LEBAK, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menargetkan semua pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masuk ekosistem digital.
Ekosistem digital akan memudahkan dalam pemasaran sehingga dapat meningkatkan omzet pendapatan.
"Kami saat ini masih dalam proses pendataan di lapangan," kata Kepala Bidang UMKM pada Dinas UKM dan Koperasi Kabupaten Lebak, Abdul Waseh seperti dikutip dari Antara.
Berdasarkan data pelaku UMKM di Kabupaten Lebak tahun 2022 tercatat sebanyak 56.000 unit usaha dengan penyerapan lapangan pekerjaan hingga ribuan orang.
Selain itu juga perguliran uang dari transaksi penjualan hingga miliaran rupiah per tahun.
Namun, kata Waseh, kebanyakan pemasaran pelaku UMKM itu masih tradisional dan belum masuk ke ekosistem digital.
Mereka pelaku UMKM yang masuk ekosistem digital sekitar 20 persen dari 56.000 unit usaha itu.
Dengan demikian, omzet pendapatan pelaku UMKM dinilai berjalan di tempat dan pemasarannya belum begitu luas.
Oleh karena itu, pemerintah daerah menargetkan semua pelaku UMKM wajib masuk ekosistem digital.
Keunggulan ekosistem digital itu, karena pemasaranya bisa menembus pasar domestik dan mancanegara.
"Kami meyakini dengan masuk ekosistem digital itu dipastikan UMKM tumbuh dan berkembang, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat juga mampu mengatasi kemiskinan,"kata Waseh.
Menurut Waseh, pihaknya tahun ini juga memberikan pelatihan terhadap pelaku UMKM agar bisa memasarkan produk menggunakan aplikasi digitalisasi media sosial, memahami broadcasting, bisnis e-commerce, konten digital, e-learning, dan bisnis afiliasi.
Selain itu juga bagaimana cara memposting produk UMKM hingga ke lokapasar serta media sosial.
Para pelaku UMKM di Kabupaten Lebak sebagian besar bergerak di bidang perdagangan dan kerajinan bambu, kain batik, serta aneka makanan kuliner.
"Kami berharap semua pelaku UMKM masuk ekosistem digital dan tidak lagi memasarkan secara konvensional," kata Waseh.