Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Kopai Osing", Kopi Asal Banyuwangi Bersama Setiawan Subekti

Kompas.com - 03/10/2024, 09:57 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Kopi yang ia cinta ini tidak membutakan Iwan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dalam bisnis. Meskipun sudah singgah di banyak negara, Iwan tetap dalam pendiriannya, lebih ingin membanggakan Kopai Osing Banyuwangi yang berkualitas.

Bahkan, Iwan mengaku tidak ekspor Kopai Osing, justru menjualnya secara terbatas agar lebih fokus mempertahankan kualitas kopinya.

"Semuanya saya proses sendiri dan kopi ini tidak saya jual dimana-mana, hanya di sini. Saya juga selalu menggunakan kopi yang berkualitas dan menjaga kualitas itu. Jadi kalau orang dengar 'Kopai Osing', orang sudah tahu kopi ini berasal dari Banyuwangi," ujar Sarjana Pertanian Universitas Satya Wacana itu.

Di Banyuwangi sendiri, Iwan mengatakan 90 persen kopi yang dihasilkan dan paling terkenal adalah Kopi Robusta. Meskipun demikian, Iwan tetap memproduksi Kopi Robusta, Arabica, serta beberapa jenis kopi yang lain dan sama-sama memiliki kualitas.

Baca juga: Kemenkumham Uji Indikasi Geografis Kopi Robusta Banyuwangi

Berbicara mengenai kualitas kopi, Iwan mengaku kualitas kopi justru lebih besar dipengaruhi saat kopi masih ditanam. Lebih lanjut ia menjelaskan, 60 persen kualitas kopi ditentukan dari tanah, ketinggian kebun, varietas kopi, dan budidaya tanamannya.

Kemudian 30 persen dipengaruhi saat pasca panen hingga kualitas roasting. Hanya 10 persen pengaruh dari proses penyajian kopi itu sendiri.

Maka dari itu, menurut Iwan kopi jangan hanya terlihat saat di hilir saja. Padahal, untuk mendapatkan kopi yang berkualitas tentu berasal dari hulu. Membina dan merangkul para petani kopi di perkebunannya adalah salah satu cara Iwan untuk membangkitkan hulu kopi tersebut.

"Yang ingin saya sampaikan adalah, saya ingin meramaikan di hulunya. Jangan hanya meramaikan di hilirnya seperti sekarang di kafe anak-anak muda, tapi di hulunya kurang diperhatikan. Kasihan, padahal hilir bisa ramai kalau ada dari hulu kan?" ujarnya.

"Saya juga ingin petani kopi atau pekebun kopi bisa mendapatkan nilai lebih. Tidak hanya pengusahanya saja, tetapi juga mengedukasi masyarakat ini," lanjut Iwan.

Baca juga: Tren Minum Kopi Meningkat, KemenKopUKM Latih Barista di 10 Wilayah

Sehubungan dengan hal ini, Iwan berusaha meningkatkan minat dan edukasi masyarakat mengenai kopi Banyuwangi melalui keunikan budaya. Itu sebabnya Iwan membangun Sanggar Genjah Arum untuk menyajikan dan menjual Kopai Osing.

Jika berkunjung ke Sanggar Genjah Arum, akan terlihat ibu-ibu paruh baya yang menyangrai kopi menggunakan wajan tanah liat. Iwan mengatakan, setiap daerah memiliki budaya kopi yang berbeda-beda dalam menyeduh dan menyajikan kopi.

Dengan tagline "Once Brew, We Bro", Iwan selalu menyambut setiap pengunjung yang datang dengan antusias dan penuh keakraban. Iwan berharap masyarakat memiliki mindset bahwa kopi itu menyehatkan, yang tidak sehat itu teman-teman pendamping kopi seperti gula dan susu.

"Kopi itu bukan pahit, tetapi kopi itu nikmat," pungkas Iwan menutup pembicaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau