KOMPAS.com - Ekspor memberikan peluang besar bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk tumbuh dan berkembang.
Dengan melakukan ekspor, memungkinkan pelaku UMKM menjangkau konsumen di luar pasar domestik, yang selanjutnya juga akan meningkatkan penjualan dan pendapatan. Apalagi, pasar internasional menawarkan peluang yang lebih besar.
Sebagai upaya mendukung hal tersebut, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Jayapura, Papua, mengajak para pelaku usaha setempat memanfaatkan klinik ekspor, untuk memberi solusi atas kendala-kendala yang dialami oleh pelaku UMKM dalam melakukan ekspor.
Baca juga: Bea Cukai Lepas Ekspor Perdana Sekam Banjarmasin ke Brunei Darussalam
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Jayapura Adeltus Lolok mengatakan, saat ini klinik ekspor perkembangannya sangat positif, terutama di wilayah perbatasan.
"Berdasarkan data kami, nilai ekspor yang dilakukan pengusaha melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw Kota Jayapura senilai Rp12,68 miliar yang tercatat mulai Januari hingga April 2024," kata Adeltus di Jayapura, Selasa (30/7/2024) seperti dikutip dari Antara.
Oleh sebab itu, pihaknya sangat mendorong pelaku usaha di wilayah kerjanya memanfaatkan klinik ekspor tersebut.
"Kami sangat mendorong pelaku-pelaku UMKM lokal untuk ikut berpartisipasi melakukan ekspor, terutama masyarakat di Kota Jayapura, karena kini kegiatan ekspor sangat mudah dilakukan," ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mendorong sektor perikanan, karena Provinsi Papua, khususnya di Kota Jayapura sangat terkenal dengan hasil lautnya yang memiliki kualitas terbaik.
Baca juga: Bea Cukai Malang Bantu Pelaku UMKM Tembus Pasar Luar Negeri Lewat Program Klinik Ekspor
"Selain itu, di sektor pertanian memang banyak potensi yang bisa diekspor ke Papua Nugini dan daerah lainnya, oleh sebab itu masyarakat harus paham aturannya seperti apa persyaratan," katanya lagi.
Dengan, begitu maka dapat membantu pelaku usaha di Papua dapat naik kelas.
"Untuk barang-barang yang sudah diekspor melalui PLBN Skow berupa bahan makanan seperti tepung terigu, makanan instan, kebutuhan dan peralatan rumah tangga, bangunan dan bahan konstruksi seperti semen, batu, rangka besi dan ubin lantai," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya