KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui mahasiswa program KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan pendataan pelaku UMKM guna menggali potensi ekonomi di desa.
Salah satu wilayah yang didata adalah di wilayah Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Koordinator Unit Tim KKN-PPM UGM di Kecamatan Kranggan Rafida mengungkapkan melalui pendataan ini diharapkan bisa diidentifikasi pelaku usaha yang ada di desa. Salah desa yang diidentifikasi pelaku UMKM-nya adalah Desa Kemloko.
Baca juga: Pemkab Kepulauan Seribu Akan Bangun 15 Kios UMKM di Pulau Kelapa
"Karena UMKM di Desa Kemloko ini sangat potensial, akan tetapi dari masyarakat sendiri masih membutuhkan bantuan untuk mengembangkan pemasaran produk. Sekaligus mendapat sorotan dari publik. Oleh karena itu, KKN UGM pada periode ini berfokus pada UMKM," ucap Rafida, dalam keterangannya, Rabu (22/1/2025).
Dari pendataan yang dilakukan, terdapat salah satu pelaku UMKM yang bisnisnya sudah berkembang yakni produsen pangsit dan keripik tahu “Berkah”.
Pemilik usaha, Sumi (47), mengungkapkan bisnis tersebut telah dirintis sejak tahun 2009. Kini, produknya yang berupa keripik pangsit, cistik, dan keripik tahu telah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Diantaranya Temanggung, Klaten, Solo, Kudus, Semarang, dan Yogyakarta.
Sumi menyebut berdirinya bisnis ini berawal dari kepepet. Pada 2009, banyak jenis usaha yang sudah ia coba, seperti berjualan pakaian, sembako, dan gorengan. Namun, usaha-usaha tersebut tidak menghasilkan uang.
“Soalnya kan ada anak-anak di rumah, terus saya mikir gimana caranya jualan tapi tetap di rumah,” kata Sumi.
Dia lantas mencoba peruntungan. Produk yang dibuat adalah keripik pangsit dengan racikan resep sendiri.
Seiring berjalannya waktu, kini Sumi dapat memproduksi sebanyak dua kuintal keripik pangsit dalam satu hari.
Pandemi COVID-19 menurunkan penjualan keripik pangsitnya. Sumi pun menggali ide baru dan muncul di benaknya untuk membuat keripik tahu.
Baca juga: Bantu Perajin Keripik di Bogor, Mahasiswa KKN IPB Luncurkan Program Kepota
Keripik tahu tersebut mulai diproduksi sejak 2018. Berbeda dengan produk keripik tahu lainnya, bahan baku berupa tahu dibuat sendiri oleh Sumi dan karyawannya.
Sumi mengolah kedelai menjadi tahu kemudian baru diolah menjadi keripik dengan proses yang cukup panjang.
“Ngolahnya itu dari pagi sampai ke pagi lagi,” tuturnya.
Sumi berusaha membuat keripik tahu yang tidak bertekstur kasar. Ia berulang kali mencoba memproduksi keripik tahu hingga hasilnya sesuai keinginannya.
“Kalau udah jadi itu, saya coba ke tetangga, enak atau enggak, kasar atau enggak,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya