KOMPAS.com - Namanya belajar, tentu butuh waktu dan kesabaran ekstra karena butuh proses. Terlebih lagi jika seseorang tidak punya pengetahuan dasar tentang apa yang sedang atau akan dipelajarinya.
Berbicara tentang belajar, aktivitas ini berlaku di dalam setiap aspek kehidupan, termasuk saat seseorang ingin meningkatkan karirnya.
Adakah kiat khusus untuk belajar? Tentu ada, berikut 7 kiatnya yang mungkin bisa diterapkan di tempat kerja, seperti dilansir dari Cermati.com.
Pertama-tama, kenali dulu seperti apa budaya di tempat kerja karena tidak semua orang di perusahaan welcome dengan karyawan yang haus untuk belajar. Takutnya malah dinilai cari perhatian atau ambisius, yang sejatinya dapat menurunkan minat untuk belajar.
Jika ternyata orang di dalamnya juga haus belajar, selanjutnya kamu perlu kenali waktu yang pas untuk belajar. Apakah boleh saat jam kerja atau di luar jam kerja?
Tentang hal ini, sebaiknya tanyakan kepada senior di kantor. Sekalian pendekatan, tentu tidak masalah kan?
Salah satu tujuan belajar adalah untuk meningkatkan kualitas diri agar kamu bisa bersaing secara sehat di dunia kerja demi kemajuan karir. Tetapi, alangkah baiknya jika kamu menentukan tujuan spesifik dari hal yang ingin dipelajari.
Misalnya, ingin mahir dan berani berbicara di tempat umum. Maka keahlian yang dibutuhkan adalah teknik mengolah kata-kata yang dapat diasah dengan meningkatkan intensitas mengambil peran saat meeting.
Peran yang diambil bisa berupa aktif bertanya atau memberikan feedback terhadap sesi wawancara yang telah berlangsung. Alhasil, kamu terbiasa “bersuara” di depan umum.
Belajar bukan berarti kamu tidak punya keahlian apapun, tapi sebaliknya. Kamu sudah punya beberapa keahlian dan ingin mengembangkannya untuk memperkaya diri. Nah, untuk keahlian yang sudah dimiliki, kamu bisa tuliskan dan sederhanakan menjadi sub-keahlian.
Misalnya, jika kamu ingin mempelajari cara merapikan file keuangan, maka sub-keahlian yang perlu dikuasai adalah tentang mengetik, menghitung, membuat dokumen, dan kompresi file agar bisa dikirim melalui email.
Jadi, antara keahlian dan sub-keahlian dibuat terpisah untuk memudahkanmu dalam memilah apa yang akan dipelajari selanjutnya.
Belajar tidak ada yang mulus. Segudang hambatan mungkin akan datang dalam proses belajar, tapi menyerah bukan jawaban atas masalah.
Sebaliknya, identifikasilah masalah yang mungkin akan muncul dalam proses belajar. Misalnya dalam hal waktu karena kamu harus memastikan jika pekerjaan utama selesai terlebih dahulu, baru belajar.
Itu artinya, kamu harus atur waktu sebaik mungkin agar dua pekerjaan dapat diselesaikan tanpa harus mengorbankan salah satu diantaranya.
Mempelajari suatu keahlian dari 0 tentunya lebih sulit, maka sebaiknya luangkan waktu untuk belajar ilmu dasarnya. Jadi ketika proses belajar dimulai, kamu tidak terlalu bingung.
Jika misalnya tujuanmu ingin ahli berkomunikasi, setidaknya kamu sudah menguasai cara mengatur nada bicara, memilih kata yang baku maupun non baku.
Ketika ilmu dasarnya sudah dikuasai, kamu tinggal mempelajari bagian terpentingnya. Cara ini bisa dikatakan akan menghemat waktu, tenaga, maupun materi yang dikeluarkan.
Baca juga: Jadi Alternatif Tempat Kerja, Inilah Maksud dari Coworking Space dan Sederet Manfaatnya
Bukan satu atau dua, terdapat banyak keahlian yang dapat dipelajari di tempat kerja. Namun, mempelajari semuanya secara sekaligus tentu tidak mungkin karena waktu yang kamu punya di tempat kerja sangatlah terbatas.
Dalam prosesnya nanti, cobalah untuk fokus pada satu keahlian terlebih dahulu sampai benar-benar menguasainya. Jika belum kuasai betul, alangkah baiknya untuk tidak beralih mempelajari keahlian lain.
Tujuannya agar kamu bisa menguasainya secara menyeluruh tanpa lelah yang berarti. Di sisi lain, kamu juga bisa menghemat lebih banyak waktu.
Selain membosankan, belajar keahlian tertentu di tempat kerja tentu lebih sulit. Sebab, keahlian yang dipelajari berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari. Inilah alasan kenapa seorang mentor dibutuhkan ketika kamu ingin mempelajari keahlian baru di tempat kerja.
Mentor yang akan menjelaskan manfaat dari keahlian tersebut dan implementasinya dalam memudahkan pekerjaan. Makanya, carilah mentor yang tepat agar proses belajar menjadi menyenangkan.
Tapi ingat, kamu tidak bisa berharap lebih pada seorang mentor karena pekerjaannya bukan hanya mengajarimu. Berarti jika mentor sudah memberikan ilmu dasar, kamu yang harus mengulik sampai ke akarnya. Jika ada hal yang kurang dimengerti, barulah tanyakan mentor.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.