KOMPAS.com - Potensi pasar untuk kopi arabika di Indonesia terbuka lebar, akan tetapi pasokan yang ada masih terbatas.
Anggota Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Taufik Hernawan mengungkapkan sejauh ini petani kopi cukup kerepotan dalam memenuhi permintaan arabika di pasar lokal, khususnya di Kuningan dan sekitarnya.
Jika suplai tercukupi, sebenarnya petani bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan karena harga komoditas tersebut cenderung stabil dan memiliki nilai jual tinggi.
Baca juga: Survei Ungkap Kesiapan Digital Pelaku UMKM Indonesia Masih di Level Pembelajar
“Kami pun selalu mengedukasi petani kopi di Kuningan agar mau meningkatkan produksi. Tapi bukan perkara gampang, ada beberapa kendala,” jelasnya sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (16/2/2024).
Menurut Taufik, beberapa kendala yang muncul di antaranya faktor cuaca hingga hama jamur yang kerap menjangkiti pohon kopi arabika milik petani sehingga bisa berpengaruh pada jumlah produksi.
Di Kuningan dan sekitarnya, sejauh ini produksi kopi arabika hanya sampai 50 ton. Padahal kebutuhan pasar untuk jenis ini sangat banyak.
Untuk itu, dia mengajak kolaborasi berbagai pihak guna mengakomodir kebutuhan petani. Misalnya, memastikan ketersediaan pupuk murah dan membantu petani memperoleh benih kopi arabika yang berkualitas untuk ditanam.
“Selama ini (petani kopi) sudah banyak dibantu oleh pemda. Tetapi sebaiknya ditingkatkan lagi khususnya pengembangan kopi arabika,” ujarnya.
Taufik mendorong agar Pemda Kuningan bisa memperhatikan kondisi semacam ini, agar potensi kopi arabika lokal daerahnya bisa digarap maksimal sehingga berdampak pada kesejahteraan petani.
Baca juga: Pemkot Depok Anggarkan Rp1,8 Miliar untuk Bantu UMKM Bayar Bunga KUR
“Kopi arabika di Kuningan mayoritas ditanam di kawasan dataran tinggi di kaki Gunung Ciremai. Kualitasnya juga sudah diakui pasar,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah menyampaikan produksi kopi arabika di daerahnya pada 2023, tercatat 25,22 ton atau sedikit berkurang dari hasil panen tahun 2022 yang mencapai 26 ton.
Wahyu mengemukakan produksi kopi arabika di Kuningan dihasilkan pada lahan petani yang memiliki luas 81,07 hektare.
“Produktivitas kopi arabika menurun di tahun 2023 akibat kemarau panjang, sehingga bunga kopi banyak yang gugur dan tidak berbuah,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.