Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perajin Batik Kujur Tanjung Enim Angkat Warisan, Inovasi, dan Keberlanjutan

Kompas.com - 04/11/2024, 12:18 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, nama Batik Kujur kian hari kian terdengar. Bagi penduduk Tanjung Enim, Batik Kujur bukan hanya kain batik biasa. Lebih dari itu, Batik Kujur memiliki makna tersendiri yang menggambarkan jejak sejarah dan warisan budaya.

Kini para perempuan di Tanjung Enim banyak yang menjadi perajin batik, tergabung dalam kelompok-kelompok. Salah satu sosok yang juga menjadi perajin batik ini adalah Mayar Rizki, seorang wanita berusia 35 tahun yang kini menjabat sebagai Ketua Batik Kujur Quineemay, sekaligus menjadi pengrajin aktif.

Dengan dukungan PT Bukit Asam (PTBA), Sebanyak 12 kelompok perajin Batik Kujur, termasuk Mayar dan kelompoknya telah berhasil membawa Batik Kujur dari Tanjung Enim semakin terdengar oleh masyarakat luas hingga ke mancanegara.

Baca juga: Kisah Batik Aromaterapi dari Madura, Berhasil Ekspor ke Amerika Serikat

Asal-usul Batik Kujur tidak terlepas dari sejarah Tanjung Enim yang kaya akan cerita-cerita terdahulu. Mayar bercerita, nama "Kujur" berasal dari pusaka milik Puyang Pelawe Kujur, seorang penyebar Islam di daerah ini yang dihormati masyarakat setempat.

Puyang Pelawe dikenal akan senjatanya yang berbentuk tombak dengan terbungkus bambu yang disebut Kujur. Kini kujur menjadi motir batik yang dilestarikan di Tanjung Enim.

"Nah, untuk mengenang jasa-jasanya itu, makanya kami aplikasikan ke batik, sehingga dikatakan Batik Kujur. Bagi kami, Kujur adalah bagian penting dari identitas kami," ujar Mayar saat diwawancara oleh Kompas.com, (03/11/2024).

Baca juga: Para Pelaku Usaha Ini Membuat Inovasi Produk yang Unik dengan Batik

Awal Pemberdayaan Perajin Batik Kujur

Pada 2019, perajin Batik Kujur pertama kali menjadi binaan dari PT Bukit Asam. Dengan pelatihan awal selama 15 hari, mulanya sebanyak lima kelompok perajin memulai perjalanan mereka menjadi pengrajin batik yang lebih professional dalam segi bisnis dan produksi.

PTBA memberikan pembekalan dasar, mulai dari teknik membatik hingga cara mengelola bisnis kerajinan. Semakin meningkat potensinya, kini lima kelompok tersebut kemudian berkembang menjadi 12 kelompok dan melibatkan 35 orang perajin.

Baca juga: Rumah Batik Fractal Fasilitasi Pemberdayaan UMKM Batik

"Kami merasa sangat terbantu oleh PTBA. Kami yang sebelumnya banyak yang tidak memiliki pekerjaan kini menjadi perajin batik yang berpenghasilan," kenang Mayar.

Batik Kujur Tanjung Enim menggunakan cap dari daur ulang kertas dan pewarnaan alamiKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Batik Kujur Tanjung Enim menggunakan cap dari daur ulang kertas dan pewarnaan alami

Inovasi Berkelanjutan yang Ekonomis

Salah satu inovasi yang cukup mereka banggakan diterapkan dalam produksi Batik Kujur adalah penggunaan cap dari limbah kertas, bukan dari cap tembaga yang harganya jauh lebih mahal.

Harga cap tembaga mencapai Rp 300.000 hingga Rp1.000.000. Sementara dengan membuat cap sendiri menggunakan limbah kertas, mereka bisa menghemat dari segi ekonomis tetapi juga mengusung keberlanjutan.

Baca juga: Batik Kendal Andalkan Motif yang Gambarkan Kondisi Geografis

Proses pelatihan yang diberikan PTBA membantu para pengrajin membuat cap kertas ini sendiri, memungkinkan mereka membuat cap dengan motif yang dapat di-custom sesuai permintaan pelanggan.

"Untuk perajin seperti kami yang modalnya terbatas, cap dari kertas limbah adalah solusi. Selain ekonomis, cara ini juga lebih ramah lingkungan," jelas Mayar.

Selain inovasi dalam cap batik, Batik Kujur juga menerapkan prinsip keberlanjutan pada pewarnaannya. Mayar menjelaskan bahwa mereka menggunakan pewarna sintetis dan alami, menyesuaikan dengan kebutuhan dan selera pasar.

Baca juga: Tips Jualan Daster Batik di TikTok, Bisa Dapat Omzet Selangit

Langkah ini menunjukkan komitmen Batik Kujur dalam menjaga kelestarian alam sembari tetap menghasilkan batik berkualitas. Dengan inovasi yang ramah lingkungan ini, Batik Kujur bisa menginspirasi pengrajin batik lain di Indonesia untuk menciptakan produk yang lebih berkelanjutan.

Halaman:

Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau