Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Kompas.com - 30/11/2024, 21:22 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Hypefast, Jacquelle Beauty dan Sarinah membahas strategi utama mendorong merek lokal dan UMKM dalam menghadapi persaingan pada tahun 2025 mendatang.

Melalui acara diskusi bertajuk “Key Growth Driver for Local Brands in 2025” di Jakarta, Hypefast selaku pelopor house of brands berbasis teknologi di Indonesia bersama pelaku industri seperti Jacquelle Beauty dan Sarinah merumuskan strategi utama untuk memajukan merek lokal di tengah persaingan yang semakin kompetitif.

Baca juga: Menteri UMKM: IN2MF Jadi Momentum Kebangkitan Produk Modest Fashion Lokal

Diketahui, menurut riset Hypefast pada ThinkwithHypefast Agustus 2024, 70 persen konsumen aktif mencari merek lokal saat berbelanja, dan 90 persen responden telah membeli produk lokal dalam tiga bulan terakhir.

Meskipun peluangnya terlihat besar, CEO Hypefast, Achmad Alkatiri justru menyoroti bahwa merek lokal sebenarnya tengah menghadapi tantangan besar, terutama dari kompetisi dengan merek asing seperti merek asal Tiongkok.

Dalam pemaparannnya Achmad juga menyebutkan, 6 dari 10 konsumen belum bisa membedakan antara merek lokal dan produk impor asal Tiongkok. Menurutnya, hal ini yang menjadi tantangan merek lokal karena merek China semakin agresif mendominasi pasar.

Baca juga: Yamuna Home, Parfum Lokal Racikan Made Agus yang Kian Diminati Konsumen

“Sekarang, 6 dari 10 orang Indonesia bahkan tidak bisa membedakan mana merek lokal dan mana merek asal China. Ini menjadi tantangan besar karena persepsi ini membuat konsumen cenderung memilih produk yang sebenarnya bukan hasil dari local,” kata Achmad.

Data ini juga diimbangi dengan Compas data based on Shopee and Tokopedia yang menunjukkan bahwa 4 dari 10 brand kosmetik dengan penjualan tertinggi di Indonesia saat selama Ramadan merupakan merek Tiongkok.

Menanggapi tantangan ini, Achmad menegaskan bahwa kunci pertumbuhan merek lokal di tengah dominasi merek China bergantung pada keberanian untuk berinovasi dan memahami dinamika pasar.

Baca juga: Owner Imah Keramik Ungkap Pentingnya Hak Cipta Bagi Seniman Lokal

“Hypefast mendorong local brand untuk mulai pendekatan secara hyperlokal, tidak hanya fokus ke mainstream channel. Dengan strategi hyperlokal, inovasi produk, dan pemanfaatan data, kami yakin merek lokal bisa mendominasi pasar domestik dan bersaing di kancah global,” tambahnya.

Di samping itu, CEO Jacquelle Beauty, Budi Thomas berpendapat bahwa tantangan merek lokal dalam menghadapi kompetisi adalah dari sisi supply dan teknologinya lebih terbatas.

Budi, dalam kesempatan yang sama membagikan pengalaman Jacquelle dalam menghadapi tantangan ini melalui kesuksesan kolaborasi. Jacquelle Beauty menonjolkan dari sisi pengalaman konsumen yang unik sehingga mampu menarik perhatian konsumen saat memilih produk.

Baca juga: Paneupaan Kujang Pajajaran Ungkap Tantangan Pengrajin Lokal

“Kuncinya adalah membangun reputasi yang kuat dengan menghadirkan produk relevan yang menjawab kebutuhan konsumen. Kesuksesan kami dengan Jacquelle Glitter Gloss Tint x Jazzy adalah contoh bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat menarik perhatian konsumen, terutama Generasi Z,” ungkapnya.

Dalam acara yang sama, PLT Head of Retail Kurator Sarinah, Diah Minarni menambahkan pentingnya ketersediaan tempat bagi UMKM untuk berjualan, terutama di tengah dominasi merek asing.

Selain itu, data dari Populix juga menunjukkan preferensi belanja offline konsumen meningkat dua kali lipat pasca-pandemi. Hal ini menjadi peluang besar bagi merek lokal untuk memperluas kehadiran di pasar offline.

Baca juga: 5 Bisnis Lokal yang Bisa Anda Coba di Bali

Menurutnya, saat ini banyaknya jumlah UMKM tidak diimbangi lapak berjualan. Saat ini, Sarinah bekerja sama dengan pemerintah mulai fokus untuk memperbanyak tempat untuk para pengusaha UMKM.

“Di Jakarta saja, ada 15-20 juta UMKM. Kolaborasi dengan pemerintah, strategi komunikasi, identifikasi target pasar berdasarkan daya beli, juga sangat penting. Kami ingin memastikan merek lokal tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang dengan inovasi dan ekspansi,” jelas Diah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

Training
Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Training
Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau