Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Jenuh dan Ingin Menyerah Saat Membangun Bisnis? Begini Cara Mengatasinya

Kompas.com - 18/02/2024, 14:28 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Sama seperti bekerja kantoran, menjadi seorang pelaku usaha juga ada kalanya merasa jenuh dan ingin menyerah.

Jika itu terjadi, jangan biarkan diri Anda menyerah dan membuat bisnis Anda gagal. Cobalah melakukan sesuatu yang bisa membangkitkan semangat Anda kembali.

Untuk mengembalikan semangat, Anda perlu mengidentifikasi penyebabnya terlebih dahulu, lalu menerapkan solusi yang tepat.

Baca juga: 6 Karakter Diri yang Harus Dimiliki Pelaku Usaha dalam Membangun Bisnis

Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebab Anda merasa jenuh dan tak bersemangat.

1. Tidak merasa tertantang

Manusia pada umumnya, dan pelaku usaha pada khususnya, berkembang dengan adanya tantangan. Menaklukkan rintangan akan memberikan kita tujuan, arah, dan energi.

Saat ini, Anda mungkin merasa menjalankan peran dan aktivitas yang monoton, sehingga tak merasakan semangat menghadapi tantangan.

Solusi: Temukan tantangan baru yang dapat membantu mengembangkan usaha Anda. Misalnya, Anda bisa mempelajari keterampilan baru yang berhubungan dengan industri usaha Anda.

Anda juga bisa merancang lini produk atau layanan baru untuk ditambahkan. Atau Anda bisa memperluas pasar dan mempelajari cara mengekspor produk ke luar negeri.

Intinya adalah menantang diri Anda sendiri dengan cara tertentu. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk menciptakan kondisi optimal untuk mendorong kerja kreatif.

Baca juga: 3 Hal Ini Bisa Jadi Sumber Masalah Saat Membangun Bisnis, Pelaku Usaha Baru Wajib Tahu

2. Lupa alasan Anda memulai bisnis

Saat awal membangun bisnis, Anda tentu memiliki alasan kuat untuk melakukannya. Bahkan mungkin, Anda memutuskan untuk melepaskan pekerjaan tetap dan memulai membangun usaha dari nol.

Tapi setelah bertahun-tahun menjalankan bisnis dan terbiasa menghadapiserta mengatasi berbagai tantangan, Anda mungkin lupa apa alasan Anda memulai semuanya.

Solusi: Jika ini terjadi, ambillah buku jurnal dan tulis jurnal Anda. Sisihkan waktu tenang sekitar 30 menit, untuk mengingat kembali dan menuliskan sedetail mungkin apa alasan awal Anda membangun bisnis. Eksplorasi perasaan Anda dan alasan-alasan spesifik mengapa Anda tertarik berwirausaha.

Tinjau kembali hasil latihan menulis Anda secara berkala. Waktu yang tepat untuk melakukan ini adalah setiap pagi sebelum bekerja, sehingga Anda akan membawa pemikiran tersebut sepanjang hari.

3. Bisnis Anda menjadi terlalu rumit

Bisnis yang tumbuh dengan cepat tak selalu berarti baik. Secara keseluruhan usaha Anda mungkin tampak baik dan berkembang, tapi bisa jadi ada beberapa masalah yang muncul dan tak teratasi dengan baik.

Ketika Anda tergesa-gesa membuat sistem karena kebutuhan, alih-alih dengan perencanaan yang matang dan pemikiran ke depan, ini bisa membuat usaha Anda berakhir dengan fondasi yang goyah. Hal ini juga tentu akan mempersulit pelaku usaha ke depannya.

Solusi: Sederhankan kembali bisnis Anda. Mintalah masukan dari karyawan untuk membantu meningkatkan keterlibatan mereka.

Luangkan waktu untuk mencari tahu apa yang tak sesuai dengan perencanaan bisnis Anda dan perbaiki satu per satu. Dengan tampilan bisnis yang lebih matang dan tenang, Anda mungkin akan menemukan apresiasi baru terhadap bisnis Anda.

Baca juga: 4 Strategi Menjaga Kondisi Bisnis Tetap Stabil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Cerita Rizka Fadilla, Buat Kertas Bibit Pohon dari Limbah Kertas

Cerita Rizka Fadilla, Buat Kertas Bibit Pohon dari Limbah Kertas

Jagoan Lokal
6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

Training
WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Training
5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

Training
Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Program
Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Training
Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Jagoan Lokal
Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Training
iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

Program
Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Jagoan Lokal
Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Training
Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Program
Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Program
Maybank Indonesia Beri Solusi Finansial Customer-Centric untuk UKM

Maybank Indonesia Beri Solusi Finansial Customer-Centric untuk UKM

Program
Hingga September 2024, Pembiayaan UKM Berbasis Syariah di Maybank Indonesia Capai Rp 30,98 Triliun

Hingga September 2024, Pembiayaan UKM Berbasis Syariah di Maybank Indonesia Capai Rp 30,98 Triliun

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau