Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Masduki: Indonesia Perlu Lahirkan Lebih Banyak Entepreneur

Kompas.com - 01/02/2024, 22:48 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki menekankan Indonesia perlu melahirkan lebih banyak entrepreneur dan mewujudkan ekonomi baru melalui pendekatan inkubasi berbasis inovasi dan teknologi untuk menghasilkan produk baru yang kompetitif.

"Di negara maju seperti Jepang dan Korsel, UMKM menjadi bagian dari ‘Supply Chain Industry’ atau rantai pasok industri," kata Teten di Jakarta seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Kamis (1/2/2024).

Baca juga: Ratusan Pelaku UMKM Kota Bogor Ikut Program Entepreneur Hub

Teten pun mengajak asosiasi-asosiasi dalam pengembangan UMKM mulai melirik penggunaan inovasi dan teknologi. Karena, untuk melahirkan entrepreneur baru, maka harus memiliki kompetensi inovasi dan teknologi.

"Ini yang kita harus bangun. Ini yang sedang kita pelajari di berbagai negara tentang startup. Dari situ saya punya catatan, kita tidak memiliki ekosistem yang cukup untuk mengembangkan startup berbasis inovasi dan teknologi. Kita belum memiliki itu, karena harus menghubungkan riset dari BRIN dan perguruan tinggi, serta pembiayaan," kata Teten.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki dalam acara Kick Off bjbPreneur di Jakarta, Kamis (31/1/2024).Dok. KemenKopUKM Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki dalam acara Kick Off bjbPreneur di Jakarta, Kamis (31/1/2024).

Teten menyebut, UMKM tidak mungkin ada lompatan teknologi kalau tidak tergabung dalam rantai pasok.

“Yang ideal, bagaimana UMKM sebagian besar harus menjadi bagian dari rantai pasok industri. Industri maju UMKM-nya juga ikut maju," kata Teten.

Baca juga: Dari Kampus ke Lapak Usaha, Transformasi Mahasiswa Menjadi Wirausaha

Menurut Teten, Indonesia memiliki potensi menjadi negara maju dengan minimum pendapatan perkapita 13.000 dolar AS. Kalau tidak ada perubahan, tidak mungkin bisa mencapai pendapatan itu untuk menuju 2045.

"Yang kita butuhkan adalah bagaimana kita ada lompatan untuk ke arah sana," kata Teten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com