Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPEI Pacu Pertumbuhan Ekspor Produk Berbasis Daun Kelor

Kompas.com - 19/11/2024, 13:59 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program Coaching Program for New Exporter (CPNE) dan Desa Devisa terus mendukung pengembangan produk daun kelor.

Pengembangan produk daun kelor melalui program CPNE LPEI meliputi pembekalan keterampilan ekspor, pemahaman tentang regulasi pasar global, dan strategi pemasaran yang tepat nantinya diharapkan bisa menembus pasar internasional.

Kepala Divisi SMEs Advisory Services LPEI, Maria Sidabutar, menjelaskan melalui program-program CPNE, LPEI tidak hanya memberikan pendampingan tetapi juga memperkuat kapabilitas UKM dan desa-desa potensi di Indonesia untuk memanfaatkan peluang ekspor yang lebih besar.

“LPEI berharap melalui upaya ini, semakin banyak pelaku usaha dari berbagai sektor dapat berani mendunia dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah global,” ungkap Maria dalam keterangan tertulis, Senin (19/11/2024).

LPEI telah membina Desa Devisa Daun Kelor di Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Madura. Program ini mencakup pelatihan sertifikasi organik, peningkatan kapasitas produksi, dan efisiensi biaya, sehingga memungkinkan produk daun kelor mereka menembus pasar Amerika, Eropa, dan Australia.

Baca juga: Bisnis Daun Kelor Bisa Tembus Pasar Ekspor, Ikuti 5 Tips Berikut

Peningkatan produksi yang signifikan membuat desa ini mampu memproduksi bubuk kelor hingga 1,5 ton per hari, meningkat dari 500 kg sebelumnya. Biaya produksi pun dapat ditekan menjadi Rp 14.400 per kilogram.

Desa tersebut kini memproduksi hingga 12 ton bubuk daun kelor dan 20 ton daun kelor kering per bulan, dengan sekitar 90 persen produk diekspor terutama ke Malaysia.

Produk daun kelor dari Sumenep digunakan untuk berbagai keperluan, seperti makanan, obat-obatan, kosmetik, dan pakan ternak sehingga menambah daya jual dan diminati oleh pasar global.

Selain itu, LPEI berkolaborasi dengan lembaga pendamping PT. AGRO DIPA SUMEKAR juga mendukung penyediaan alat pengering dan mesin tepung yang meningkatkan kesejahteraan warga sekitar, memungkinkan lebih dari 1.700 petani dari 9 desa lokal terlibat dalam produksi kelor.

Keberhasilan ini dicapai dengan kemampuan tanaman kelor yang dapat dipanen dalam waktu hanya tiga bulan untuk diambil daunnya, dengan setiap pohon dapat menghasilkan 1 kg – 2 kg daun kelor basah.

"Setelah mendapatkan pendampingan dari LPEI dan menjadi Desa Devisa, usaha kami menjadi lebih tertata dan terstruktur. LPEI tidak hanya memberikan pelatihan peningkatan kualitas dan kapasitas produk, tetapi juga pelatihan manajemen keuangan dan pembukuan," ujar pemilik PT. AGRO DIPA SUMEKAR, Heri Siswanto.

Ekspor Daun Kelor

Nilai ekspor sayuran bubuk termasuk produk daun kelor diketahui mengalami peningkatan yang signifikan selama periode Januari-September 2024.

Tercatat kenaikan sebesar 90,74 persen dalam nilai ekspor menjadi USD 13,75 juta dibandingkan USD 7,21 juta pada periode yang sama tahun lalu. Volume ekspor juga meningkat sebesar 169,41 persen, dari 1.610 ton menjadi 4.350 ton.

Mayoritas produk yang diekspor berupa campuran sayuran, termasuk bubuk daun kelor. Negara dengan peningkatan nilai ekspor tertinggi adalah Tiongkok, dengan peningkatan sebesar USD 7,39 juta, diikuti oleh Thailand (USD 110,54 ribu), Arab Saudi (USD 71,01 ribu), Jepang (USD 46,09 ribu), dan Malaysia (USD 35,08 ribu).

Baca juga: Lewat Program CPNE, LPEI Dorong UMKM Papua Jadi Eksportir Baru

Hal ini menunjukkan potensi besar produk sayuran bubuk termasuk berbasis daun kelor di pasar internasional. 

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau