Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Berbisnis Pot, Bahan Baku Jadi yang Utama

Kompas.com - 11/04/2024, 15:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Setiap bisnis tentu memiliki tantangan tersendiri. Tak jarang, tantangan tersebut berasal dari bahan baku. Perlu diketahui, bahan baku bisa sangat berpengaruh pada produksi dan penjualan.

Seperti yang dialami oleh owner Larosa Pot, Kardila Noor Fajrin (29). Berlokasi di Cimanggu Kota Bogor, Larosa Pot adalah salah satu bisnis lansekap yang menjual berbagai jenis tanaman serta custom pot terazzo (serpihan marmer dan granit), concrete (semen), dan teracotta (tanah liat). Tidak hanya itu, Larosa juga menyediakan custom bathub, bak mandi, dan wastafel.

Harga bahan baku naik

Kardila mengaku, salah satu tantangan dari industri bisnis ini adalah bahan baku. Pasalnya, sering kali harga bahan baku tersebut naik tiap tahunnya. Hal ini tentu menjadi dilema untuk Kardila. Sebab dia tidak bisa sembarangan menaikkan harga jual, tetapi harus menutupi harga beli bahan baku.

Baca juga: Berawal dari Lapak Pinggir Jalan, Kini Kardila Sukses Buka Galeri Lansekap dan Tanaman Hias

"Tantangannya sudah pasti di bahan baku. Karena kadang harganya itu enggak stabil tiap tahun. Bisa naik banget, sementara kami juga enggak bisa sembarangan menaikkan harga jual," ungkap Kardila saat diwawancara oleh Kompas.com beberapa waktu lalu.

Naiknya harga bahan baku ini ternyata memiliki benang merah dengan mulai menipisnya pasokan sumber daya alam yang tersedia. Seperti yang diketahui, idustri bisnis pot ini menggunakan hasil alam. Baik itu untuk jenis pot terazzo hingga teracotta.

Kelangkaan sumber daya alam

Larosa potKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Larosa pot

Pot terazzo merupakan hasil dari serpihan batu alam seperti marmer dan granit. Sayangnya, kian hari jumlah batu alam tersebut juga semakin berkurang. Kelangkaan ini membuat harga beli bahan baku terazzo semakin melonjak.

"Terutama untuk pot terazzo ini kami perlu batu terazzo yang merupakan hasil alam. Batu ini tidak akan terus menerus ada di bumi ini, bisa habis juga. Semakin menipis ketersediaannya, itu juga semakin mahal harganya," kata perempuan asal Bogor tersebut.

Sama halnya dengan batu terazzo, ternyata tanah liat pun juga kian hari kian langka. Meskipun ada banyak sekali tanah di bumi, tetapi tanah liat berbeda jenisnya. Saat ini juga semakin sulit menemukan tanah liat dengan kualitas yang baik untuk dijadikan pot.

Baca juga: Cara Larosa Pot Pertahankan Kualitas, Hingga Dilirik Public Figure

Larosa PotKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Larosa Pot
"Teracotta ini kami pakai tanah liat. Namun, tidak bisa kami ambil tanah yang sembarangan. Karena kami harus cari area yang pas di mana kadar air di tanah tersebut pas untuk clay," ujar Kardila.

"Sedangkan tanah ini enggak terus-terusan ada di bumi, dia sumber daya yang akan habis. Tidak semudah tanaman yang bisa tumbuh lagi dengan cepat karena bisa di tanam. Itu tantangannya, bagaimana kalau nanti tanah dan batu terazzo enggak ada?," imbuhnya.

Ketersediaan tanah juga bisa langka seiring berjalannya waktu. Bisa saja sumber daya ini akan habis suatu hari. Melihat tantangan ini, Kardila sendiri mulai menyiapkan planning kedepannya.

Meskipun mungkin masih berpuluh tahun kedepan lagi, dia mulai memikirkan untuk membuat pot reuseable seperti dari bambu. Hal ini sebagai bentuk persiapannya menghadapi tantangan bisnis pot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau