Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Usaha Para Perajin Alat Rumah Tangga Tradisional di Gunungkidul

Kompas.com - 28/05/2023, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Perajin peralatan dapur berbahan kayu yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Lestari Budaya di Padukuhan Mojosari Kalurahan/Desa Kedungpoh Kapanewon, Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta tetap bertahan memproduksi berbagai alat rumah tangga tradisional.

Pendiri Kelompok Usaha Bersama Lestari Budaya, Wadiyo di Gunungkidul mengatakan Kelompok Usaha Bersama Lestari Budaya baru terbentuk pada 2021, tetapi pelaku usaha kecil menengah produk alat rumah tangga berbahan kayu sudah berproduksi sejak puluhan tahun lalu.

"Warga membuat aneka kerajinan peralatan dapur ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Ini kegiatan usaha warisan nenek moyang," kata Wadiyo seperti dilansir dari Antara.

Ia mengatakan Kube Lestari Budaya memproduksi aneka piranti memasak berbahan kayu. Ada solet, munthu, entong, parutan kelapa, penumbuk, hingga cetakan kue.

Baca juga: Dongkrak Ekonomi, Pemkab Gunungkidul Resmikan Desa Wisata Candirejo

Di Padukuhan Mojosari, dulu mayoritas atau setidaknya 70 persen warga membuat parutan kelapa. Banyak di antaranya merupakan ibu-ibu.

Sementara itu untuk produk lain, banyak dibuat oleh bapak-bapak. Namun beberapa tahun terakhir, pembuat kerajinan alat dapur berbahan kayu ini menurun jumlahnya.

"Kami tetap bertahan memproduksi alat-alat rumah tangga tradisional. Meski sudah banyak anggota yang pindah kerjaan dan merantau," kata Wadiyo.

Produk kerajinan asal Mojosari mayoritas terjual keluar kota, hanya dua persen saja yang tersedot oleh pasar di Gunungkidul.

"Permintaan dari pasar lokal sangat sedikit, kami harus berkeliling untuk menjual produk kami," lanjut Wadiyo.

Perhatian pemerintah terhadap kelompok pun datang di antaranya dari Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah Gunungkidul.

Fasilitasi mesin dan kesempatan pameran beberapa kali diperoleh oleh kube ini.

Baca juga: Angkat Produk UMKM Pesantren, Belasan Brand Fesyen Tampil di Yogyakarta

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan potensi UMKM di wilayahnya sangat besar. Saat ini pelaku usahanya mencapai hampir 30.000.

Setidaknya 40 produk unggulan karya UMKM Gunungkidul sudah menembus pasar modern. Bahkan sudah ada yang menjadi komoditas ekspor.

"Kami berharap produk UMKM Gunungkidul tidak hanya dikonsumsi warga lokal, tetapi juga konsumen nasional hingga mancanegara," kata Sunaryanta.

Namun demikian, ia mengatakan UMKM di Gunungkidul membutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk mencapainya. Dukungan yang dibutuhkan mulai dari pendampingan, permodalan hingga pemasaran.

"Sektor UMKM ini salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi di Gunungkidul. Untuk itu, kami mengupayakan pendampingan terhadap produk lokal," kata Suryananta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau