Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Unbraw Usulkan Pemda Kembangkan Kambing Perah Melalui Teknologi Morfobiomol

Kompas.com - 18/09/2023, 07:00 WIB
Nugraha Perdana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Populasi, produksi susu dan mutu genetik kambing perah di Jawa Timur sampai saat ini belum menunjukan peningkatan secara nyata. Hal itu diungkapkan oleh Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir, Tri Eko Susilorini.

Rini mengatakan, permasalahan pengembangan peternakan kambing perah sampai saat ini, yaitu belum tersedianya bibit ternak dengan mutu genetik tinggi yang tersedia secara kontinyu, atau kurangnya bibit unggul.

Pihaknya telah mengusulkan kepada pemerintah daerah di Jawa Timur untuk menerapkan teknologi morfobiomol. Apalagi, dikatakannya, di Jawa Timur terdapat UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak.

Apabila teknologi morfobiomol dapat diterapkan, diharapkan terjadi kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah dan peternak.

"Sudah saya usulkan, misal dalam tulisan-tulisan saya, atau ketika saya menjadi narasumber di dinas atau UPT-UPT, selalu saya sampaikan hal itu, di Jawa Timur," kata Rini pada Minggu (17/9/2023).

Baca juga: Cak Narto Sukses Berbisnis Ternak Kambing dan Domba untuk Usaha Sampingan

Teknologi morfobiomol merupakan perpaduan morfologi dan teknologi biomolekuler dalam upaya pengembangan kambing perah dan peningkatan produksi susu.

"Artinya penggunaan teknologi ini, penyeleksian kambing-kambing yang memiliki produktivitas tinggi, jadi jangan dicampur," katanya.

Teknologi ini dilakukan seperti melakukan penelitian yang mampu menyeleksi kambing-kambing perah untuk menentukan kualitas bagus.

Hasil penelitian dapat mengetahui, seperti kambing mana yang mampu memiliki anak lebih dari satu, atau mempunyai produksi susu tinggi untuk dijadikan bibit.

"Misal, kambing yang mempunyai kemampuan memiliki anak lebih dari satu, atau kambing yang mempunyai produksi susu tinggi dijadikan bibit," katanya.

Sayangnya, penelitian yang ada, juga belum direspon dengan baik oleh para peternak. Rata-rata peternak kambing di Jawa Timur tergolong skala kecil atau UMKM. Selain itu, budaya peternak biasanya akan menjual kambingnya bila menjelang Idul Adha atau membutuhkan uang.

"Tapi, peternak kita tidak seperti itu, punyanya paling hanya lima ekor, 10 ekor, nanti Idul Adha dijual semua, tidak bisa tercapai kontinyunitasnya bibit," katanya.

Sejauh ini, pihaknya telah meneliti kambing perah menggunakan teknologi morfobiomol di berbagai daerah di Jawa Timur, salah satunya di Madura. Di sana, dia menemukan hasil penelitian bahwa kambing poteh dapat menghasilkan susu meskipun dengan kualitas pakan yang rendah.

"Yang terbaru, kambing perah di Madura, bahwa kambing di Madura yang sebetulnya bisa diperah susunya, dengan kualitas pakan yang rendah bisa menghasilkan susu," ujar Rini.

Baca juga: Tips Sukses Ternak Kambing Kaligesing hingga Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Penelitian terhadap kambing menggunakan teknologi morfobiomol ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga terampil. Cara kerjanya, beberapa kambing diambil darahnya sebagai sampel untuk diuji laboratorium supaya dapat diketahui DNA-nya.

Proses penelitiannya membutuhkan waktu sekitar enam bulan. Untuk mengetahui hasilnya dengan akurat, juga harus dilakukan di laboratorium khusus yang berada di luar negeri.

"Untuk mengetahui ternak ini genotip-nya AA, AB, aa, itu bacanya lab-nya di Malaysia dan Taiwan, diambil DNA darahnya dulu baru keluar," tambah Rini.

Menurutnya, produksi susu kambing yang tinggi juga dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan. Dia mengatakan, seharusnya kambing perah rata-rata setiap harinya mampu memproduksi tiga liter susu. 

"Tetapi sekarang umumnya masih disekitar 800 cc, 1,2 liter, karena bibitnya pejantannya kurang bagus, yang kedua manajemen pemeliharaan masih belum maksimal, seperti menghitung antara bobot kambing dengan kebutuhan pakan," kata Rini.

Meskipun, ada juga peternak kambing yang benar-benar serius dalam melakukan pemeliharaan. Namun, para peternak tersebut rata-rata bertujuan untuk kontes. 

"Tapi ada juga yang memiliki tujuan untuk kontes, kalau menang hadiahnya ratusan juta, pemeliharaannya benar-benar serius, sehingga tiap peternak beda-beda, tidak bisa dipukul rata semua," ujar Rini.

Selain itu, menurutnya, para peternak kambing skala kecil bukan bertujuan pada pengembangan usaha yang besar. 

"Kalau peternak kita tujuannya tabungan, kalau butuh uang kemudian dijual, bukan business oriented, permasalahannya disitu," tambah Rini.

Rini juga memberikan tips dasar bagi para peternak pemula yang ingin mengetahui ciri-ciri kambing dengan potensi produksi susu tinggi. Seperti, tempat susu kambing atau kelenjar ambing dengan ukuran besar.

"Yang pertama terkait tempat susunya, namanya kelenjar ambing, yang dibelakang kakinya dua, ya itu, kalau besar, produksi susunya tinggi, badannya mulus, rambutnya halus," kata Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pelaku Industri Didorong Mulai Terapkan Sustainability dalam Bisnisnya

Pelaku Industri Didorong Mulai Terapkan Sustainability dalam Bisnisnya

Program
3 Tips Memilih Bahan Baku untuk Usaha Ramah Lingkungan

3 Tips Memilih Bahan Baku untuk Usaha Ramah Lingkungan

Training
Takut Gagal Berbisnis? Gunakan Cara Ini Untuk Kurangi Rasa Takutmu

Takut Gagal Berbisnis? Gunakan Cara Ini Untuk Kurangi Rasa Takutmu

Training
3 Keuntungan Membangun Bisnis Sendiri

3 Keuntungan Membangun Bisnis Sendiri

Training
Aroma Kopi Bah Sipit Harumkan Toleransi Antar-Etnis di Kota Bogor

Aroma Kopi Bah Sipit Harumkan Toleransi Antar-Etnis di Kota Bogor

Jagoan Lokal
4 Cara Supaya Customer Service Dapat Melayani Pelanggan dengan Efisien

4 Cara Supaya Customer Service Dapat Melayani Pelanggan dengan Efisien

Training
Tenun Bermotif Kekinian Sulit Diterima Pasar, Begini Solusi Pemilik Brand e-Boon

Tenun Bermotif Kekinian Sulit Diterima Pasar, Begini Solusi Pemilik Brand e-Boon

Training
Masih Ragu? Ini 3 Manfaat Menggunakan Strategi Pemasaran Konvensional

Masih Ragu? Ini 3 Manfaat Menggunakan Strategi Pemasaran Konvensional

Training
Cara Vita Lestarikan Kain Tenun Tradisional, Berinovasi dengan Motif Kekinian

Cara Vita Lestarikan Kain Tenun Tradisional, Berinovasi dengan Motif Kekinian

Jagoan Lokal
Bosan Kerja di Jakarta, Astaria Rintis Bisnis Kerajinan Eceng Gondok

Bosan Kerja di Jakarta, Astaria Rintis Bisnis Kerajinan Eceng Gondok

Jagoan Lokal
3 Alasan Anda Harus Memakai Aplikasi Pesan yang Aman untuk Bisnis

3 Alasan Anda Harus Memakai Aplikasi Pesan yang Aman untuk Bisnis

Training
3 Pemanfaatan Teknologi Digital yang Dilakukan Owner Makacha Bakery

3 Pemanfaatan Teknologi Digital yang Dilakukan Owner Makacha Bakery

Training
Cerita Mira Membangun Makacha Bakery, Berawal karena Anaknya Tak Mau Makan Nasi

Cerita Mira Membangun Makacha Bakery, Berawal karena Anaknya Tak Mau Makan Nasi

Jagoan Lokal
Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

Jagoan Lokal
Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com