Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Jojong, Mama Neli Berhasil Kembangkan Usaha Makanan Tradisional Manggarai Timur

Kompas.com - 06/10/2022, 12:52 WIB
Markus Makur,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MANGGARAI TIMUR, KOMPAS.com - Jojong merupakan makanan tradisional masyarakat Manggarai Timur. Makanan ini terbuat dari jagung dan sorgum. Namun demikian, saat ini tidak banyak masyarakat daerah tersebut yang membuat jojong sebagai makanan yang memiliki nilai ekonomi.

Namun, lain halnya dengan yang dilakukan Mama Neli Jumpa. Di tangannya, jojong berhasil disulap dari sekedar makanan tradisional masyarakat setempat, menjadi makanan bernilai ekonomi.

Lahir Maret 1958, Mama Neli Jumpa dengan tekun memasak jojong menggunakan periuk tanah. Dari yang dilakukan itu, kini dia mampu menjalankan usaha sekaligus melestarikan produk makanan tradisional tersebut.

Baca juga: Sandiaga Uno: UMKM adalah Obat Mujarab dalam Menghadapi Resesi

"Zaman dulu sebelum mengenal nasi, makanan pokok orang Manggarai dan Manggarai Timur, yaitu jagung, sorgum dan makanan jenis lainnya. Zaman itu padi sangat langka, jadi orangtua memasak nasi jagung, jojong, sorghum. Tahun 1965, orang Manggarai dan Manggarai Timur makan nasi bulgur," jelasnya, saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Kompleks Peot, Kamis, (6/10/2022) .

Mama Neli Jumpa mengisahkan, produknya mulai dikenal masyarakat ketika pada Hari Keluarga Nasional tahun 2016, ada pameran pangan lokal tingkat nasional di Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Saat itu Kabupaten Manggarai Timur ikut memamerkan jojong di standnya. Tak hanya itu, tim juga sekaligus mempraktikkan cara pembuatannya.

"Istri Gubernur NTT, Julie Laiskodat makan jojon yang diolah berbahan jagung. Hingga saat ini Istri Gubernur NTT saat berkunjung di Manggarai Timur selalu memesan pangan lokal jojong. Selain itu, pejabat dari Pemerintah pusat yang berkunjung di Manggarai Timur selalu disuguhkan pangan lokal jojong di rumah Jabatan Bupati Manggarai Timur di Kompleks Golo Lada, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong," jelasnya.

Menghasilkan Keuntungan

Sementara itu Rokus Jumpa mengisahkan usaha jojong yang dijalankan istrinya mampu menjadi penopang keuangan keluarga.

Baca juga: Kisah UMKM Rana Tonjong, Eksis Produksi Kain Songke Manggarai Timur

 

"Saya pernah tidak memiliki uang. Uang hanya Rp 1.000 di dompet, lalu tak terduga ada yang pesan untuk membuatkan makanan jojong senilai Rp 700.000; pengalaman itu membuat saya terus semangat untuk mempertahankan dan mengembangkan pangan lokal basis industri rumah tangga," ungkap Rokus.

Mama Neli Lahu Jumpa menjelaskan, harga jojong Rp 50.000 per satuannya. Jika makanan tersebut dicampur dengan kacang keledai harga bisa menjadi Rp 75.000. 

Saat ini Mama Neli Lahu Jumpa sudah 14 tahun bergabung di Pokja III PKK bagian pangan. Karena keahliannya itu, dia menjadi pelatih UMKM pangan lokal di Manggarai Timur.

"Pangan lokal jojong sudah mulai punah maka digalakkan lagi pelatihan bagi kelompok tani untuk membuat industri rumah tangga jojong. Saya biasa keliling Manggarai Timur bersama tim PKK melatih kaum perempuan untuk memasak jojong," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau