Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Keliru, Bisnis Preloved Berbeda dengan Barang Bekas

Kompas.com, 1 Maret 2024, 12:54 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Apakah kamu pernah mendengar soal barang preloved? Preloved adalah barang berkualitas baik yang pernah digunakan sebelumnya secara pribadi, kemudian dijual untuk berpindah kepemilikan.

Akhir-akhir ini, peluang bisnis barang preloved mulai meningkat. Pasalnya, banyak pembeli yang berminat dengan barang bekas berkualitas bagus dan dijual dengan harga yang jauh lebih murah.

Terlebih lagi, biasanya barang preloved berasal dari brand terkenal, khususnya tas, sepatu, pakaian, bahkan make up. Namun, barang elektronik dan peralatan rumah tangga lainnya juga bisa dijual sebagai barang preloved.

Baca juga: 4 Kunci Sukses Bisnis Barang Preloved secara Online

Keuntungan berbisnis ini adalah tidak membutuhkan modal yang besar. Kalau kamu ingin memulai bisnis ini, kamu cukup mencari barang yang sudah tidak kamu gunakan lagi, namun masih dalam kondisi bagus dan layak pakai.

Itulah mengapa bisnis preloved berbeda dengan barang bekas pada umumnya. Simak beberapa perbedaan preloved dan barang bekas seperti yang dikutip dari gramedia.com

1. Berkualitas

Perbedaan nilai antara barang preloved dan barang bekas terletak pada kualitasnya. Tidak semua barang bekas tergolong ke dalam kualitas bagus. Sementara, barang preloved adalah barang dengan kondisi dan kualitas yang lebih baik.

Bahkan, ada beberapa barang preloved yang dijual padahal baru satu atau dua kali pemakaian saja. Bisa jadi karena salah ukuran atau salah pilih warna.

Sedangkan barang bekas, sebagian besar telah digunakan pemiliknya secara berkali-kali dan besar kemungkinan ditemukan cacat barang, sehingga menurunkan nilai jual.

2. Berasal dan brand ternama

Barang preloved umumnya berasal dari brand ternama, berbeda dengan barang bekas yang kurang menghiraukan asal muasal barang tersebut. Barang preloved cenderung disortir terlebih dahulu sebelum dijual.

Meskipun dijual dengan harga yang lebih murah dari aslinya, bisnis preloved ini banyak diminati oleh pembeli yang ingin memiliki barang bermerek dengan harga murah.

Baca juga: Tips Mengoptimalkan Bisnis di Bazar untuk Tarik Pelanggan

3. Tempat menjual

Tempat menjual barang preloved berbeda dengan barang bekas umumnya. Kebanyakan barang bekas mudah ditemukan di pasar tradisional atau pinggir jalan.

Sementara barang preloved lebih banyak dijual di open stand bazar, online shop, media sosial, dan internet. Bahkan, ada yang menjualnya langsung secara personal.

Seperti yang diketahui, barang preloved memiliki nilai jual lebih tinggi dari barang bekas biasa. Oleh karena itu, kegiatan transaksi jual beli sebaiknya berlangsung di tempat yang aman.

4. Sebagai bentuk investasi

Berbeda dengan barang bekas, nilai barang preloved lebih memungkinkan untuk dijadikan investasi. Beberapa barang preloved yang berasal dari brand ternama mungkin saja limited edition.

Tak heran berbisnis barang preloved memiliki target pasar yang lebih banyak jika dibandingkan dengan barang bekas, karena saat ini konsumen lebih senang membeli barang preloved yang sudah terjamin kualitasnya.

Baca juga: 3 Tips Menentukan Produk Potensial untuk Dijual

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau