JAKARTA, KOMPAS.com - Marketplace online berbasis web dan aplikasi yang berfokus di bidang Anime, Comic, dan Gaming (ACG), Halu App menargetkan konten-konten ACG produksi para konten kreator Indonesia bisa dikenal luas di Indonesia maupun internasional. Sejumlah target dan strategi ditetapkan oleh Halu App pada tahun 2024.
“Jadi kalau di tahun 2024, kami di Q1 dan Q2 fokus segi Anime dan Comic-nya. Q3 kami tap in ke gaming. Kami targetnya di regional Asia Tenggara. Kami ingin buka payment secara internasional,” ujar Co-Founder Halu App, Marcell Tee kepada Kompas.com di Jakarta beberapa waktu lalu.
Selain itu, Halu App juga berencana berkolaborasi dengan otoritas pariwisata di Jepang untuk mengadakan event-event terkait anime. Halu App nantinya akan mengadakan Fun Competition antar konten kreator anime berskala Asia Tenggara.
“Untuk jumlah konten kreator di Halu App, kami berharap bisa mencapai 50.000 konten kreator dan usernya bisa tembus 1 juta. Untuk saat ini konten kreator di Halu App ada 8.500 dan user ada 65.000,” tambah Marcell.
Co-Founder Halu App lainnya, Andre Wijaya menambahkan, potensi pengembangan pasar konten-konten ACG khususnya anime di Indonesia masih terbuka lebar. Andre mengatakan, belum banyak pesaing yang mengembangkan dunia ACG.
“Perkembangan 10 tahun terakhir ini belum terasa, makin banyak (konten ACG) tapi belum pernah di-highlight. Padahal, kalau dilihat hampir semua orang itu wibu, karena dari kecil sudah nonton Doraemon, Saint Seiya, Kamen Rider,” pungkas Andre.
Baca juga: 5 Ide Konten Media Sosial yang Menarik untuk Bisnis Kuliner
Berdasarkan analisa Andre, ada sekitar 30-50 juta penggemar anime di Indonesia. Jumlah tersebut berdasarkan irisan antara penggemar anime dan komunitas-komunitas anime.
"Sekitar 30-40 juta orang di Indonesia itu sebenarnya wibu (pencinta anime). Kami lihat market-nya besar, belum terlalu diexpose, masih lautan biru, belum banyak tap in," kata Andre.
Andre tak menampik ada banyak tantangan yang dihadapi untuk mendorong para konten kreator menghasilkan konten-konten anime. Salah satunya karakteristik konten kreator anime yang bersifat individualistik.
“Di market anime itu mereka individualistik. Mereka ga mau kenal satu sama lain. Jadi harus direkatkan,” tambah Andre.
Halu App memberikan peluang untuk para konten kreator wibu atau penggemar budaya Jepang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Para konten kreator baik pemula maupun profesional bisa menjual konten dan mendapatkan donasi uang di ekosistem Halu App.
"Untuk existing creator, dengan adanya platform Halu App bisa mempermudah mereka mendapatkan penghasilan dengan semua fitur yang ada di kami. Jadi ada tools mulai dari video, foto, dan streaming di Halu App," ujar Andre.
Andre mengatakan, semua konten kreator berkategori ACG seperti fotografer, live streamer, ilustrator, gamer, music idol, V-tuber bisa bergabung ke Halu App. Mereka bisa bertemu dan memasarkan kontennya para penggemar atau konsumennya di Halu App.
"Kami tak membatasi jam terbang para konten kreator, tak membatasi jumlah follower. Kami hanya melihat pure potensinya mereka. Kurasinya case by case dan ada profiling konten kreator. Mereka harus cantumin Instagram, Tiktok-nya. Kami ada tim untuk cek engangement rate-nya berapa, real atau tidak," kata Andre.