JAKARTA, KOMPAS.com - Saat pandemi Covid-19, tak sedikit pebisnis yang gulung tikar. Tapi di sisi lain, ada juga yang mencari peluang baru dari usaha yang sebelumnya sudah mereka geluti.
Seperti yang dilakukan Miske Niharda. Sebelum pandemi, Miske yang tinggal di Jakarta ini merupakan pebisnis yang bergerak di bidang sepatu. Namun seiring dengan berkurangnya aktivitas masyarakat, penjualan sepatu mengalami penurunan drastis.
Saat pandemi, usaha sepatu Miske mengalami penurunan hingga 75 persen, bahkan hampir kolaps.
Baca juga: Sukses Tak Pandang Usia, Ini Cara Memulai Bisnis Setelah Pensiun
Berangkat dari kondisi tersebut, Miske memilih untuk merintis usaha kuliner makanan khas Minang dengan menu andalan rendang.
Usaha kuliner tersebut dilabeli Nihar Chaniago. Ini muncul sebagai efek kegelisahannya akan dampak pandemi yang menggempur usaha sepatunya.
"Pandemi jadi kedua kalinya penyebab usaha sepatu saya jatuh. Pertama saat krisis 1998 dan kedua pandemi. Tapi, dari situlah dapat ide untuk mengembangkan usaha rendang," katanya kepada KONTAN dikutip Selasa (24/5/2022).
Memang, saat pandemi, mulai banyak orang yang memulai usaha kuliner, terutama makanan yang siap antar di saat pengetatan mobilitas. Hal yang sama juga terjadi pada Miske.
Dengan modal Rp 2 juta, ia memberanikan diri berbisnis rendang. Awalnya, pesanan yang datang hanya satu kilogram saja. Namun secara perlahan, pesanan yang datang semakin lama semakin menanjak.
Untuk pemasaran, seperti biasa, Miske juga mengandalkan pemasaran online. Yakni, lewat jalur media sosial serta dari marketplace. Dia menyebutkan, minimal satu hari bisa menerima pesanan lima kemasan rendang. Biasanya, puncak pesanan datang saat Ramadan.
Hasilnya, saat ini, Miske sanggup memproduksi 20 kilogram rendang atau 80 kemasan dalam satu bulan. Ia membanderol rendang buatannya seharga Rp 90.000 per 250 gram.
"Omzet, ya, kurang lebih Rp 16 juta rata-rata, kan, ada turun naiknya kalau usaha," ujarnya.
Sebagai informasi, produk-produk buatan Miske tak hanya rendang daging, namun juga ada rendang jengkol, rendang paru, rendang kacang, rendang ati, aneka sambal, aneka kue, dan snack box.
Baca juga: Sempat Viral dan Ditangkap, Ratu Keraton Agung Sejagat Purworejo Kini Buat Produk UMKM
Untuk produk selain rendang daging, Miske memberi banderol harga mulai dari Rp 65.000.
Miske mengklaim, rendang buatannya mampu bertahan lima bulan. Sementara bahan-bahan yang dia gunakan laiknya membuat rendang pada umumnya, yakni daging sapi dan kelapa.
Ke depan, Miske berharap, mampu meningkatkan pesanan yang masuk hingga 20 kemasan sehari.
Untuk mencapai target ini, dia gencar melakukan promosi di media sosial, termasuk juga kepada pelanggan produk sepatu lamanya.
Tak hanya promosi, Miske juga ingin memperbaiki kemasan rendang buatannya agar lebih menarik konsumen. Untuk upaya peningkatan kemasan, kini Miske berada di bawah binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).
Selain itu, usaha sepatu Miske dengan label De'monte juga mulai jalan, setelah ada pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. (Ratih Waseso)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Dari Sepatu Beralih Menjadi Pembuat Rendang Saat Pandemi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.