MALANG, KOMPAS.com - Kedua tangan Raka menari lincah membungkus satu per satu tumpukan kotak kardus yang berada di depannya, di gudang Sarang Maduku, Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Senin (17/3/2025) siang.
Sebelum benar-benar membungkus, tidak lupa ia menyempatkan membuka setiap kotak kardus, memastikan varian produk yang ada di dalamnya sudah sesuai dengan pesanan pembeli yang tertera dalam stiker pengiriman. Hal itu dilakukan untuk memastikan barang sudah sesuai dengan pesanan pembeli.
Raka tidak sendirian, di samping kanan-kirinya belasan pegawai juga tidak kalah lihai menyelipkan satu per satu kotak kardus ke dalam bungkus plastik hitam.
Baca juga: Berapa Jauh Lebah Terbang Mencari Madu?
Mereka saling berjibaku agar susunan kotak kardus berisi madu di depannya segera terbungkus semua dan siap untuk dikirim ke pembelinya di berbagai daerah Indonesia.
Hari itu, mereka harus membungkus sekitar 5000 paket produk Sarang Maduku yang terjual melalui e-commerce.
Pesanan sebanyak itu tidak sekonyong-konyong datang begitu saja. Pemilik dan pendiri usaha Sarang Maduku, Andoni Pridatama harus melalui proses panjang dan terjal hingga Sarang Maduku sebesar sekarang.
Mulai merintis usaha di tahun 2019, Andoni Pridatama pernah ditipu hingga mengalami kerugian Rp 30 juta, ketika ia mencoba berinvestasi beberapa kotak lebah ke salah satu peternak di Pasuruan. Penanaman modal Rp 30 juta yang dijanjikan akan kembali dalam waktu 3 bulan, raib begitu saja.
Padahal, uang itu adalah satu-satunya yang tersisa dari pesangon tempatnya bekerja di salah satu bank, setelah ia mengambil keputusan untuk keluar, meskipun saat itu gajinya sudah mencapai Rp 40 juta per bulan. Hal itu dilakukan tidak lain demi mewujudkan cita-citanya untuk mengembangkan bisnis madu.
Pengalaman pahit itu tidak membuat Doni –sapaan akrabnya- patah semangat. Ia terus bertekad untuk terjun di bisnis penjualan madu. Karena hanya itu pilihan bisnis satu-satunya yang sudah ia pelajari dan tekuni.
Setahun berselang, tahun 2020 ia kembali mencoba berkulakan madu dengan modal awal Rp 500.000. Ia mengemas ulang madu tersebut, menempeli merek, lalu dijajakan di platform e-commerce Shopee.
Gayung bersambut, lambat laun penjualannya di platform Shopee mendapat respon positif dari para pembeli. Modal Rp 500 ribu itupun terus ia putar untuk menambah persediaan stok madu.
Sampai akhirnya transaksi penjualannya mulai meroket, ketika Maret-April 2020 pandemi Covid-19 semakin marak, di mana saat itu banyak orang membutuhkan suplemen untuk menjaga kondisi tubuhnya tetap sehat di tengah pagebluk.
Baca juga: Kisah Natalia Gunawan, Perempuan Berdaya yang Sukses Kembangkan Bisnis Sahiku Shoes Bersama Shopee
“Akhirnya saya bekerjasama dengan beberapa peternak untuk menyuplai kebutuhan stok madu kami,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (20/3/2025).
Dalam menjajakan produk madunya, sejak awal ia bergantung pada pemasaran digital melalui platform e-commerce, karena ia sudah melihat tanda-tanda, bahwa kebiasaan berbelanja masyarakat bergeser ke pasar daring.
Ia pun terus menginovasi konten pemasarannya untuk menarik minat pelanggan. Foto produk ia buat semenarik mungkin, dengan deskripsi yang persuasif.
“Konten menarik dibuat karena saya sadar, bahwa madu sebenarnya bukan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Oleh karena itu saya berusaha bagaimana caranya masyarakat butuh dengan produk saya. Satu-satunya cara ya dengan konten yang menarik,” terangnya.
Untuk mempercepat eksposur toko dan produknya ke calon pembeli, Doni aktif mengikuti semua program yang disediakan shopee, mulai dari kampanye setiap tanggal kembar, iklan, Shopee Video, hingga live streaming.
Terbukti, melalui iklan Shopee, bapak dari dua anak itu menyebut penjualannya produknya meningkat hingga 50 persen dibanding tidak beriklan. Sementara dalam melakukan live streaming di Shopee, Sarang Maduku mampu live streaming selama 18 jam per hari.
Melalui live streaming itu, Doni menyiapkan host ahli gizi atau nutrisionis, untuk menjelaskan seputar kandungan madu produksi Sarang Maduku. Sebab, Doni menyadari keraguan yang acapkali muncul di benak masyarakat adalah tentang keaslian produk madu.
“Program live streaming ini, menjadi sarana kita untuk berinteraksi secara langsung dengan konsumen untuk menjelaskan produk-produk kami secara detail,” tuturnya.
Sementara untuk menjaga kepuasan pelanggan, Sarang Maduku menyiapkan staf yang khusus untuk mem-follow up khasiat yang dirasakan konsumen setelah mengonsumsi produk Sarang Maduku. Harapannya, produk Sarang Maduku benar-benar bermanfaat saat dikonsumsi pelanggan.
“Kami berprinsip, mendapatkan pelanggan baru lebih mahal daripada menjaga pelanggan. Oleh karena itu setiap pelanggan harus dijaga baik-baik,” tegasnya.
Saat ini, Sarang Maduku sudah memiliki 33 varian produk madu, mulai dari madu klanceng, madu kopi, madu randu, hingga madu multiflora, berasal suplay dari 12 mitra peternak lebah.
“Setiap varian memiliki kelebihan dan khasiat masing-masing. Seperti madu randu cocok untuk batuk pilek, dan madu multiflora baik untuk daya tahan tubuh,” ujarnya.
Selain itu, kini ia juga mengembangkan produk turunan, berupa suplemen untuk menurunkan berat badan, berbahan utama madu dan cuka apel, yang diberi merek Best Honey. Doni menjamin produk ini mampu menurunkan berat badan dalam waktu singkat secara alami.
Dari hasil penjualan produk Sarang Maduku beserta turunannya, Doni mampu meraup omset hingga miliaran rupiah setiap tahun. Pada tahun 2023, omsetnya tercatat mencapai Rp 2 miliar.
Kemudian pada tahun 2024 meningkat menjadi Rp 4 miliar, dengan rata-rata penjualan antara 5.000-8.000 kemasan per hari, dan segmen pembeli dari rentang usia 26-40 tahun. Saat ini, produk Sarang Maduku sudah diekspor ke Singapura dan Malaysia melalui fasilitas ekspor Shopee.
“Dari sekian penjualan produk kami, 90 persen penjualan bersumber dari transaksi daring, dan 70 persen di antaranya dari penjualan Shopee,” bebernya.
Baca juga: Manfaatkan Perkembangan Digital, Ini Kisah Sukses Kreator Shopee Live Juli Masesa
Doni menyebut kunci utama kesuksesannya membangun usahanya adalah fokus, dan selalu membentengi dengan perilaku religius, seperti rutin bersedekah.
“Memaksimalkan strategi pemasaran digital juga menjadi kunci utama, karena strategi itulah yang paling relevan untuk dilakukan di era saat ini dan masa depan,” pungkasnya.
Mengoptimalisasi pemasaran digital, platform Shopee adalah salah pilihan pelaku UMKM, Sebab, Shopee terus menghadirkan berbagai program untuk mendukung pemasaran produk UMKM.
Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Christin Djuarto mengatakan Shopee akan terus berupaya menghadirkan berbagai inovasi, program, dan fitur untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan UMKM dan produk lokal, ekonomi lokal, serta membangun ekosistem e-commerce yang lebih positif.
Beberapa inovasi program yang dihadirkan di antaranya, Program Sukses UMKM Baru yang memberikan dukungan gratis bagi pengusaha UMKM pemula, pelatihan gratis bagi UMKM melalui Kampus UMKM Shopee - Kelas Online, hingga Program Ekspor Shopee yang membuka peluang bagi UMKM lokal merambah pasar global.
"Kami terus berkomitmen untuk menjadi kawan dalam setiap perjalanan UMKM bertumbuh dan meraih kesuksesan," terangnya.
Baca juga: Kisah Sukses Pisang Goreng Madu Bu Nanik, Awalnya Ditolak karena Dikira Gosong
Secara rinci, Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira menjelaskan program Sukses UMKM Baru adalah program yang dirancang khusus untuk membantu penjual online baru memulai dan mengembangkan bisnis mereka dengan lebih mudah.
Melalui program itu, Shopee memberikan biaya administrasi gratis untuk 50 pesanan pertama, biaya layanan pengiriman XTRA Gratis untuk 200 pesanan pertama, dan voucher senilai Rp1.000.000 untuk membantu penjual memberikan diskon toko.
"Khusus untuk Ramadan 2025, Shopee juga memberikan dukungan tambahan agar pengusaha UMKM baru dapat memaksimalkan penjualan selama periode belanja puncak ini, berupa saldo iklan senilai Rp75.000 untuk meningkatkan eksposur toko dan produk, serta voucher tambahan senilai Rp1.000.000 untuk menarik lebih banyak pelanggan selama bulan Ramadhan," tuturnya.
Sedangkan, program Ekspor Shopee, masih kata Radynal Nataprawira, Shopee bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan mitra strategis untuk memastikan produk lokal dapat menjangkau pasar global.
"Kerja sama ini menjadi milestone penting untuk membantu lebih banyak lagi produk UMKM Indonesia bisa dibeli oleh pengguna Shopee di luar negeri," bebernya.
Saat ini, Shopee tercatat telah memasarkan lebih dari 50 juta produk UMKM ke berbagai destinasi di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin sejak tahun 2019 lalu.
"Jumlah produk lokal yang telah diekspor ke berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin tahun 2024 mengalami peningkatan hampir 50 persen dibandingkan tahun 2023, dengan kategori produk ekspor teratas yakni Fashion Muslim, Fashion Wanita, dan Fashion Bayi & Anak," pungkasnya.
Sementara itu, Head of Government Relations Shopee Indonesia, Balques Manisang menjelaskan Kampus UMKM Shopee Kelas Online merupakan program yang diinisiasi untuk memberikan akses pelatihan dan pendampingan bagi UMKM dalam meningkat keterampilan digitalnya.
Baca juga: Bisnis E-commerce Indonesia 2024 Tembus Rp 1.026 Triliun, Didorong Tren Live Shopping
Program Kampus UMKM Shopee - Kelas Online berfokus untuk mengembangkan kapasitas dan keterampilan digital UMKM melalui program Kampus UMKM Shopee yang diluncurkan sejak 2021 lalu.
"Ratusan ribu UMKM telah mengikuti pelatihan di Kampus UMKM Shopee," ujarnya.
Mulai 13 Februari 2025, Shopee memperkenalkan Kampus UMKM Shopee – Kelas Online yang menawarkan kemudahan bagi UMKM di 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia untuk bisa memilih program pelatihan yang mereka butuhkan, dan mengikuti kelas pelatihan tersebut secara online setiap hari Senin-Jumat.
"Selama rentang 5 hari itu, Shopee menyediakan kurikulum khusus yang membahas Modul Affiliate Marketing Solutions (AMS) setiap hari Senin, Modul Optimalisasi Performa Toko setiap Selasa, Modul Optimalisasi Bisnis melalui Kampanye setiap Rabu, dan Modul Optimalisasi Eksposur Bisnis melalui Fitur Shopee setiap Jumat," pungkasnya.
Di sisi lain, pemerintah juga terus mendukung untuk pertumbuhan UMKM, terutama pada sektor penguatan kelembagaan, pembiayaan dan peningkatan SDM UMKM.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur, Endy Alim Abdi Nusa mengatakan pada aspek kelembagaan, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) Provinsi Jawa Timur mendorong pelaku UMKM meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan mendorong digitalisasi manajemen usaha.
"Integrasi data dan pembinaan berbasis teknologi diterapkan agar UMKM lebih efisien dan adaptif terhadap perubahan," terangnya.
Pada aspek penguatan pasar, pelaku UMKM didorong untuk merestrukturisasi usaha untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk, melalui tandarisasi dan legalitas produk, termasuk sertifikasi PIRT, BPOM, Halal, serta merek untuk perlindungan hukum.
Baca juga: Subsidi Digitalisasi UMKM
"Kami menyedikan wadah berupa layanan Business Development Center (BDC), untuk memberikan pembinaan dan pendampingan untuk pengembangan usaha secara berkelanjutan," ujarnya.
Kemudian pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM), Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur memberikan pelatihan manajerial dan kompetensi teknis bagi pelaku usaha, baik secara offline maupun secara online melalui platform SiJAWARA.
"Melalui platform ini pelaku UMKM lebih siap dalam memanfaatkan teknologi digital untuk bisnis mereka," terangnya.
Endy Alim mengamini bahwa pemanfaatan digital dalam pemasaran sangat penting karena dapat membantu UMKM untuk memperluas pasar dengan biaya promosi dan iklan yang relatif lebih murah jika dibanding iklan konvensional.
"Pemanfaatan digital juga dapat meningkatkan daya saing dengan memahami tren pasar yang ada dan memungkinkan pengusaha UMKM membangun hubungan lebih baik dengan pelanggan dengan lebih personal tanpa ada batasan tempat dan waktu," ujarnya.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Timur, jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 9,78 juta unit, dan 4,6 juta di antaranya sudah memanfaatkan platform digital, dengan rincian pemasaran 69,08 persen, produksi 30,92 persen, dan sisanya memanfaatkan digital di bidang laporan keuangan.
"Salah satu dorongan kepada UMKM untuk memanfaatkan pemasaran digital, kami bekerjasama dengan Shopee untuk membangun Kampus UMKM Shopee, bertempat di UPT Pelatihan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, yang berlokasi di Kota Malang," katanya.
"Kerjasama ini dilakukan dalam rangka menghubungkan pelaku UMKM di Jawa Timur dengan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar secara digital. Harapannya UMKM mampu bersaing dan berkembang di era digital,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.