JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna skincare mungkin mengenal produk dengan merek Jarkeen asal Bandung Jawa Barat.
Namun yang juga perlu diketahui, ada kisah menarik dari pemilik brand Jarkeen tersebut, hingga berhasil menjual 10.000 botol.
Mengutip Regional Kompas.com, Septrina Rams Chhetri (28 tahun) adalah sosok di balik suksesnya produk skincare Jarkeen tersebut. Dia mengisahkan strategi bisnis yang dipilih dalam menjalankan usaha ini.
Baca juga: Semakin Banyak UMKM yang Manfaakan Crowdfunding untuk Cari Pendanaan
“Saya mulai bisnis skincare tahun 2018, tanpa modal, karena sistemnya PO,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurut Septrina, tak hanya sistem PO, produk serum yang dibuat banyak yang tertarik karena cocok dengan serum produksinya. Hingga antrean pun panjang dan viral di media sosial.
Septrina menceritakan, Jarkeen lahir secara tidak sengaja. Saat itu, profesinya sebagai beauty vlogger membuat kulitnya rusak. Selama enam bulan, wajahnya breakout dan jerawatan parah. Ia sudah mencoba berbagai dokter kulit di Indonesia dan Singapura, namun sulit sembuh.
Hingga suatu hari ia bertemu dermatologis yang memberikan serum buatan Indonesia. Setelah memakainya, kulitnya makin membaik dan terjaga dengan baik.
Pengalamannya ini ia bagikan kepada followernya tahun 2018. Niat awalnya untuk berbagi pengalaman dan siapa tahu bisa membantu orang dengan masalah yang sama.
Tak disangka, serum yang dibuat berdasarkan hasil diskusi dirinya dan dermatologis membawa keberuntungan.
Namun tidak banyak yang tahu, pencapaiannya saat ini adalah buah kerja kerasnya sejak kecil. Mental pengusahanya sekarang, terbentuk sejak ia tinggal di Australia.
“Ayah dan ibuku cerai saat usiaku 12 tahun. Lalu aku ikut papah ke Australia,” tutur dia. Di Australia, Septrina hanya bisa menelpon ibunya seminggu sekali. Sisanya ia habiskan dengan menangis.
Untuk menyibukkan diri, ia memutuskan kerja part time sepulang sekolah. Uang hasil part time akan ditabung untuk pulang ke Indonesia. Segala jenis pekerjaan ia lakoni. Mulai dari baby sitter, membuat kopi di restoran, hingga bekerja di farmasi.
Baca juga: Kisah Mantan TKW yang Sukses Ekspor Kerajinan ke 17 Negara
Jam bekerjanya dari pukul 15.00-19.00, setelah ia sekolah pukul 08.00-14.00 WIB. Jika waktu gajian tiba, ia akan menyimpan semua uangnya di bawah bantal. Bukan hanya uang gajian yang ia simpan di bawah bantal. Sisa uang sakunya sebesar 5 dollar Australia ia simpan di bawah bantal.
Ia mengaku, dari uang jajan 5 dollar, hanya membelanjakannya 1 dollar untuk membeli jus. Ia kerap memanfaatkan makanan di rumah dan menahan lapar agar sisa uangnya bisa ditabung.
Suatu hari, uang di bawah bantal yang sudah penuh itu diketahui ibu sambungnya. Lalu Septrina bilang ke ayahnya dan dibilang tidak perlu diberi uang jajan.