Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Kembangakan Hilirisasi Rumput Laut Lewat Inovasi Riset Bioindustri di Lombok

Kompas.com - 01/11/2024, 20:58 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan inovasi bioindustri berbasis rumput laut melalui riset terpadu dari hulu hingga hilir.

Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, Fahrurozi dalam Forum Group Discussion (FGD) “Ekonomi Biru: Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi Rumput Laut dan Garam” yang digelar di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Rabu (30/10).

Fahrurozi menjelaskan, BRIN telah mendirikan pusat riset di Lombok yang difokuskan kepada pemanfaatan biota laut untuk mendukung industri pangan, kosmetik, biomaterial, hingga bioenergi.

Pusat riset ini memiliki fasilitas laboratorium lengkap dengan alat analisis seperti HPLC dan GC yang dapat digunakan untuk berbagai penelitian biota laut, termasuk mikroalga, rumput laut, dan teripang.

Fahrurozi menerangkan, riset di Lombok difokuskan pada beberapa komoditas utama, termasuk mikroalga, rumput laut, dan teripang yang memiliki banyak manfaat bioperspektif, baik untuk pangan, functional food, biostimulan, bioplastik, hingga energi.

“Mengapa kami memilih rumput laut dan teripang? Karena potensi besar mereka sebagai bahan baku untuk berbagai produk inovatif di bio-industri,” ungkap Fahrurozi dalam keterangannya.

Di pusat riset bioindustri Lombok, Fahrurozi menguraikan berbagai produk turunan rumput laut yang telah dikembangkan, di antaranya berupa produk kosmetik, nutrasetikal, biostimulan, biomaterial, dan bioenergi.

Produk seperti yogurt dari rumput laut, abon laut, tortilla laut, hingga kosmetik dari ekstrak picoeritin merupakan beberapa inovasi yang siap dikembangkan bersama industri dan UMKM lokal.

Fahrurozi juga menyoroti peluang besar untuk mengembangkan biskuit bergizi tinggi dari rumput laut untuk mencegah stunting di wilayah pesisir.

Selain itu, pihaknya juga mengembangkan beras analog dari rumput laut yang diharapkan menjadi alternatif substitusi pangan yang sudah siap dihilirkan dan sudah mendapatkan paten.

“Kami ingin melibatkan UMKM dan industri lokal di Lombok dan NTB untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Jadi sudah lumayan banyak produk yang nanti mungkin ini untuk bisa di-upscaling, dikembangkan nanti untuk masyarakat di NTB,” tandas Fahrurozi.

Baca juga: Potensi Bisnis Kuliner Rumput Laut, dari Mie Instan hingga Jus Segar

Sebagai bagian dari upaya hilirisasi dan kolaborasi internasional, BRIN berencana mendirikan International Tropical Seaweed Research Center di Lombok.

Fasilitas ini diharapkan akan menjadi pusat riset rumput laut tropis dari pengembangan bibit hingga proses hilir, dengan produk akhir seperti biostimulan, pangan, nutrasetikal, dan bioenergi.

Rencana tersebut diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai penghasil rumput laut terbesar kedua di dunia, dengan potensi lebih dari 12 juta hektare lahan yang belum sepenuhnya termanfaatkan.

Dengan produksi rumput laut sebesar 9,6 juta ton pada 2022, dan kontribusi devisa mencapai 400 juta dolar pada 2023, rumput laut dinilai sebagai komoditas strategis.

Fahrurozi optimistis, jika riset dan hilirisasi terus dikembangkan, maka sektor ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir.

Fahrurozi mengajak semua pihak, termasuk UMKM, untuk memanfaatkan peluang besar di industri rumput laut.

Rumput laut adalah masa depan, potensi dan keunikannya akan membantu meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global," pungkasnya. (jml)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

Training
Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Training
Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau