KOMPAS.com - Achmad Latief tak pernah menyangka, batik buatannya diminati di pasar mancanegara.
Tak hanya memperluas pasarnya hingga ke luar negeri, Achmad juga berhasil menembus omzet miliaran rupiah.
Namun, kesuksesan Achmad sebagai pejuang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak datang secara instan.
Sebelum berhasil mendapatkan omzet miliaran dan menjangkau pasar luar negeri, Achmad telah menjalani perjalanan bisnis yang berliku dan penuh tantangan.
Pada tahun 2008, pria berusia 37 tahun ini membuka usaha batiknya sendiri di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Namun, kios batik milik Achmad harus ditutup total pada saat pandemi Covid-19.
Hal ini menyebabkan omzetnya anjlok drastis hingga nol rupiah dan membuatnya bangkrut. Dalam kondisi itu, Achmad mendapatkan saran dari rekannya, untuk memulai bisnis online.
Akhirnya tahun 2020, Achmad memutuskan membuka toko online di marketplace dengan pertimbangan pangsa pasar yang luas dan menjangkau seluruh Indonesia.
Diakui Achmad, awalnya ia kebingungan menjalankan bisnis online-nya. Namun, tak pantang menyerah, Achmad terus belajar dengan giat hingga mampu memahami seluk-beluk berjualan secara digital.
"Awalnya, saya ragu dan bingung. Saya terbiasa jualan langsung ketemu orangnya, ini tiba-tiba cuma pakai handphone dan komputer saja,” ujar Achmad seperti dikutip dari Antara, Rabu (9/8/2023).
“Tapi, perlahan-lahan saya mulai menikmati dan ternyata enggak sesulit yang saya bayangkan. Saya juga ikut Bimbel Shopee, dan diajari caranya memulai bisnis secara online. Ya, akhirnya saya menikmati sekali jualan online ini,” lanjutnya.
Perjuangan dan kerja kerasnya mulai membuahkan hasil, omzetnya secara perlahan meningkat dan membuatnya semakin semangat untuk terus berkembang.
Pada akhir tahun 2021, omzet usaha Achmad terus meningkat dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah.
Pria ini bahkan berhasil membangun gudang dan rumah produksi di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Hingga puncaknya, pada bulan Ramadhan lalu, Toko Zahra 27 milik Achmad mampu menyentuh omzet hingga miliaran rupiah.
Tak berpuas diri dengan kesuksesan di pasar dalam negeri, Achmad mengembangkan sayap ke pasar internasional dengan memanfaatkan program Ekspor Shopee.
Ia tak menyangka bisa dengan mudah memasarkan dan menjual produk batiknya ke luar negeri. Ekspor perdananya merupakan pengiriman ke Malyasia. Kini, produk batik buatannya bukan hanya merambah pasar Malaysia, tapi juga Singapura.
Sebagai pejuang UMKM, Achmad merasa bangga bisa mengenalkan produk dalam negeri ke dunia luar.
“Sebagai penjual batik, ya, saya bangga sekali produk saya bisa dibeli oleh orang luar negeri, terutama pelanggan kami di Singapura dan Malaysia. Karena memang semudah itu, jadi, saya bisa jual ratusan produk per bulan. Jadi, sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan,” kata Achmad.
Menurut Achmad, kemudahan seperti ini sangat membantu para pelaku UMKM terus berkembang dan go global.
Berkat bisnisnya yang semakin stabil, Achmad saat ini mampu memberdayakan keluarga dan puluhan warga di lingkungan rumahnya untuk menuangkan ide dan tenaga dalam mengelola produksi batik Toko Zahra 27.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.