Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Pelaku UMKM di Kota Batu, AHY Bocorkan Strategi untuk Majukan Ekonomi RI

Kompas.com - 08/02/2023, 15:54 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan para pengusaha muda di Kota Batu, Jawa Timur pada Rabu (8/2/2023) untuk memberikan strategi-strategi untuk memajukan UMKM di Kota Batu.

AHY mengatakan, pelaku UMKM secara nasional menjadi bagian yang terdampak sewaktu meningkatnya kasus pandemi Covid-19 di tahun 2020 hingga 2022. Padahal menurutnya, keberadaan UMKM selama ini memiliki peran menjadi katup penyelamat ekonomi nasional.

Dalam kegiatan itu, AHY bertemu dengan para pelaku ekonomi kreatif yang tergabung dalam Gekrafs Kota Batu. Mereka merupakan pengusaha tanaman hias, pemilik toko oleh-oleh kerajinan tangan dan lainnya.

Baca juga: UMKM Jadi Penyumbang Terbesar Perkembangan Ekonomi di Kalbar

Dia berharap, keberadaan organisasi tersebut dapat berperan penting untuk mengembangkan UMKM yang ada di Kota Batu.

"Gekrafs ini memiliki fokus pengembangan 17 sub sektor ekonomi kreatif, menurut saya pilih salah satu yang bisa menjadi kekuatan dan memiliki potensi untuk bisa dikembangkan di Kota Batu ini, saya sangat apresiasi bagaimana Gekrafs Kota Batu berupaya meningkatkan peran ekonomi melalui UMKM," kata AHY pada Rabu (8/2/2023).

Dia juga memberikan saran terkait kualitas pemasaran produk-produk UMKM asal daerah di Indonesia yang harus bisa bersaing dengan negara-negara lain. AHY juga mencontohkan persoalan terkait packaging atau pengemasan yang harus dilakukan dengan baik supaya produk laku di pasaran.

"Permasalahan utama bukan produk tidak berkualitas, tetapi pemasarannya. Produk-produk asal Jepang itu memiliki packaging yang bagus, sehingga menjadi kekuatan mereka. Dalam dunia yang serba digital ini, harus bisa membuat produk yang menarik, bila produknya bagus tapi packaging tidak bagus, ya orang tidak tertarik," katanya.

Perlu Pendampingan

Selain itu, AHY juga menyoroti soal masih perlunya pendampingan para pelaku UMKM terkait pemasaran digital secara intensif oleh berbagai pihak. Sebab terkadang, pendampingan tidak dilakukan secara komprehensif sehingga para pelaku UMKM masih kurang bisa memahami.

"Belum semua pelaku UMKM bisa menggunakan e-commerce dengan baik, ini masih perlu pendampingan, jangan sampai hanya memasarkan lingkup kecil, tapi harus lintas batas, luar daerah hingga ke negara lain," katanya.

AHY juga mengingat, bagaimana semangat kreativitas para kaum disabilitas dari Shining Tuli di Kota Batu untuk bisa berdaya di masyarakat, meskipun memiliki keterbatasan fisik. 

"Mereka meskipun memiliki keterbatasan, tetapi tetap kreatif, mereka bilang tidak perlu dikasihani tapi diberdayakan dengan memiliki ruang yang sama bersama masyarakat pada umumnya. Saya sering menggunakan batik motif apel produk mereka, ketika ada yang tanya saya jelaskan bagaimana perjuangan mereka," katanya.

Baca juga: Kuralin Bag, Produk UMKM Unggulan Pesisir Barat Sumbar

Selain bertemu pelaku UMKM, AHY juga bertemu dengan para anggota HIPMI Kota Batu dan organisasi lainnya. Keberadaan HIPMI Kota Batu dinilai sebagai kawah penggemblengan para pengusaha muda.

Dia memberi saran bagaimana saat ini para pelaku usaha jangan lagi merasa tersaingi satu sama lain. Melainkan harus saling berkolaborasi yang menurutnya akan lebih menguntungkan.

Meskipun, dalam dunia usaha tidak bisa menghindari kompetisi, tetapi dapat mengedepankan kebersamaan.

"Ada yang sudah memiliki network luas jangan merasa tersaingi, semangat saat ini bukan kompetisi tapi kolaborasi, akan lebih baik untung bersama daripada maju sendirian, ada kata-kata bijak If You Want To Go Fast, Go Alone, But If You Want Go Far, Go Together, artinya saling bantu, itu semangatnya," katanya.

AHY ingin mendukung terwujudnya Indonesia pada tahun 2045 dapat menjadi negara maju saat genap berusia 100 tahun. Dia berharap, masyarakat memiliki pemahaman bahwa Indonesia merupakan negara besar yang harus bisa bersaing dengan negara-negara lainnya.

"Kita harus punya pemahaman bahwa Indonesia negara besar, harus tampil di dunia. Mudah-mudahan di tahun 2045, Indonesia bisa menjadi negara maju, tidak hanya berkembang saja. Kita harus terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini sekitar 5 persen, yang seharusnya bisa di angka 6 sampai 7 persen," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau