Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Triple Bottom Line dalam Bisnis, Lengkap dengan Implementasinya

Kompas.com, 6 November 2024, 15:20 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Triple Bottom Line (TBL) adalah konsep bisnis yang memperluas fokus perusahaan dari yang awalnya hanya berorientasi pada keuntungan finansial semata, menjadi bertanggung jawab juga dari segi sosial dan lingkungan.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh John Elkington pada tahun 1994, bertujuan untuk mengukur keberhasilan perusahaan tidak hanya dari segi profit, tetapi juga dari dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.

Triple Bottom Line terdiri dari tiga kompenen, yaitu Profit (Keuntungan), People (Masyarakat), dan Planet (Lingkungan). Ketiga aspek ini berguna untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam operasional bisnis.

Baca juga: Peluang Bisnis Batik Ramah Lingkungan dari Limbah Kertas

Saat ini, penting bagi bisnis menerapkan model Triple Bottom Line, karena dengan memerhatikan aspek lingkungan dan sosial maka bisnis tersebut bisa memiliki nilai tambah di mata konsumen.

Seperti yang dilansir dari Gramedia.com, berikut ini adalah tiga aspek Triple Bottom Line, lengkap dengan bagaimana implementasinya dalam binsis

1. Profit (Keuntungan)

Aspek pertama dalam Triple Bottom Line adalah Keuntungan (Profit). Aspek ini mengacu pada kinerja keuangan perusahaan, bagaimana pun tujuan bisnis pada umumnya memang untuk memperoleh keuntungan finansial.

Baca juga: Kisah Skinship Studio, Hadirkan Pengharum Ruangan yang Ramah Lingkungan

Tujuan utama dari aspek profit adalah memastikan bahwa bisnis tersebut tetap menguntungkan, mampu bertahan, dan berkembang dalam jangka panjang. Maka dari itu, aspek ini mencakup pendapatan, pengeluaran, efisiensi operasional, dan pengelolaan risiko keuangan.

Namun, yang menjadi catatan dalam aspek profit di konteks TBL ini adalah keuntungan tidak boleh dicapai dengan mengorbankan aspek sosial dan lingkungan. Jadi perusahaan bukan hanya mencari laba semata, tetapi perlu memastikan bahwa laba tersebut dihasilkan secara etis dan berkelanjutan.

Contoh implementasinya, sebuah bisnis Food and Beverage melihat adanya potensi keuntungan karena meningkatnya tren kesehatan, sehingga bisnis tersebut membuat produk baru seperti minuman bebas gula dan makanan dari bahan organik. Dengan begitu bisnis tersebut dapat menarik segmentasi pasar dan meningkatkan pendapatan.

Baca juga: Kisah Perajin Batik Kujur Tanjung Enim Angkat Warisan, Inovasi, dan Keberlanjutan

2. People (Masyarakat) atau Sosial

Aspek kedua dalam Triple Bottom Line adalah aspek people atau sosial. Singkatnya, sspek ini menekankan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawannya, komunitas sekitar, dan masyarakat luas.

Bisnis yang berorientasi pada aspek sosial tentu akan memperhatikan kesejahteraan karyawan, misalnya dengan memberikan kondisi kerja yang adil, gaji yang layak, serta pelatihan dan pengembangan untuk karyawannya.

Tak hanya memerhatikan orang-orang internal di dalam lingkungan bisnisnya, tapi lebih dari itu melalui aspek sosial ini bisnis perlu memerhatikan masyarakat secara lebih luas.

Baca juga: Manfaat Menjadi Ecopreneur, Bisnis Berkelanjutan yang Menguntungkan

 Dengan kata lain, bisnis juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat misalnya dengan mendukung program-program sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan komunitas.

Contoh implementasinya, sebuah bisnis atau perusahaan rutin menyediakan program pelatihan untuk karyawannya, selain itu bisnis tersebut menjalankan program CSR berupa dukungan untuk komunitas sekitar.

3. Planet (Lingkungan)

Aspek terakhir dalam komponen Triple Bottom Line adalah aspek planet (lingkungan). Seperti namanya, aspek ini berfokus pada bagaimana bisnis tersebut beroperasi tetapi dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Baca juga: BRIN Kembangakan Hilirisasi Rumput Laut Lewat Inovasi Riset Bioindustri di Lombok

Hal ini termasuk penggunaan sumber daya alam secara bijaksana dan sesuai dengan kebutuhan, pengurangan limbah, efisiensi energi, hingga upaya keberlanjutan seperti daur ulang limbah.

Perusahaan yang peduli lingkungan akan mencari cara untuk mengurangi jejak karbon mereka dan berkontribusi pada pelestarian sumber daya alam dalam jangka panjang.

Contoh implementasinya, bisnis restoran cepat saji melakukan pengelolaan limbah dengan cara mendaur ulang minyak goreng bekas atau minyak jelantah menjadi biodiesel, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Baca juga: Ini 5 Inovasi Berkelanjutan Pemuda Inspiratif yang Diapresiasi Astra

Dapat disimpulkan, melalui konsep Triple Bottom Line yang mencakup keuntungan, masyarakat, dan lingkungan, kehadiran bisnis dapat memberikan manfaat yang lebih luas. Tidak hanya bagi bisnis itu sendiri tetapi juga bagi masyarakat hingga lingkungan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau