Wahyu menyebutkan, setidaknya ada enam tahap pengolahan biji kopi agar siap dijadikan bahan yang siap jual dan berharga ekonomi tinggi antara lain.
Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan pemisahan antara buah dan kotoran yang menempel serta buah yang berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan juga buah yang berwarna merah dengan buah yang kuning atau hijau.
Untuk mengupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas agar hasilnya maksimal. Hasil dari proses pengupasan kulit buah melalui mesin ini adalah biji yang masih memiliki kulit tanduk, atau disebut juga biji kopi HS.
Fermentasi biji kopi yang telah dikupas bisa dilakukan dengan memendam biji kopi dengan air bersih. Apabila lapisan sudah hilang, proses fermentasi bisa dikatakan selesai. Setelah itu cuci bersih biji kopi.
Langkah selanjutnya adalah pengeringan biji kopi, hal ini bisa dilakukan dengan mesin maupun dengan sinar matahari.
Untuk hasil maksimal pengeringan bisa dilakukan dengan sinar matahari sekitar 2-3 minggu dan akan menghasilkan biji kopi dengan kadar air berkisar 12%.
Kadar air 12% ininlah yang menjadikan kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa dan tahan serangan jamur.
Setelah dihasilkan pengeringan maksimal, lakukan sortasi akhir. Tujuannya untuk memisahkan kotoran dan biji kopi yang pecah. Selanjutnya, biji kopi dikemas dan disimpan sebelum didistribusikan sebagai produk UMKM bernilai tinggi.
"Dengan kualitas kopi terbaik dan diolah juga dengan ilmu saya yakin kopi khas Purworejo akan menjadi UMKM yang maju ke depannya," ucap wahyu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.