Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Membuat Rencana Marketing

Kompas.com - 15/06/2024, 11:15 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika akan memasarkan produk, pelaku usaha biasanya menyusun rencana marketing. Mereka juga melakukan promosi dengan maksimal, seperti memanfaatkan media sosial atau membayar fitur ads dalam aplikasi.

Rencana marketing berisi perkiraan strategi marketing yang akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, rencana ini juga menuliskan strategi alternatif, apabila strategi lainnya gagal.

Namun hati-hati, ada kalanya pelaku usaha melakukan kesalahan dalam membuat rencana marketing, sehingga strategi marketing tak bisa berjalan baik.

Berikut ini, beberapa kesalahan yang harus dihindari saat membuat rencana marketing.

Baca juga: Ini 4 Hal yang Harus Ada dalam Perencanaan Marketing

1. Lebih Mementingkan Kuantitas 

Kesalahan pertama yang harus dihindari yaitu lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas. Artinya, kamu lebih mengedepankan jumlah promosi yang dilakukan, daripada fokus dengan kualitas promosi.

Kamu banyak mengunggah konten, menggunakan banyak media sosial, tetapi luput dengan kualitasnya.

Jumlah promosi yang lebih banyak, tidak berarti lebih baik. Kamu harus tetap memerhatikan kualitas promosimu.

Orang-orang justru lebih tertarik dengan suatu produk dari kualitas promosi yang baik dan tidak asal-asalan. 

Lebih baik, kamu membuat perencanaan marketing dengan matang dan detail, dibanding mementingkan jumlah promosi yang akan dibuat.

Tulis secara rinci isi promosi yang akan disampaikan, lalu maksimalkan media promosi yang dipilih. 

Baca juga: Ini Tiga Manfaat Memiliki Perencanaan Marketing yang Detail

2. Tidak Melihat Tren yang Terus Berganti 

Dalam mempromosikan produk, jangan sampai kamu mengabaikan tren yang sedang digandrungi oleh banyak orang.

Melalui tren, pesan promosimu akan lebih mudah diterima oleh calon pembeli.

Jadi, dalam rencana marketing, sebaiknya kamu juga mencantumkan detail tren yang sedang ramai dibicarakan.

Buat juga pembaruan rencana marketing yang terjadwal, seperti dua minggu sekali atau sebulan sekali, untuk menyesuaikan dengan tren baru yang muncul.

3. Menyusun Budget yang Tidak Realistis

Memang mempromosikan produk membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebab, marketing juga mengeluarkan dana untuk keperluan pembuatan konten, mencetak brosur, membayar ads di aplikasi, dan sebagainya. 

Baca juga: Punya Bisnis Rumahan? Ini Tips Perencanaan Marketing yang Bisa Dicoba

Namun, seringkali budget untuk marketing dibuat dengan tidak realistis. Budget yang dianggarkan justru sangat sedikit, sehingga kurang untuk mempromosikan produk dengan maksimal.

Sebagai pemilik bisnis, sebaiknya kamu paham budget minimal untuk menjalankan marketing, sebab, jika budget dianggarkan dengan tidak realistis, dampaknya akan kembali pada bisnismu sendiri.

Produk tidak terjual sesuai target, atensi audiens berkurang, dan lainnya. Hal ini tentu akan menimbulkan kerugian yang tak diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau