Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Trend Spicy Food Challenge, Sambal Dede Satoe Berhasil Tembus AS

Kompas.com - 03/10/2023, 10:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Sambal telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari khasanah kuliner Indonesia. Setiap daerah memiliki sambal yang khas dengan menjadikan komoditas setempat sebagai bahan bakunya.

Salah satu daerah yang memiliki sambal yang khas adalah Surabaya. Sebagai kawasan urban, sambal banyak digemari oleh masyarakat di Ibukota Provinsi Jawa Timur ini. Hal ini pula yang dimanfaatkan oleh keluarga Siti Fatimah Febrina (42) dengan memproduksi aneka sambal dengan brand Dede Satoe.

"Usaha sambal ini pertama kalinya dirintis oleh ibu saya, Susilaningsih yang memasuki masa pensiun pada 2011. Setelah itu, sambal dibagi-bagikan ke teman-teman dekat, circle keluarga kami. Ternyata mereka cocok dengan sambal yang dibuat ibu," ujarnya saat ditemui di sela-sela Entrepreneur Hub Surabaya, Jumat (29/9/2023).

Baca juga: 8 Ide Usaha di Kala Musim Kemarau yang Berpotensi Cuan

Dari situ, sambal dengan Dede Satoe diproduksi dengan jumlah yang lebih besar. Yang disasar tak hanya konsumen di sekitar, namun juga pembeli yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri.

Alasannya sederhana. Ketika konsumen ke luar negeri dalam waktu yang relatif lama, mereka akan kangen dengan makanan lokal. Sehingga dengan membawa sambal, hal itu memungkinkan para konsumen tersebut bisa mendapatkan makanan dengan cita rasa khas Indonesia, terutama Surabaya.

"Ini juga seperti yang pernah dirasakan oleh ibu saya ketika berdinas dan mengikuti short course ke Selandia Baru. Saat itu ibu saya membuat sambal, dan teman-temannya berkumpul untuk makan bersama karena mereka kangen dengan masakan Indonesia," jelas Sifa, panggilan akrab Siti Fatima.

Sambal Diekspor

Kini, sambal Dede Satoe telah diekspor ke sejumlah negara. Sifa menuturkan, negara yang menjadi tujuan ekspor sambalnya di antaranya Amerika Serikat, Australia, serta Jepang.

Menariknya, ekspor sambal Dede Satoe ke Amerika Serikat didorong oleh trend anak-anak muda yang banyak melakukan challenge mengonsumsi makanan pedas untuk konten medsos. Dari situ, muncul orderan sambal ke negara tersebut.

Sejumlah varian sambal Dede SatoeKOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Sejumlah varian sambal Dede Satoe

"Perlahan-lahan, anak-anak muda di AS mulai terbiasa makanan pedas, sehingga sambal kami sampai sekarang tetap dipesan oleh konsumen dari negara tersebut," kata Sifa.

Menurutnya, hal itu berdampak positif terhadap bisnis sambal yang dijalankannya. Tanpa melakukan edukasi, pasar di AS terbuka untuk produk sambal karena trend di kalangan anak-anak mudanya.

Hingga kini, Dede Satoe telah memiliki 20 varian sambal. Selain itu, keluarga Sifa juga memproduksi bumbu masak siap pakai sebanyak 5 item, serta produk lainnya ada 3 item.

Untuk membantu pemasaran, Sifa dan keluarganya mengandalkan platform digital, serta secara offline melalui pameran.

"Pemasaran kami lakukan secara online dan offline," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Program
Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Program
Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Training
Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Program
1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

Program
Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi 'Branding' bagi UMKM di Temanggung

Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi "Branding" bagi UMKM di Temanggung

Program
Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Program
UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

Program
Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau