Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Baru Jualan di Media Sosial, Apa Itu Community Commerce?

Kompas.com - 22/05/2023, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren social commerce masih banyak digunakan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Social commerce sendiri memanfaatkan media sosial untuk berjualan.

Beberapa platform media sosial yang menyediakan social commerce seperti Tiktok, Facebook, dan Instagram. Dalam social commerce, hubungan antara penjual dan konsumen lebih dekat tanpa harus berpindah platform untuk melakukan transaksi jual beli.

Kini, ada tren pemasaran yang berkembang yakni community commerce. Apa itu community commerce?

Incubation Lead TikTok Shop Indonesia, Vonny Ernita Susamto mengatakan, community commerce merupakan sesuatu istilah yang baru dan belum banyak didengar. Vonny menyebutkan, community commerce adalah bagian dari social commerce.

"Community Commerce, sebuah jenis social commerce yang didorong oleh kreator yang melakukan pemasaran dari mulut ke mulut atau word of mouth," ujar Vonny dalam temu media beberapa waktu lalu.

Vonny mengatakan, platform Tiktok adalah media sosial yang menerapkan community commerce. Vonny menambahkan, para pelaku community commerce biasanya menggabungkan konsep penjualan dengan entertainment.

"TikTok ada di persimpangan antara commerce, konten yang menghibur, dan komunitas, di mana sebuah konten organik bisa menjadi trending secara cepat, dan menciptakan permintaan secara global," kata Vonny.

Dalam community commerce, pelaku UMKM tak selalu mengutamakan konten produk yang langsung bisa dijual. Pelaku UMKM bisa membuat konten-konten menarik, interaktif, dan edukatif untuk menarik calon pembeli di media sosial.

Setelah mendapatkan followers, pelaku UMKM bisa menyelipkan konten-konten untuk berjualan. Dengan begitu, media sosial tak langsung digunakan secara hard selling.

Head of Small Business TikTok Indonesia, Pandu Nitiseputro mengatakan, konten yang autentik dan menghibur adalah kunci untuk menarik interaksi dan partisipasi dalam community commerce. Menurutnya, interaksi antar brand, kreator, dan komunitas inilah yang akhirnya mendorong keputusan konsumen untuk berbelanja.

"Untuk membantu pelaku bisnis, termasuk UMKM menerapkan hal tersebut, kami selalu berupaya untuk menyediakan berbagai fitur serta solusi bisnis yang berlandaskan konsep Shoppertainment. Melalui konsep ini, kami terus mendorong para merchants untuk menciptakan unsur hiburan terlebih dahulu atau entertainment first, hingga kemudian komunitas TikTok tertarik untuk membeli produk tersebut (commerce later)," ungkap Pandu.

 

Promosikan UMKM Anda dengan beriklan di jaringan Kompas Gramedia lewat Pasangiklan.com. Konsultasikan strategi iklan bisnis Anda bersama tim sales Pasangiklan.com sekarang.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com