Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moncernya Bisnis Bumbu yang Lahir dari Ekosistem Warung Makan Padang

Kompas.com - 18/03/2024, 17:26 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

Aris menuturkan selain warung makan padang, dirinya juga menyuplai ke warung-warung makan lainnya.

Baca juga: 1 Ton Bumbu Rendang Racikan Para Ibu Kota Padang Diekspor ke Norwegia

Depok merupakan salah satu kawasan Jabodetabek yang menjadi tempat tinggal para pekerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, jumlah penduduk Kota Depok mencapai 2,056 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 168.178 jiwa tinggal di Kecamatan Cilodong.

Banyaknya jumlah penduduk tersebut menjadi potensi tersendiri bagi mereka yang ingin membuka warung makan.

Sementara itu mengutip data BPS tahun 2018, tercatat ada 107 warung makan di wilayah Depok. Namun jika melihat kondisi sebenarnya, jumlah yang ada bisa jauh lebih banyak dari yang dicatat pemerintah.

Rantai Pasok Bumbu

Mengutip buku Menu Lengkap Cita Rasa: Dapur Minang" yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama (2018), 12 bumbu tersebut meliputi santan, jahe,serai, kunyit, lengkuas.

Kemudian daun kunyit, daun jeruk purut, asam kandis, daun mangkokan, bawang putih, kayu manis, dan yang pastai adalah cabai.

Sebagai penjual, Andri dan Aris menyediakan bumbu-bumbu tersebut secara terpisah maupun sudah diracik.

Namun sebagai penjual, mereka tidak serta menyediakan bahan baku tersebut sendirian. Ada pemasok lain yang secara khusus datang untuk menyuplai bahan-bahan yang dibutuhkan.

Seperti diungkapkan Andri, untuk bumbu dapur yang dia jual, ada pemasok yang berasal dari Citayam, serta dari Bogor. Sementara untuk kelapa, dipasok oleh penjual lain dari Sukabumi maupun dari tempat lainnya.

“Kadang saya juga datang sendiri ke pasar induk untuk memenuhi bahan-bahan untuk bumbu ini,” jelas Andri.

Rantai pasok inilah yang kemudian terbentuk menjadi sebuah ekosistem. Di mana hal ini tercipta dari bisnis warung masakan padang yang belakangan berkembang cukup pesat.

Pakai Mobile Banking

Tak jarang, pemasok yang menyuplai bahan baku tersebut berada di luar daerah. Seperti kelapa yang didatangkan dari daerah lain, memerlukan pembayaran yang cepat serta aman.

Untuk itu Andri menggunakan BRImo untuk membayar para pemasok bahan baku bumbu masakan padang.

“Saya bayar kelapa transfer. Selain praktis juga lebih aman,” ungkap dia.

Ke depan, dia berencana menggunakan QRIS untuk mempermudah pembeli yang datang langsung ke lapaknya.

Tampilan aplikasi BRImo.Dok. BRI Tampilan aplikasi BRImo.

Berdasarkan data BRI, per Desember 2023, BRImo telah memiliki 31,6 juta pengguna. Angka ini meningkat 32,5 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022.

Banyaknya fitur yang ada dalam aplikasi tersebut cukup membantu pengguna mendapatkan layanan perbankan yang disediakan oleh perseroan.

“Bayar pakai transfer juga jauh lebih mudah,” pungkas Andri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com