JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono buka suara terkait tak adanya susu dalam menu progam Makan Bergizi Gratis saat hari pertama.
Ferry memastikan program Makan Bergizi Gratis akan terus berlanjut meski tak adanya susu dan mengalami kendala distribusi pada hari pertama.
"Uji coba dan simulasi distribusi tengah dilakukan untuk memastikan kelancaran program,” ungkap Ferry dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (8/1/2025).
Ia menyebutkan, susu kemasan dalam bentuk UHT atau susu bubuk perlu diberikan sebagai pilihan. Apalagi, untuk sekolah-sekolah di luar Pulau Jawa yang jauh dari sentra peternakan sapi pernah.
"Untuk mendukung program ini (Makan Bergizi Gratis), Kemenkop tengah mempertimbangkan dua opsi. Pertama, membangun pabrik susu baru atau kedua, mengakuisisi pabrik susu yang sudah ada," kata Ferry.
Baca juga: Kemenkop Siapkan Koperasi untuk Suplai Bahan Baku Makan Bergizi Gratis
Kementerian Koperasi, lanjut Ferry, juga terus berupaya mendorong transformasi koperasi, serta meningkatkan peran koperasi dalam perekonomian nasional.
Termasuk rencana pembangunan pabrik pengolahan susu dan pabrik CPO (Crude Palm Oil) yang dikelola koperasi sehingga mendorong koperasi untuk mampu bersaing di sektor industri.
“Karena memang penugasan kepada kami di Kemenkop oleh Presiden Prabowo, ingin koperasi itu bisa seperti di luar negeri. Koperasi bisa buat pabrik CPO dan koperasi susu bisa membuat pabrik pengolahan susu sendiri,” kata ujar Ferry.
Dengan adanya Peraturan Menteri Koperasi baru, diharapkan terbit paling lambat minggu depan, Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM (LPDB-KUMKM) akan diberi keleluasaan untuk berinvestasi, termasuk mengakuisisi pabrik dan smelter.
“Hal ini sejalan dengan visi untuk memberdayakan koperasi, agar mampu memiliki aset-aset besar. Seperti smelter, kapal canggih, dan perkebunan, seperti yang diimpikan Presiden Prabowo,” ujarnya.
Menurutnya, koperasi yang ingin terlibat dalam program ini perlu memenuhi persyaratan tertentu. Koperasi peternakan sapi perah, misalnya, akan didorong untuk memiliki pabrik pengolahan susu sendiri, sementara koperasi petani sawit akan didorong untuk membangun pabrik CPO.
Proses transformasi ini akan dilakukan secara bertahap termasuk konversi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menjadi koperasi. Saat ini di Kementerian Koperasi juga dimungkinkan untuk bisa membantu menyalurkan pupuk dengan skema yang baru.
“Saat ini, dari 64.000 Gapoktan, baru 4.000 yang telah menjadi koperasi. Proses konversi sisanya akan dilakukan secara bertahap,” ujar Ferry.
Ferry juga menekankan pentingnya sinergi antar kementerian, khususnya dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memastikan kelancaran distribusi pupuk.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPR Periode 2024-2029 Sufmi Dasco mendukung upaya Kemenkop dalam mendorong program kepentingan rakyat melalui koperasi.
“Dukungan perlu diberikan. Apalagi program yang memang untuk kepentingan rakyat. Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang mengalami pelambatan, maka upaya pendorong ekonomi nasional terus dilakukan,” ujar Dasco.
Sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan, penyediaan susu untuk program makan bergizi gratis (MBG) di Jakarta masih terkendala.
Baca juga: Menkop Budi Arie Pastikan Program Makan Bergizi Gratis Gunakan Produk Dalam Negeri
Ketersediaan susu sapi yang belum merata menjadi penyebab utama masalah ini. Namun, daerah dengan produksi susu sapi yang mencukupi, seperti Jawa Timur, sudah bisa menyalurkan susu dalam menu MBG.
"Jawa Timur sudah bisa, kooperasi susu kita kuat di sana, seperti di Malang. Kalau Jakarta masih susah," ujar Budi Arie saat memberikan keterangan pers setelah kunjungan ke SD Negeri Angkasa 5, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).
Menu MBG yang dibagikan pada hari pertama berupa nasi, sayur tumis buncis, ayam teriyaki, dan satu buah pisang untuk masing-masing siswa.
Namun, susu belum bisa disalurkan pada hari pertama. Budi Arie menambahkan, susu akan diberikan pada hari kedua pelaksanaan MBG, yaitu Selasa (7/1/2025).
"Tidak perlu berkecil hati, ada kekurangan sana-sini. Susu belum siap, nanti diurus," kata Budi.
Setiap Harinya Saat ini, koperasi susu Indonesia hanya mampu menyediakan sekitar 1,3 juta liter susu per hari untuk mendukung program MBG. Untuk itu, Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mencari strategi guna menambah ketersediaan susu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.