MALANG, KOMPAS.com - Beberapa warga binaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Malang terlihat lebih sibuk dari hari biasanya. Mereka sedang membuat aneka kue dan keripik pada bulan Ramadhan ini.
Ada yang sedang mengemas pizza gulung dan keripik singkong di ruangan yang berbeda. Beberapa hari yang lalu mereka mendapatkan pesanan sebanyak 50 pizza gulung untuk takjil. Setiap pizza gulung dihargai Rp 18.000.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIA Malang Tri Anna Aryati mengatakan biasanya mereka mendapatkan pesanan dari keluarga atau sesama warga binaan dan para petugas keamanan lapas.
Baca juga: 6 Tips Jualan Online saat Ramadan, Dijamin Luber Cuan
"Alhamdulillah kita banyak pesanan baik dari lingkungan luar maupun petugas lapas, biasanya Ramadhan ini pesanan kebanyakan kue kering untuk lebaran," katanya, Selasa (19/4/2022).
Aneka keripik yang diproduksi seperti singkong, pisang, tempe, menjes, sayur, bawang bombai dan lainnya. Kini dalam sehari warga binaan bisa membuat 100 bungkus keripik.
Setiap bungkus keripik harganya bermacam-macam, salah satunya untuk berat 150 gram yakni Rp 10.000.
Selain itu juga ada hampers berupa kue kering dengan harga Rp 160.000. Setiap hampers terdapat tiga macam kue yaitu nastar, palem dan permen yupi. Total pada bulan Ramadhan ini sebanyak 160 hampers tengah dikerjakan.
"Produksinya macam-macam sesuai pesanan yang ada, Alhamdulillah ada peningkatan, puasa ini tidak menghalangi warga binaan untuk bisa menghasilkan sesuatu," kata Tri Anna.
Setiap tahun ketika menjelang lebaran setidaknya terdapat peningkatan sekitar 20 persen untuk pesanan kue. Kue yang dijual juga dibantu oleh petugas lapas untuk dipromosikan melalui media sosial.
Mereka juga difasilitasi berbagai alat seperti penggorengan, oven dan lainnya.
Salah satu warga binaan, Christina Andriani (36) sudah empat tahun membuat kue di lapas itu. Awalnya ia mengikuti pelatihan terlebih dahulu sebelum terpilih untuk bisa bekerja.
"Pastinya senang bisa diajari membuat kue macam-macam, kan kalau diam saja di sini jenuh. Makanya kita harus bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin," katanya.
Warga binaan yang terjerat perkara narkoba itu setiap bulannya bisa mendapatkan premi atau upah sebesar Rp 400.000 sampai Rp 500.000.
Biasanya uang yang diterima dalam bentuk digital itu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari selama di lapas.
Baca juga: Dari Silaturahmi Membawa Rezeki, Ini Kisah Pelaku UMKM Penjual Pempek Palembang...
"Dipakai untuk telepon atau video call ke keluarga itu kan juga ada biaya, jadi bisa buat kebutuhan di sini, preminya juga tidak menentu tergantung dari omzet atau keuntungan yang diterima setiap bulannya," katanya.
Di sisi lain, kehidupan warga binaan lapas juga dihabiskan dengan kegiatan keagamaan selama bulan Ramadhan.
Di antaranya seperti mengikuti kegiatan Pondok Pesantren mulai pukul 08.00 hingga 10.00 WIB dengan mendengarkan ceramah atau bedah ayat suci Al Quran yang wajib diikuti oleh seluruh warga binaan beragama Islam.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tadarus Al Quran setiap harinya hanya diikuti sekitar 61 warga binaan mulai pukul 10.00 hingga 14.00 WIB.
Selain itu pada malam hari juga terdapat kegiatan shalat tarawih berjamaah. Begitu juga setiap Kamis untuk shalat Dzuhur dan Ashar dilakukan secara berjamaah dengan petugas lapas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.