam setahun. Tas D Recy pun menembus pasar ekspor.

Produknya bisa masuk pasar Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Dua di antara negara Eropa tujuan ekspor tas trendi buatan Katarina adalah Swedia dan Belanda.

"Ada pula pembeli mancanegara, antara lain Malaysia, Korea Selatan, Filiphina, Swedia, Belanda, dan Amerika. Mereka membeli tas kain perca D Recy saat melakukan kunjungan di Kota Probolinggo," urainya.

Berdayakan ibu-ibu 

Sedari awal, Katarina punya semangat pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan tersebut dilakukan dengan membuka lapangan kerja, terutama bagi ibu-ibu di kampungnya. Apalagi, permintaan produk D Recy semakin meningkat.

Untuk memenuhi permintaan, Katarina memberdayakan emak-emak di sekitar kampung. Ada empat emak-emak yang membantunya memproduksi kerajinan kain perca.

Jika pesanannya melimpah, dia bakal menambah jumlah karyawan hingga puluhan orang.

"Sesuai namanya Griya Srikandi, 90 persen karyawan didominasi perempuan," tambah Katarina.

Sementara, Endang (42) warga Triwung Lor, Kademangan, Kota Probolinggo menyebut sudah bekerja selama empat tahun di Griya Srikandi.

Dia bekerja sebagai penjahit kerajinan kain perca. Endang sudah memiliki keterampilan menjahit sejak kecil.

"Selain mengisi waktu luang, saya bekerja untuk membantu suami. Saya sudah empat tahun bekerja di Griya Srikandi," ujarnya.

UMKM Griya Srikandi terus berkembang. Katarina pun menyiapkan penjualan berbasis daring.

(Danendra Kusuma/Surya.co.id)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kenali 5 Strategi Bisnis Sayuran Online

Kenali 5 Strategi Bisnis Sayuran Online

Training
Pilihan Ide Bisnis Berkelanjutan yang Punya Dampak Baik buat Bumi

Pilihan Ide Bisnis Berkelanjutan yang Punya Dampak Baik buat Bumi

Training
Pahami Strategi Kembangkan Bisnis Ekspor Buah Segar

Pahami Strategi Kembangkan Bisnis Ekspor Buah Segar

Training
Richard Theodore, Pebisnis Kuliner yang Sukses Hasilkan Omzet Puluhan Miliar Rupiah

Richard Theodore, Pebisnis Kuliner yang Sukses Hasilkan Omzet Puluhan Miliar Rupiah

Jagoan Lokal
Pernah Merugi Berbisnis Beras dan Kayu, Titin Sukses jadi Perajin Layang-layang

Pernah Merugi Berbisnis Beras dan Kayu, Titin Sukses jadi Perajin Layang-layang

Jagoan Lokal
Argopandoyo dan Vera Tjahyani, Pasutri yang Rintis Bisnis Home Decor dari Sampah

Argopandoyo dan Vera Tjahyani, Pasutri yang Rintis Bisnis Home Decor dari Sampah

Jagoan Lokal
Program Jagoan Banyuwangi jadi Program Percontohan Pengembangan Nasional

Program Jagoan Banyuwangi jadi Program Percontohan Pengembangan Nasional

Training
Cara Tan Ek Tjoan Bakery Bertahan dari Persaingan Bisnis dan Perubahan Zaman

Cara Tan Ek Tjoan Bakery Bertahan dari Persaingan Bisnis dan Perubahan Zaman

Training
Ingin Branding Bisnis Lewat Video? Ini Modal yang Kamu Butuhkan

Ingin Branding Bisnis Lewat Video? Ini Modal yang Kamu Butuhkan

Training
Melihat Geliat Kampung Layang-layang di Cimande Kabupaten Bogor

Melihat Geliat Kampung Layang-layang di Cimande Kabupaten Bogor

Jagoan Lokal
3 Hal yang Harus Dipelajari Pemandu Arung Jeram dalam Bisnis Rafting

3 Hal yang Harus Dipelajari Pemandu Arung Jeram dalam Bisnis Rafting

Training
KAWFEST 2024 Digelar di Sarinah pada 25-28 April, Ada Beragam Produk UMKM Wastra

KAWFEST 2024 Digelar di Sarinah pada 25-28 April, Ada Beragam Produk UMKM Wastra

Program
Mengintip Sistem Kerja Sama Bisnis Arung Jeram Sungai Elo di Magelang

Mengintip Sistem Kerja Sama Bisnis Arung Jeram Sungai Elo di Magelang

Jagoan Lokal
Desa Devisa Batik Aromaterapi Binaan LPEI Berhasil Ekspor ke Amerika

Desa Devisa Batik Aromaterapi Binaan LPEI Berhasil Ekspor ke Amerika

Program
Tembus Pasar Global, Dua Brand Tanah Air Luncurkan Koleksi Tas di Singapura

Tembus Pasar Global, Dua Brand Tanah Air Luncurkan Koleksi Tas di Singapura

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com