Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Kopai Osing", Kopi Asal Banyuwangi Bersama Setiawan Subekti

Kompas.com - 03/10/2024, 09:57 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

 

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi terdapat satu tempat yang kental dengan budaya adat Banyuwangi dan ekslusif menyediakan Kopai Osing, kopi legendaris khas Banyuwangi.

Sanggar Genjah Arum namanya, tempat ini berornamen khas Suku Osing asal Banyuwangi. Pengunjung bisa menikmati Kopai Osing sambil melihat kebudayaan Banyuwangi mulai dari Tari Gandrung, Musik Lesung, hingga pertunjukan Barong.

Setiawan Subekti (67), pemilik tempat ini menghampiri Kompas.com, lengkap dengan Udeng Banyuwangi yang ia kenakan. Lelaki yang akrab disapa Iwan, rupanya seorang tester kopi kelas dunia asal Indonesia.

Baca juga: Bank Indonesia Pertemukan Petani Kopi dengan Agregator

Tak hanya itu, Iwan juga rutin menjadi juri kontes kopi mancanegara. Ia telah melanglang buana mulai dari Brazil, Amerika Serikat, Kolombia, Jepang, Vietnam, Singapura, hingga Malaysia untuk menyesap kopi menemukan cita rasa terbaik.

Cerita Iwan dan kecintaannya terhadap kopi ini bermula dari Iwan yang sedari kecil tinggal di Banyuwangi, sudah terbiasa baginya menghabiskan hari di kebun kopi. Memasuki tahun 1980, Iwan mulai menggeluti dunia kopi, mengunjungi berbagai negara untuk menemukan rasa kopi yang sejati.

Singkat cerita, Iwan menyadari bahwa kopi Indonesia yang paling potensial menurutnya. Hal ini membulatkan tekad Iwan untuk lebih serius mengembangkan passion-nya terhadap kopi.

Menyeduh Kopai Osing,  kopi khas BanyuwangiKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Menyeduh Kopai Osing, kopi khas Banyuwangi

Baca juga: Produksi Capai 10.600 Ton, Pemkab Banyuwangi Promosikan Kopi Lewat Festival

"Jadi ini bukan bisnis saya, tapi ini passion saya. Sejak dulu kita ini punya kopi yang bagus, kopi yang berkualitas," ujar Iwan kepada Kompas.com, Jumat (27/09/2024).

"Kalau saya harus jujur, kopi Indonesia itu paling nikmat dibandingkan dengan negara yang lain. Luar biasa potensialnya," imbuhnya kemudian.

Memang benar, jika menoleh kembali pada sejarah, sejak tahun 1870 Belanda sudah memilih Banyuwangi sebagai tempat perkebunan kopi

Bahkan perkebunan Glenmore yang hanya ada dua di dunia, salah satunya ada di Banyuwangi dan satunya lagi di Skotlandia. Hingga hari ini, terdapat 20 kebun kopi peninggalan Belanda yang masih produktif di Banyuwangi, salah satunya perkebunan kopi milik Iwan.

Baca juga: Melalui Desa Devisa, Produk Tenun, Sagu, dan Kopi Gayo Jadi Penggerak Ekspor

Cerita berlanjut memasuki tahun 1990, Iwan mulai memperkenalkan Kopai Osing Banyuwangi. Mulai dari dalam negeri hingga luar negeri, ia jajaki dengan rasa bangganya terhadap Kopai Osing.

Tak perlu bingung mengapa penyebutannya 'Kopai Osing', dalam bahasa Suku Osing, penyebutan kata yang diakhiri oleh huruf 'i' akan dibaca menjadi 'ai'. Itu sebabnya Kopi Osing dibaca dengan 'Kopai Osing', dan Iwan menggunakan nama ini sebagai brand-nya.

Pada tahun 1995, Iwan tercatat sebagai Member The Specialty Coffee Association, Amerika Serikat. Menjadi anggota termuda di asosiasi kopi dunia pada saat itu, Iwan tetap bersemangat ingin tahu lebih jauh mengenai selera kopi di berbagai negara.

"Saya harus tahu dulu kopi seperti apa yang disukai, karena setiap negara punya taste yang berbeda seperti Jepang, Italia, dan Amerika itu punya keinginan cita rasa yang berbeda," kata Iiwan.

Baca juga: Dukung Pebisnis Kopi Lokal, Kemenkop UKM Beri Pelatihan untuk Barista

Kopai Osing, kopi khas Banyuwangi yang dijual secara eksklusifKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Kopai Osing, kopi khas Banyuwangi yang dijual secara eksklusif

Perjalanan panjangnya ini membawa Iwan di titik yang sekarang. Menjadi seorang tester kopi kelas dunia, juri kontes kopi tersohor di mancanegara, mengelola kebun kopi sendiri sambil membina petani kopi, dan memproduksi Kopai Osing yang ia jual eksklusif.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau