BORONG, KOMPAS.com - Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kopi Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur menembus pasar ekspor ke negara-negara Eropa dan Asia. Kopi Manggarai Timur sudah terjual ke Belanda, Jerman dan Italia.
Dampak ekspor kopi di kawasan Lembah Kopi Colol, Manggarai Timur tersebut menjadi harga jual kopi dari petani sangat bagus yakni Rp 29.000 per kilogram.
Hal tersebut dijelaskan pegiat sekaligus pemilik Kopi Po'ong di Desa Uluwae, Kecamatan Lambaleda Timur, Agustinus Andre Djasmin, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu di sel-sela kegiatan sosialisasi Keamanan Pangan dan Halal Kabupaten Manggarai Timur di Aula Kevikepan Borong.
Biasa disapa Andre Po'ong menjelaskan, kopi dengan cita rasa tinggi dari kawasan Lembah Kopi Colol diminati oleh pasar-pasar dari negara Eropa.
"Beberapa waktu lalu, saya mengirim kopi sebanyak 1 ton kepada jejaring kopi di Kabupaten Ngada dengan harga yang bagus. Tahun lalu, kopi dari Manggarai Timur diekspor ke Jerman," jelas Andre Po'ong.
Jejaring Kopi Ngada, lanjut Andre Po'ong meminta dirinya untuk stok 10 ton. Salah satu jaringan kopi di Kota Bajawa membutuhkan stok 10 ton kopi robusta.
"Era sekarang kerja jaringan memudahkan penjualan kopi dan harga penjualan kopi pasti bagus," ujar Andre Po'ong.
Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur menunjukkan, untuk kopi Arabika produksi pada tahun 2021 berjumlah 3,784,79 ton dari 9,416, 27 luas areal hektar. Lahan perkebunan kopi tersebut dimiliki oleh 15.788 kepala keluarga di 12 kecamatan di Manggarai Timur.
Sementara itu, untuk kopi robusta, produksi 2021, 6,431,53 ton dari luar areal 18,501,78 hektar. Lahan tersebut dimiliki dengan jumlah pemilik kebun kopi 31.676 kepala keluarga dari 12 kecamatan di Manggarai Timur.
Andre Po'ong mengatakan, dirinya sudah mendaftarkan merk kopi Po'ong ke dalam Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Mudahnya pengurusan HAKI dinilai sebagai dampak kemudahan aplikasi di era teknologi yang bisa dikirim dari pelosok Manggarai Timur.
"Ini aplikasinya yang sudah saya daftar di Kemenkumham untuk mendapatkan HAKI. Saya tinggal update lagi untuk masa tiga tahun ke depannya. Teknologi yang terus berkembang saat ini memudahkan pegiat- pegiat dan pemilik kopi untuk mendaftarkan secara online," tambah Andre Po'ong.
Andre Po'ong mengikuti Sosialisasi Keamanan Pangan dan halal yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian, perdagangan dan Koperasi Manggarai Timur agar Kopi Po'ong mendapatkan sertifikat halal. Label halal memudahkan produk-produk lokal dipasarkan di berbagai pasar lokal, regional, nasional dan internasional.
"Saya harus tahu aturan sesuai dengan regulasi agar produk merk Kopi Po'ong mendapatkan label Halal untuk memudahkan penjualan kopi di supermarket dan kedai-kedai kopi di seluruh Indonesia. Kopi kemasan Po'ong harus ada label halalnya," kata Andre Po'ong.
Data yang dihimpun Kompas.com, Belanda dan Manggarai Timur memiliki ikatan sejarah kopi sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
Waktu itu Belanda membuat sayembara tanam kopi di seluruh Indonesia. Sayembara itu dimenangkan oleh seorang petani di kawasan Lembah Colol, Kabupaten Manggarai Timur.
Hadiahnya, Ratu Belanda menghadiahkan Bendera Belanda kepada petani tersebut. Bendera Belanda itu masih disimpan di sebuah peti khusus di rumah keluarga tersebut. Bahkan bendera itu dianggap barang keramat oleh keluarga tersebut.
Selain produk kopi robusta dan arabika, petani di kawasan Lembah Colol juga memproduksi kopi Juria. Orang Colol menyebutnya kopi Tuang dan juga produksi kopi yellow catura.
Kopi dari Lembah Colol menjadi cikal bakal tanaman kopi di seluruh Nusa Tenggara Timur.
Jalur perdagangan kopi dari Manggarai Timur dimulai dari petani ke penadah atau pembeli lokal dijual ke pengusaha kopi di Kota Ruteng dan Borong lalu dimuat dengan ekspedisi ke Kota Surabaya, Jawa Timur melalui pelabuhan Labuan Bajo atau Pelabuhan Ende. Dari Surabaya kemungkinan besar diekspor ke luar negeri.
Andre Po'ong menceritakan, ada seorang misionaris dari Manggarai Timur yang bermisi di Negara Meksiko membawa produk Kopi Po'ong untuk diperkenalkan di Negara Meksiko. Waktu itu, misionaris itu sedang libur di Manggarai Timur. Saat kembali ke tempat misinya, ia membawa produk kopi dari Manggarai Timur.
"Sebagai pegiat kopi, saya bangga dengan produk kopi Manggarai Timur yang diperkenalkan di negara Amerika Latin. Selain itu, ada teman sesama pegiat kopi dari kawasan Colol sudah mengekspor kopi biji ke negara Eropa," ujar Andre Po'ong.
Pengamatan Kompas.com, kedai-kedai kopi bermunculan di sembilan Kabupaten di Flores. Minat minum kopi sangat tinggi di masyarakat Flores dan juga wisatawan asing yang berwisata di Pulau Flores.
Saat ini pasar untuk menjual kopi di sejumlah kedai Kopi di Kota Super Premium Labuan Bajo, Kota Ruteng, Kota Borong, Kota Bajawa, Kota Mbay, Kota Ende, Kota Maumere, Kota Larantuka dan Kota Lembata.
Bahkan di banyak kedai Kopi di Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kedai-kedai kopi ini milik orang lokal dan pegiat kopi millenial. Bahkan orang lokal yang menjadi barista kopi.
Ini artinya bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kopi terus meningkat dan dikelola sendiri oleh orang lokal Flores. Banyak orang lokal terjun di wirausaha kopi karena pasarnya dan pendapatnya menjanjikan peningkatan pendapatan ekonomi keluarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.