Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Program Inkubasi, Koperasi Ponpes Ini Berhasil jadi Pemasok di Pasar Modern

Kompas.com - 27/05/2022, 16:59 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah koperasi pondok pesantren (Kopontren) di wilayah Solo dan Yogyakarta mengkuti program inkubasi Alif learning center (ALEC).

ALEC sendiri merupakan program inkubasi yang dilaksanakan oleh Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq yang juga menjadi mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM.

Melalui program tersebut, koperasi yang tergabung telah berhasil mewujudkan panen raya melon inthanon dengan kualitas tinggi, serta mampu menjadi pemasok pasar ritel modern dengan harga tinggi.

Baca juga: Google Berikan Pinjaman ke UMKM Senilai 2 Juta Dollar AS

Presiden Direktur ALEC, Irvan Sadikin menjelaskan, program inkubasi dari ALEC terus diperkuat, dan akan menggandeng pondok pesantren lainnya, seiring dengan bergabungnya ALEC dalam Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2022.

"Perkuatan itu dilakukan dengan menggandeng mitra strategis seperti Progamma Uitzending Manajer (PUM) Netherlands Senior Experts dan Japan International Cooperation Agency (JICA), serta Bank Indoensia guna menghadirkan materi pelatihan maupun praktikum yang bermanfaat bagi kemandirian ekonomi pesantren," jelas dia dalam keterangan resmi, Rabu (25/5/2022).

Inkubasi yang dilakukan ALEC sepanjang 2022 berhasil menciptakan nilai ekonomi baru bagi pondok pesantren. Sehingga peran sentral pondok pesantren sebagai penggerak ekonomi umat makin dirasakan manfaatnya.

 

Saat ini ALEC tengah melakukan inkubasi budi daya buah melon kepada para tenant yang merupakan pondok pesantren dari anggota Himpunan Bisnis Pesantren (Hebitren) yakni Pondok Pesantren Assalafiyyah, Sleman, Darul Qur'an Wal Irsyad, Gunungkidul, Kyai Ageng Selo, Klaten, dan Darul Qur'an, Sragen.

Kopontren tersebut merupakan empat dari 25 pondok pesantren yang tergabung dalam Batch I program inkubasi ALEC tahun 2022 yang berasal dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.

Baca juga: Pemerintah Susun Database UMKM Terintegrasi dalam 2 Tahun ke Depan

Adapun, inkubasi yang ALEC lakukan terbagi dalam beberapa tahapan yakni pertama budi daya, kemudian pasca panen, selanjutnya penanganan pasca panen dan pemasaran baik secara teori maupun praktik di lapangan dengan model inkubasi close loop.

"Kunci pengembangan bisnis adalah sumber daya manusia yang unggul, dengan ini kami lakukan inkubasi dan permagangan selama 14 hari terkait budi daya yang baik dan benar," kata Irvan.

Panen Melon

Salah satu hasil dari inkubasi oleh ALEC adalah panen buah melon inthanon di Pondok Pesantren Kyai Ageng Selo, Klaten.

"Hasil panennya dengan 1.000 pohon itu sekitar 70-80 persen dengan luas lahan 500 meter persegi yang digunakan untuk green house program dari Bank Indonesia, hasil panen ini langsung dikirim ke Kopontren Al-Ittifaq," ujar Mohamad Mahfud perwakilan dari Pondok Pesantren Kyai Ageng Selo.

Mahfud mengungkapkan, pihaknya sangat tertarik dengan program inkubasi yang dilakukan oleh ALEC untuk komoditas buah melon, selain memberikan manfaat berupa pengetahuan, manfaat lainnya adalah memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi pesantren.

"Alhamdulillah programnya itu untuk kemandirian pesantren dengan program itu bisa menunjang operasional pesantren, membantu untuk bayar listrik, operasional harian, konsumsi santri, sekolah, dan biaya ajar mengajar itu banyak sekali manfaatnya. Harapannya dengan yang kita dapat ini terus berlanjut," kata Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com