Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Komoditas “Rumahan” Dipermudah, Cuan UMKM di Lampung Makin Berlimpah

Kompas.com - 15/10/2024, 11:30 WIB
Tri Purna Jaya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com – Sabar (40) tak lama menunggu antrean di kantor pos siang itu. Tiga kardus penuh berisi bubuk kopi bertumpuk di depannya.

Kursi di depan meja petugas kemudian kosong, Sabar berdiri sambil membawa tiga kardus itu lalu mendekat dan memberikan sejumlah dokumen kepada petugas itu.

“Mau dikirim ke Yaman. Ini udah yang empat kali (pengiriman), nggak banyak, paling dua–tiga kardus,” kata Sabar, Jumat (11/10/2024) pekan lalu.

Sabar merupakan pemilik UMKM di Bandar Lampung yang menghasilkan kopi bubuk hasil sangrai sendiri untuk diekspor ke beberapa negara di Timur Tengah.

Baca juga: Cerita Syarif Bisnis Kerajinan Kerang dan Menjadi Agregator Ekspor

“Kita beli dari petani biji kopinya. Setelah uji coba beberapa kali, jadi tau tingkatan roasting yang disukai oleh orang sana,” katanya.

Langganan Sabar kebanyakan mahasiswa Indonesia yang menjadi reseller kopi bubuk miliknya di negara mereka bermukim.

Menurutnya, ekspor ke luar negeri kini sudah semakin mudah dengan adanya bantuan dari Balai Karantina. Beberapa persyaratan yang sebelumnya dia tidak tahu, disampaikan agar barang ekspor tidak dikembalikan dari negara tujuan.

“Iya, gampang sekarang, tinggal ke kantor pos, udah ada petugasnya,” katanya.

Ekspor komoditi ini juga dilakukan oleh Mister Zian Coffee, sebuah UMKM yang berada di Kabupaten Lampung Barat. Pada medio Agustus 2024 lalu, sebanyak 1 ton kopi biji sangrai juga telah diekspor ke Taiwan.

Kepala Balai Karantina Lampung Donni Muksydayan mengakui tren ekspor yang dilakukan oleh UMKM ini terus meningkat setiap tahun.

Berdasarkan data IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) per tahun 2023, total produk kopi biji sangrai milik UMKM asal Lampung yang diekspor ke Cina mencapai 900 kilogram (kg).

Baca juga: JTPE Ekspor Komponen Paspor ke Ethiopia

“Tren ini naik di tahun 2024, ekspor kopi biji sangrai melalui karantina di Kantor Pos Pahoman, Bandar Lampung mencapai 1.100 kg,” kata Donny.

Rinciannya, sebanyak 100 kg pada Maret diekspor ke Cina dan sebanyak 1.000 kg atau 1 ton diekspor ke Taiwan.

Produk UMKM “Bicara” di Luar Negeri

Selain komoditas utama seperti nanas hingga gula yang menjadi andalan ekspor, Donny mengatakan, produk UMKM pun tidak bisa dipandang sebelah mata.

Komoditas produksi UMKM yang saat ini telah menembus pasar internasional diantaranya keripik singkong, keripik pisang hingga keripik talas.

Produk-produk ini sebagian besar diekspor ke Kanada, Malaysia, Singapura dan Cina.

Baca juga: Kemenkeu Nilai Kopi dan Cokelat asal Sumbar Berpotensi untuk Ekspor

Melihat kondisi tersebut, pelaku UMKM dan petani di Lampung perlu didorong lebih percaya diri dan meningkatkan kualitas produknya. Dengan meningkatnya kualitas, maka harganya pun bisa naik.

“Misalnya produk kopi bubuk, setelah diolah menjadi bubuk, kopi Lampung memiliki nilai cukup tinggi dibanding dengan ekspor hanya biji kopinya saja,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau