Bahkan tak hanya fokus di F&B (food and beverage), Kang Amin juga memberanikan diri untuk merambah ke dunia fesyen.
“Karena lokasinya di pasar, ya kita bisa jualan apa saja, yang penting bisa laku. Di pasar sudah pasti ada pembelinya,” Ujar Kang Amin yakin.
Baca juga: Bakmi Gang Kelinci Ungkap Rahasia Rasa Bakmi Tak Pernah Berubah hingga Kini
Hingga pada suatu hari, dinas datang mengunjungi lokasi Amnesia dan menawarkan UMKM Kang Amin untuk naik kelas.
Dari situlah Kang Amin mulai mengikuti berbagai pelatihan, dari awal bersama Dinas PPKUKM (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah) dan DKPKP (Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian).
Menjadi UMKM binaan dinas, membuat Kang Amin berpikir untuk mengganti nama merek. Menurutnya, nama Amnesia harus diganti karena memiliki konotasi yang kurang baik.
Maka pada tahun 2022, Kang Amin mengganti nama usahanya menjadi Kolaboraos (Kolaborasi dan Raos).
“Jakarta merupakan kota kolaborasi dan Raos merupakan bahasa Sunda, keduanya saya gabungkan jadi Kolaboraos,” jelas pria lulusan Ekonomi Islam UIN itu.
Dari pembinaan dinas itu, Kolaboraos telah mendapatkan kemasan yang baik dan sertifikasi dari halal, NIB, hingga Haki (Hak atas Kekayaan Intelektual).
Pembinaan dan kurasi dinas juga melahirkan produk baru. Produk yang sama seperti Amnesia, tetapi dibuat versi frozen food dan instan.
“Supaya mudah masuk gerai, supermarket, kantor, jadi dinas minta saya bikin versi instannya, agar awet di atas enam bulan. Namun, tetap ada produk yang dimasak dan tetap bisa makan di tempat,” ungkapnya.
Tak hanya Kang Amin yang semakin maju dan naik kelas, sang istri pun mengikuti jejak Kang Amin membangun bisnis.
Saat ini, Gina juga telah menjadi penggiat UMKM. Gina memulai bisnis di bidang Kopi, yang ia berinama Kanesia (Kopi Indonesia).
Baca juga: Cara Generasi Kedua Mempertahankan Rasa Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih
Bantuan yang diberikan kedua dinas itu melimpah dan tidak ada hentinya dalam membantu Kang Amin untuk terus bangkit dan berkembang. Saat ini, baso aci, cuanki, dan seblak instan Kolaboraos bisa laku 1.000 pcs per bulannya.
“Setiap bulan selalu produksi 1.000 pack dan itu selalu habis. Ada yang dibeli sama konsumen secara satuan, ada yang dibeli sama reseller atau konsinyasi,” kata Kang Amin.
Kang Amin mengungkap, saat ini reseller dan konsinyasi (consignment) Kolaboraos sudah tersebar di beberapa titik wilayah Indonesia, yaitu Jayapura, Manado, Bandung, Bekasi, dan lainnya.