Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkumham Uji Indikasi Geografis Kopi Robusta Banyuwangi

Kompas.com - 31/07/2024, 12:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Tim Indikasi Geografis (IG) Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM melakukan verifikasi lapangan ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk melakukan uji indikasi geografis kopi robusta di daerah itu, Selasa.

Sebelumnya, Pemkab Banyuwangi telah mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk segera mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis dari Kemenkumham.

"Semua dokumen yang dikirimkan untuk pendaftaran Indikasi Geografis telah memenuhi persyaratan, kali ini tim datang ke Banyuwangi untuk verifikasi lapangan," kata Tim Ahli Indikasi Geografis Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham Djoko Soemarno sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (31/7/2024).

Baca juga: Minuman Kopi Satu Liter Jadi Penyelamat Bisnis Dua Coffee

Djoko mengatakan Indikasi Geografis (IG) adalah bagian dari hak atas kekayaan intelektual yang merupakan suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang atau produk berdasar faktor lingkungan geografis.

Faktor lingkungan geografis tersebut dapat berupa faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari keduanya.

"Dengan mendapatkan sertifikat IG, maka bisa meningkatkan reputasi, kualitas dan karakteristik tertentu pada barang atau jasa yang dihasilkan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Djoko, ini dapat memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk tersebut memiliki kualitas dan ciri khas yang spesifik hingga bisa meningkatkan nilai jual.

DJoko menjelaskan, verifikasi akan berlangsung selama tiga hari mulai hari ini, 30 Juli hingga 1 Agustus 2024.

Baca juga: Dua Alasan Bisnis Kopi Bah Sipit Tetap Eksis meski Sudah Hampir Seabad

Tim dari Kemenkumham akan bertemu langsung dengan sejumlah pelaku kopi Banyuwangi, di sejumlah sentra perkebunan kopi, di antaranya Kecamatan Kalipuro, Songgon dan Kalibaru.

Sedangkan verifikasi yang dilakukan, lanjut Djoko, antara lain memastikan semua proses penanaman hingga pengolahan kopi sesuai dengan kaidah berkebun kopi yang baik sesuai dengan yang tertera di dokumen saat mendaftar.

"Mulai jenis dan varietas kopinya, cara tanamnya, proses perawatannya, panen hingga pengolahan dan pemasaran, apakah sesuai dengan yang tertera di dokumen," paparnya.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa dengan mendaftarkan sertifikat Indikasi Geografis untuk kopi robusta Banyuwangi adalah upaya Pemkab Banyuwangi dalam memberikan perlindungan hukum bagi produsen kopi.

Baca juga: Paijo Madin Rintis Bisnis Kopi Sekaligus Jaga Kelestarian Mata Air di Lereng Merbabu

"Menurut kami tidak hanya proteksi bagi kepada produsen kopi, tetapi juga meningkatkan nilai tambah kopi di pasaran. Kopi sendiri telah lekat dengan budaya Banyuwangi," kata Ipuk.

Ia menyebutkan, saat ini luas perkebunan kopi Banyuwangi mencapai sekitar 15.000 hektare, dengan mayoritasnya adalah perkebunan rakyat.

Pemkab Banyuwangi juga terus mendukung upaya promosi kopi lokal dengan menggelar sejumlah event kopi setiap tahun, seperti Festival Ngopi Sepuluh Ewu hingga Banyuwangi Coffee Week Festival.

"Kami berharap nantinya sertifikat Indikasi Geografis bisa berkontribusi pada peningkatan pemasaran produk kopi lokal," tutur Ipuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau