"Teknologi itu bukan bertujuan untuk mensubstitusi orang, tetapi memudahkan, meningkatkan produktivitas, daya saing, efisiensi," katanya.
Baginya, teknologi pertanian dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam menjalankan agribisnis. Dia memiliki cita-cita, untuk produk pertanian asal Kota Batu memiliki hasil yang berkualitas sehingga dapat dipasarkan di toko-toko ritel.
"Kita ngomong benefit, produktivitas meningkat, efisiensi meningkat, keberlanjutan berjalan. Sehingga produk yang dihasilkan harus berkualitas sesuai standar, nanti akan memiliki daya saing, pasti akan dicari, tinggal bagaimana memperluas jaringan pasarnya," katanya.
Dia berharap kolaborasi dengan Universitas Brawijaya terus berlanjut untuk kerjasama edukasi tentang agribisnis. Sebab, penerapan teknologi pertanian yang ada belum diterapkan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir.
"Harapannya kolaborasi ini terus berlanjut bagaimana tadi soal penanganan hama dengan teknologi, terus dari mungkin sisi peningkatan ekonomi dibantu oleh FEB (Fakultas Ekonomi Bisnis), sehingga ini bisa menjadi program prototipe yang benar-benar dari hulu hingga hilir prosesnya berjalan dengan baik dan diterapkan di tempat-tempat lainnya," katanya.
Ketua Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya, Muhammad Aziz Muslim mengatakan, pihaknya sedang membuat suatu sistem percontohan implementasi teknologi di bidang pertanian atau berbasis IoT.
Sistem tersebut berupa perangkat yang dapat dikendalikan melalui smartphone untuk melakukan kegiatan pertanian secara otomatis. Diantaranya seperti penyiraman, pengaturan kelembaban, pengaturan pH pupuk, kadar CO (karbon monoksida) dan lainnya.
"Perangkat ini secara otomatis mengendalikan kondisi greenhouse sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan oleh petani," kata Aziz saat ditemui pada Senin (12/12/2022).
Menurutnya, teknologi IoT sangat dekat dengan generasi muda karena mekanisasi pertanian dapat dikendalikan oleh perangkat smartphone.
"Kami juga memberikan pelatihan kepada petani, tentang penerapan IoT di bidang pertanian dengan workshop hands-on menggunakan modul ESP32 dengan sensor kelembaban tanah, sensor suhu serta relay untuk mengaktifkan pompa," katanya.
Aziz menyampaikan, pihaknya dalam kegiatannya juga memperkenalkan penerapan alat pengukur unsur hara tanah pada pohon jambu kristal.
Alat tersebut berbentuk tiang panjang dan ditengahnya terdapat modul elektronik dengan smartphone. Dengan alat itu dapat mengukur unsur nitrogen, fosfat dan kalium yang dibutuhkan tanah untuk tanaman ketika melakukan pemberian pupuk.
Cara itu bila diterapkan dapat menghindari kesalahan pemberian pupuk yang tidak sesuai dan dapat mengakibatkan menjadi racun. Bila pemberian pupuk sesuai juga akan mengurangi ongkos biaya produksi.
"Karena kebutuhan nutrisi tanaman itu berbeda-beda, sehingga dengan pemupukan yang sesuai, misal saat masa pertumbuhan biasanya membutuhkan pupuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi, kemudian saat pembuahan itu dibutuhkan pupuk dengan fosfat dan kalium yang tinggi, ini yang kadang petani masih belum sesuai pemberian pupuknya," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.