Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Solok Fokus Kembangkan Produk UMKM Anyaman, Tenun, Oleh-oleh, dan Kuliner

Kompas.com - 18/05/2022, 14:02 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

SOLOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Solok fokus untuk mengembangkan produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berupa anyaman, tenunan, oleh-oleh, dan kuliner. Produk-produk UMKM di Kabupaten Solok disebut memiliki banyak keunikan dan keunggulan.

"Produk yang didorong (fokus) seperti anyaman, tenunan. Tapi tenunannya bukan batik ya. Kalau batik kita kalah dengan Jawa. Jadi (fokus) produk anyaman dan produk-produk kerajinan, oleh-oleh dan makanan," kata Bupati Solok, Epyardi Asda kepada Kompas.com saat ditemui di Kick Off Program UMKM Solok Bangkit di Kantor Bupati Solok, Sumatera Barat pada Rabu (18/5/2022) siang.

Menurutnya, produk anyaman dari UMKM di Solok memiliki kelebihan yakni motif yang unik dan bahan yang halus. Epyardi menyebutkan, produk anyaman di Solok berbahan dari daun pandan.

"Untuk perajin anyaman, hanya ini beberapa keluarga yang bikin anyaman. Kalau tak dilatih, ini akan punah. Hanya ada di Paninggahan dan beberapa tempat lainnya. Secara bahan masih banyak. Bahan anyaman ini tumbuh alami. Tumbuh liar di sawah-sawah," ujar Epyarda.

Baca juga: Lewat Pelatihan, Smesco Dorong 200 Pelaku UMKM di Solok Naik Kelas

Ia menceritakan, produk-produk anyaman dari bahan daun pandan ini merupakan produk kerajinan rumahan. Epyarda mengatakan, produk-produk anyaman dari Solok sudah diminati oleh sejumlah pihak.

"Kemarin waktu Dekranasda di JCC, produk yang kami bawa itu habis semua. Karena unik dari Solok," tambah Epyardi.

Selain itu, produk kuliner dari Solok sudah banyak dikirimkan ke Kota Padang untuk dijual sebagai oleh-oleh. Pihak Pemerintah Kabupaten Padang nantinya akan membantu para pelaku UMKM kuliner maupun keradari segi pengurusan izin, legalitas, dan pemasaran.

"Program (kami) akan memfasilitas kebutuhan mereka dari konvensional ke modern, dari informal ke formal. Dengan melakukan pelatihan. Semua kebutuhan SNI kita akan penuhi semua, pemasaran kerjasama dengan Smesco. Setiap pameran, Solok akan tampil. Pemerintah daerah siap menganggarkan untuk membantu mereka bangkit," tambah Epyardi.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustian dan Perdagangan Kabupaten Solok, Ahpi Gusta Tusri mengatakan produk anyaman dari pelaku UMKM di Solok berupa tikar, sendal, tas, tempat tisu, dan hiasan dinding. Selain itu, ada produk-produk dari limbah kayu berupa lampu petromak dan lampu dinding. 

"Anyaman ini potensi kita sebenarnya ada di beberapa nagari (desa). Ini pekerjaan rumah kami untuk pengembangan nantinya. Secara umum kan setiap daerah punya kekhususan dengan motif. Anyaman kami berbahan pandan, lebih mengkilap dan lentur dibandingkan produksi pandan dari tempat lain," tambah Ahpi kepada Kompas.com di kesempatan yang sama.

200 Pelaku UMKM di Kabupaten Solok Diberi Pelatihan

Smesco Indonesia lewat Program UMKM Kabupaten Solok Bangkit? memberikan sejumlah kepada  200 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Solok untuk naik kelas di Kantor Bupati Solok, Sumatera Barat pada Rabu (18/5/2022).KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Smesco Indonesia lewat Program UMKM Kabupaten Solok Bangkit? memberikan sejumlah kepada 200 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Solok untuk naik kelas di Kantor Bupati Solok, Sumatera Barat pada Rabu (18/5/2022).
Smesco Indonesia mendorong 200 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Solok untuk naik kelas lewat Program UMKM Kabupaten Solok Bangkit”.

Dorongan tersebut dilakukan lewat pendampingan pengurusan legalitas, peningkatan kualitas produk, pemasaran, dan manajemen keuangan hingga akhir periode tahun 2022.

“Program UMKM Solok Bangkit merupakan program pertama kali yang Smesco jalankan bersama pihak kabupaten. Smesco dan Solok ini bisa dibilang berjodoh,” kata Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada dalam Kick Off Program UMKM Solok Bangkit di Solok, Sumatera Barat pada Rabu (18/5/2022).

Ia mengatakan, pelaku UMKM saat ini wajib untuk berpindah dari sektor informal ke sektor informal lewat pengurusan izin dan legalitas lain. Selain itu, pelaku UMKM juga perlu pindah dengan metode digital.

“Kami harapkan ingin dapat gambaran jelas di akhir tahun berapa yang mentas dan jelas, berhasil naik kelas. Kami nanti ingin mendorong produk Solok ke tingkat nasional,” ujar Wientor.

Baca juga: 6 Tips Jitu Bikin Laris Dagangan UMKM dari Smesco

Adapun 200 pelaku UMKM terdiri atas 140 UMKM di bidang Food & Beverage, 41 UMKM di bidang fashion dan 19 UMKM di bidang kerajinan yang ikut Program UMKM Solok Bangkit. Para pelaku UMKM yang mendapatkan program telah melalui proses pembukaan pendaftaran serta seleksi dan kurasi.

Adapun program peningkatan kapabilitas dan pemasaran tersebut merupakan upaya lanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman SMESCO Indonesia dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Solok. SMESCO akan memfasilitasi pelatihan kepada UMKM berbagai sektor khususnya agrobased dan herbal spa, indigenous local produk atau yang kita kenal sebagai produk kearifan lokal dan produk kuliner khas lokal.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau