Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirim Produk Makanan ke Luar Negeri? Simak Tips dari Owner Sambalku Ledak Ini

Kompas.com - 15/05/2024, 08:40 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Mengirimkan produk makanan ke luar negeri seperti halnya sambal, memerlukan penanganan khusus. Jika tidak ditangani hati-hati, bisa saja makanan tersebut rusak selama pengiriman.

Salah satu produk makanan yang bisa dikirimkan ke luar negeri adalah sambal. Produk asal Indonesia ini belakangan banyak digemari konsumen dari negara lain.

Salah satu produk sambal yang memiliki peminat di luar negeri yaitu Sambalku Ledak. Ada berbagai varian sambal lauk yang dijual, seperti sambal cumi dan sambal teri. Brand ini juga sudah diminati di luar negeri, utamanya yang berada di benua Asia. 

Saat berbincang dengan Kompas.com, Vira (24) selaku pemilik bisnis Sambalku Ledak menuturkan ada sejumlah hal yang harus diperhatikan saat mengemas produk Sambalku Ledak agar tidak basi saat sampai ke luar negeri.

Apa saja hal yang harus diperhatikan saat mengemas makanan tersebut? 

Baca juga: Cerita Vira Merintis Bisnis Sambal Lauk hingga Diminati Konsumen Luar Negeri

Menggunakan Sealed Tertutup dan Kemasan Vakum

Sebelum menggunakan sealed yang tertutup dan kemasan vakum, Vira sempat mengalami produk yang basi saat sampai ke tangan konsumen. Kemudian, ia berinisiasi untuk menggunakan sealed dan kemasan vakum. 

Menurutnya, sambal lauk dapat basi karena adanya udara yang masuk dalam kemasan. Jadi ia mengusahakan agar udara tidak masuk dengan menggunakan sealed dan vakum.

"Untuk produk yang botolan, kami pakai sealed sebelum ditutup oleh penutup botolnya. Produk yang kemasan juga kami vakum, supaya udara tidak masuk," ucap Vira.

Baca juga: Kisah Ridwan, Dulu Jualan Bakso, Kini Populerkan Sambal Khas Makassar

Lama Masak Sambal Tidak Lebih Dari Tiga Jam

Sambelku Ledak dibuat melalui proses selama tiga jam. Sambal dibuat pada sore hari, lalu keesokan harinya lauk-pauk mulai dimasak. Kemudian lauk tersebut baru dikemas bersama sambalnya.

"Kalau buat sambalnya itu dimasak satu hari sebelumnya selama tiga jam. Terus tunggu dingin dulu. Besoknya baru lauknya dicuci, direbus, digoreng, baru disambelin," tuturnya.

Masa produksi tersebut tidak boleh lebih dari tiga jam karena akan memengaruhi rasa dan kualitas dari sambal. 

Baca juga: Berawal dari Trend Spicy Food Challenge, Sambal Dede Satoe Berhasil Tembus AS

"Yang jelas, supaya enggak basi sampai ke tangan konsumen, itu dipengaruhi sama lama masak sambalnya. Jadi kami selalu masak sambalnya selama tiga jam," tambah perempuan mantan karyawan bank tersebut. 

Bahan Baku Utama Harus Selalu Fresh

Poin yang ditekankan oleh Vira yaitu bahan baku utama berupa cabai yang harus fresh untuk sambalnya. Jika ada satu saja cabai yang tidak fresh, maka akan mempengaruhi kualitas sambal secara keseluruhan.

"Jadi kalau ada satu cabai yang gak fresh, nanti bisa ngaruh ke kualitas sambalnya. Jadi harus yang benar-benar fresh," ungkapnya. 

Baca juga: Selain Radio Antik dan Sambal Honje, Gula Semut dan Kopi Luwak Asal Cianjur Tembus Pasar ASEAN

Vira pun juga menggunakan supplier yang selalu menyediakan cabai segar untuk sambalnya. Supplier tersebut biasa mengantarkan cabai tersebut setiap harinya untuk diolah oleh Vira dan timnya. 

"Terus begitu cabainya datang itu enggak boleh disimpan. Nanti kalau disimpan terus ada yang busuk, bisa ngaruh ke keseluruhan," terang Vira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau