Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nur Agis Aulia Sukses Kembangkan Jawara Farm setelah Resign dari BUMN

Kompas.com - 15/06/2022, 08:18 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjalankan bisnis tak melulu soal mengejar keuntungan. Ada hal lain yang juga tak kalah penting saat seseorang menjalankan bisnis, yakni berkembang bersama.

Itulah prinsip yang dipegang oleh pendiri sekaligus pemilik Jawara Farm, Nur Agis Aulia (32). Bagi dia, bisnis harus bisa memberikan manfaat kepada banyak orang. Karena itu pula dia menjalankan usaha peternakan dengan menggandeng mitra.

"Harus bisa memberi manfaat kepada masyarakat," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Baca juga: Ini Pilihan Bisnis yang Kebal Inflasi

Jawara Farm merupakan usaha peternakan yang berbasis di Serang Banten dengan jumlah hewan ternak mencapai ribuan ekor. Namun demikian, usaha peternakan ini juga telah membuka cabang di sejumlah wilayah.

Agis menuturkan, pangsa pasar untuk usaha ternak utamanya kambing di Indonesia masih terbuka lebar. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, demand untuk hewa ternak tersebut terus terjaga karena setiap saat ada masyarakat yang melakukan aqiqah.

Ini yang kemudian mendorong Agis fokus mengembangkan usaha peternakan. Dalam sebulan, dia mampu memasok hingga sekitar 1.000 ekor kambing kepada para penyedia layanan aqiqah serta penjual sate.

Belajar dari Peternak

Nur Agis bukanlah seorang lulusan Fakultas Peternakan. Dia adalah alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada.

Selama kuliah, dia memiliki ketertarikan terhadap segala hal yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat di perdesaan. Sehinggadia sering bepergian ke pelosok-pelosok untuk melihat bagaimana perekonomian di perdesaan berjalan.
Lulus dari UGM, Nur Agis Aulia sempat bekerja di sebuah BUMN, yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero). Bekerja kurang lebih selama 2 tahun, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempat kerjanya.

"Saya tidak tahan macet di Jakarta, mending saya pulang kampung dan memulai ternak kambing," jelasnya.

Dari situ, dia memulai bisnis peternakannya. Dia menjalankan bisnis tersebut berbekal ilmu dan pengamatan atas model bisnis peternakan di masyarakat. Sehingga dari situ, dia memahami bagaimana seharusnya bisnis peternakan dijalankan.

Baca juga: Semakin Banyak UMKM yang Manfaakan Crowdfunding untuk Cari Pendanaan

Kemitraan Bisnis

Kini, sudah ada ratusan peternak kambing yang bergabung dengan Jawara Farm. Model sociopreneur yang dijalankan oleh Nur Agis Aulia telah mampu membawa peternak meningkatkan skala bisnisnya.

Selain itu, Jawara Farm juga menjalin kemitraan dengan investor untuk pengembangan ternak dan kandang.

"Jika sebelumnya para peternak datang dan menitipkan hewan ternaknya ke kami untuk dikelola, saat ini kami mulai mengubah mekanismenya. Jadinya kami hanya menerima peternak yang terhimpun dalam kelompok, dan pengelolaan dalam bentuk dana ketimbang hewan ternak," kata dia.

Jadi Anggota DPRD

Sukses dengan bisnis ternak kambing, Nur Agis Aulia memberanikan diri untuk masuk dalam kontestasi legislatif. Tujuannya agar aspirasi para peternak bisa disalurkan.

Berkat kerja keras dan popularitasnya sebagai sociopreneur, tahun 2019 Nur Agis Aulia terpilih sebagai anggota DPRD Kota Serang.

Di sela-sela kesibukannya sebagai anggota DPRD, dia tetap tidak meninggalkan bisnisnya. Dengan sabar dia melayani para pembeli sapi dan kambing di peternakannya.

Kesibukan Nur Agis semakin bertambah tatkala menjelang Idul Adha, karena banyak warga masyarakat yang memerlukan hewan kurban.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com