KOMPAS.com - Produk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di Indonesia juga punya potensi besar untuk terus berkembang dan menembus pasar global.
Terkait hal itu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan, ingin menciptakan wadah yang lebih kuat untuk menaungi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di negara-negara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Wakil Ketua Kadin sekaligus Alternate Chair ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023 Bernardino Vega mengatakan, saat ini Kadin tengah bekerja sama dengan Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang (JETRO), yang menjadi tolok ukur dalam mengembangkan dan menumbuhkan UMKM.
Baca juga: Visa Gandeng Kadin Tingkatkan Literasi Keuangan bagi UMKM Indonesia
"Saya rasa kita bisa mereplikasi ini di negara-negara ASEAN," kata Bernardino, seperti dikutip dari Antara, Rabu (22/2/2023).
Hal itu ia sampaikan dalam rangka momentum ke-50 tahun Persahabatan dan Kerja sama Jepang-ASEAN dan bertepatan dengan Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun ini.
Menurut Bernardino, kemitraan Jepang dan ASEAN adalah kunci yang ingin dikembangkan, karena sudah terbukti dalam sejumlah proyek yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta transformasi hijau.
Proyek-proyek tersebut, di antaranya ladang angin di Vietnam, yakni lahan tempat kincir angin serta turbin angin penghasil energi dibangun, serta MRT Jakarta di Indonesia.
Karena itu, dikatakan Bernardino, saat ini momentum yang tepat untuk berinovasi bersama, memahami ekonomi baru dan mencari solusi dengan cara baru dengan melibatkan seluruh pihak tanpa kecuali.
Apalagi, Jepang masih menjadi investor terbesar di ASEAN. Selama 50 tahun, Jepang membantu ASEAN dalam mengembangkan proyek dan inisiatif bersama, melalui kepercayaan dan respek.
Baca juga: Agar UMKM Masuk Rantai Pasok Global, Ini Usul Teten Masduki kepada Kadin
"Dan tentu saat ini merupakan pembuktian atas apa yang Jepang dan ASEAN telah lakukan dan pengingat bagi kita semua apa yang bisa kita lakukan di masa depan dan akan menjadi seperti apa Jepang dan ASEAN," ujarnya.
Lebih lanjut Bernardino mengatakan, banyak sekali peluang di masa depan untuk bekerja sama guna menciptakan dan berinovasi bersama melalui teknologi dan cara berpikir yang baru.
Ia menyebutkan, sumbangsih ASEAN bagi ekonomi kawasan adalah yang terbesar di dunia, melampaui Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Pertumbuhan rata-rata negara-negara ASEAN, yakni 5,5 hingga enam persen, di antaranya Filipina 7,3 persen, Vietnam 9,3 persen dan Indonesia 5,3 persen.
"Di antara kelompok regional, ASEAN memiliki pertumbuhan terkuat dan penuh semangat pascapandemi di wilayah Indo-Pasifik yang terbentang antara Samudra Hindia dan Pasifik," pungkas Bernardino.
Baca juga: 5 Produk UMKM Asal NTT Tembus Pasar Australia, Ini Kata Kadin NTT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.