JAKARTA, KOMPAS.com – Moringa atau yang biasa disebut dengan daun kelor merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh serta kecantikan.
Keyakinan tersebut yang kemudian mendorong Nurul Rahmadani (28) dan keluarganya membuat olahan daun kelor menjadi makanan dan minuman herbal dengan brand Morikai Daun Kelor.
Saat berbincang dengan Kompas.com, Nurul yang memiliki bisnis di Mataran NTB ini menceritakan bahwa bisnis daun kelor olahan tersebut bermula saat keluarganya dihadapkan pada kendala keuangan. Sebelumnya dia menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi, tetapi terpaksa harus berhenti karena terkendala ekonomi. Kemudian, ia memilih untuk membantu ayahnya dalam menjalankan bisnis.
Di umurnya yang masih 22 tahun, Nurul sudah terjun langsung ke lapangan membantu ayahnya menjual produk-produk jamu yang saat itu dihasilkan di bawah naungan CV Tri Utami Jaya yang sudah berdiri sejak tahun 1993.
Baca juga: Kurangi Risiko Gagal Merintis Bisnis, Simak Tips Melakukan Beachhead Market
Hingga akhirnya di tahun 2020 ketia Indonesia dan dunia dilanda pandemi, permintaan terhadap produk olahan daun kelor mengalami kenaikan. Hal ini terjadi setelah Nurul dan keluarganya sempat bimbang karena para pembeli tidak bisa dihubungi.
Padahal saat itu, dia sudah menyiapkan pesanan 400 kg daun kelor kering, yang dibeli dari petani senilai Rp 8.000 per kg.
"Nah pada saat Covid-19 itu kita lihat ternyata daun kelor ini menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan imunitas,” tambahnya.
Memanfaatkan Kesempatan
Nurul dengan cekatan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membangkitkan bisnis miliknya. Ia mengatakan penjualannya mengalami peningkatan hingga 300%.
“Pada saat orang sudah terjangkit Covid-19 itu, mencari minuman herbal organik untuk meningkatkan imunitas tubuh,” ucapnya.
Dengan bantuan pemerintah setempat juga, produk minuman herbal dan teh celup Daun Kelor milik Nurul ini dipesan hingga puluhan ribu sebagai salah satu bahan sembako yang akan dibagi-bagikan secara gratis kepada masyarakat, terutama saat terjadi bencana gempa di Lombok pada 2016 dan pandemi Covid-19.
Baca juga: Cara Sukses Menjalankan Bisnis dari Pemilik Makacha Bakery, Kegagalan adalah Hal Biasa...
Dalam proses produksinya, Nurul juga memanfaatkan SDM sekitar, seperti petani lokal dan anak-anak muda, terutama mereka yang dirumahkan.
Meskipun berawal dari kegagalan, nyatanya Nurul mampu bangkit dan meneruskan bisnis dengan memanfaatkan Daun Kelor sehingga akhirnya ia dapat membangun pabrik produksi sendiri dan mengirimkan produknya hingga ke pasar global.
“Kita kemarin ke Madrid 2000 pcs, ke Jepang juga. Nah ini sekarang lagi mau ke Nigeria dalam bentuk bubuk untuk masalah stunting di sana,” ucapnya.
Baca juga: 7 Tips Menjaga Semangat dan Motivasi Saat Membangun Bisnis
Tak hanya itu, dengan memproduksi hingga ratusan kilogram daun kelor per bulannya, Nurul juga berhasil menjadi supplier teh celup ke beberapa hotel dan kafe di sekitar Mataram.
Melalui bisnis daun kelor yang ditekuninya, Nurul berhasil mendapatkan omzet hingga Rp500 juta per tahunnya dengan omzet tertinggi pada saat Covid-19, yakni mencapai Rp1,2 miliar.
Untuk memperluas jangkauan bisnis, Nurul memiliki target ke depannya ingin memasukkan produk minuman siap minum daun kelor miliknya ke retail modern dan saat ini sedang tahap proses untuk membuat produknya lebih tahan lama tanpa merusak kandungan nutrisinya.
Baca juga: 5 Tips Bisa Raih Sukses sebelum Umur 30 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya