Untuk membuat sebuah tas yang memiliki motif tertentu, para pengrajin UKM Anggrek Hitam harus memilah dan memilih kemasan minuman yang sesuai dengan standar penggunaan.
“Biasanya kemasannya kalau sudah kosong kita pilah lagi mana yang bisa dipakai, kalau masih ada isinya, harus kita buang isinya dulu, kita cuci, kita bersihkan dan kemudian kita potong menyesuaikan pola yang ingin kita buat,” jelas Sundari.
Karena tas yang dihasilkan dibuat dengan bahan dasar kemasan minuman instan, maka tas yang dihasilkan belum tentu memiliki motif yang sama, bahkan ukurannya pun tidak bisa selalu sama, sebab menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku kemasan minuman.
“Kemasannya kami gunting untuk kemudian kami pilih motifnya seperti apa,” ujar Sundari.
Para pengrajin atau penghasil tas UKM Anggrek Hitam adalah wanita-wanita yang sudah berumah tangga. Umumnya mereka bekerja bersama-sama untuk menghasilkan beragam produk.
Baca juga: Buka Peluang Usaha, Disprinkop UKM Mataram Beri Pelatihan Kriya dari Limbah Pelepah Kelapa
Dalam keterangan yang disampaikan Sundari, dahulu saat UKM Anggrek Hitam baru berjalan, yang terlibat untuk menjadi pengrajin hanyalah lima orang. Kini, UKM Anggrek Hitam sudah beranggotakan 20 orang, sehingga mereka dapat lebih produktif untuk menghasilkan produk.
Tidak hanya memberdayakan para ibu-ibu, UKM Anggrek Hitam juga turut memberdayakan anak-anak muda untuk membantu mereka dalam mempromosikan produk.
“Anak-anak muda juga ada, tapi mereka lebih ke urusan promosi. Karena untuk urusan yang online-online itu kan kalau anak muda lebih paham mereka,” tutup Sundari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.