Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kemarau, Ini Strategi Pisang Goreng Bu Nanik Hadapi Tantangan Tak Adanya Bahan Baku

Kompas.com - 01/07/2024, 12:15 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernah dengar Pisang Goreng Madu Bu Nanik? Salah satu kuliner di Jakarta yang eksis mempertahankan pamornya hingga hari ini. Nanik Soelistiowati atau yang akrab disapa Bu Nanik merintis bisnis ini sejak tahun 2007. Bermula dari gerobakan, kini sudah punya toko yang selalu penuh dengan antrean setiap harinya.

Nama Pisang Goreng Madu Bu Nanik yang sudah tersohor ini nyatanya tetap menghadapi tantangan di industri bisnis Food and Beverage (FnB). Saat berbincang dengan Kompas.com pada Rabu (26/6/2024), Bu Nanik mengatakan tantangan utama selama ia menjalankan bisnis ini adalah dari bahan baku.

Pasalnya, fakta bahwa buah-buahan sangat bergantung dengan kondisi musim adalah salah satu tantangan Bu Nanik. Terlebih lagi, produk yang ia jual ini tentunya membutuhkan buah pisang yang segar dan prima setiap harinya.

Baca juga: Kisah Sukses Pisang Goreng Madu Bu Nanik, Awalnya Ditolak karena Dikira Gosong

Selain itu, bahan baku lain seperti minyak goreng dan tepung juga sering mengalami kenaikkan harga. Selama 17 tahun berjualan Pisang Goreng Madu Bu Nanik, berikut adalah strategi Bu Nanik untuk mengatasi tantangan bisnis tersebut,

1. Sediakan Variasi Lain

Bu Nanik bercerita, musim kemarau pisang adalah tantangan terbesar baginya. Buah memang sangat bergantung pada musim, saat musimnya sedang tidak mendukung maka hasil buah yang dipanen juga tidak sebaik biasanya. Bu Nanik sering merasa kesulitan untuk mendapat pisang saat sudah memasuki musim kemarau pisang.

"Kesulitan saya selama menjalankan bisnis ini ketika memasuki musim kemarau pisang. Cuacanya itu kan enggak menentu, jadi banyak pohon pisang yang mati, akibatnya kami juga sulit mendapatkan pisang," ungkap Bu Nanik.

Tidak jarang Bu Nanik kehabisan stok pisang saat memasuki musim kemarau, sementara masih banyak pelanggan yang hendak membeli Pisang Goreng Madu Bu Nanik.

Untuk mengatasinya, Bu Nanik tetap jujur kepada pelanggan bahwa stok pisangnya sudah habis dan tidak memaksakan produksi dengan kualitas pisang yang tidak sesuai standar.

Aneka jajanan di Pisang Goreng Madu Bu NanikKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Aneka jajanan di Pisang Goreng Madu Bu Nanik

Baca juga: Intip Cara Nanik Pertahankan Kualitas Produk Pisang Goreng Madu Bu Nanik

Selain itu, Bu Nanik juga menyediakan varian dari buah-buahan lain seperti nangka, cempedak, nanas, dan ubi. Sehingga meskipun stok pisang habis, tetapi tersedia varian lain yang tidak kalah lezat.

"Kalau lagi susah dapat pisang, ya kami bilang ke pelanggan mohon maaf stoknya habis. Jadi kami sediakan pula olahan lain seperti cempedak, nangka, nanas, dan ubi," imbuhnya.

2. Tidak Menurunkan Kualitas

Harga minyak, tepung, dan bumbu yang naik turun memang suatu hal yang wajar setiap tahunnya. Dalam produksi pisang goreng madu, Bu Nanik mengaku menggunakan minyak goreng yang sekali pakai saja untuk menjaga kualitas produk. Mengingat hal ini, sudah pasti Pisang Goreng Madu Bu Nanik membutuhkan banyak minyak goreng.

Sayangnya, harga minyak yang terkadang melonjak tinggi tentu akan mempengaruhi kegiatan produksi. Meskipun demikian, Bu Nanik tetap pada prinsipnya untuk tidak mengurangi kualitas produk.

Bu Nanik tetap mempertahankan bahan baku produksi dan enggan menurunkan kualitas dengan membeli bahan baku yang tidak sesuai standar biasanya, yang terpenting baginya adalah jangan sampai kualitas produk tidak konsisten.

Toko Pisang Goreng Madu Bu NanikKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Toko Pisang Goreng Madu Bu Nanik
"Untuk mengatasi harga bahan baku yang berubah yaitu kalau enggak kekejar ya sudah, jangan sampai mengurangi kualitas. Bahkan ibaratnya saya lebih baik menaikkan harga jual dibandingkan harus mengurangi kualitasnya," tegas Bu Nanik

"Karena konsistensi itu penting, jangan sampai konsumen coba hari ini enak, pas coba besok kok rasanya berubah," pungkasnya.

3. Memiliki Supplier

Baca juga: Cerita Henny Merintis Pisang Goreng Sultan hingga Beromzet Ratusan Juta

Pada dasarnya, kegiatan produksi pisang goreng madu juga melihat berapa banyak orderan yang masuk pada hari itu. Sehingga Bu Nanik sudah bisa memperkirakan berapa banyak pisang yang dibutuhkan dalam sehari.

Dengan begitu Bu Nanik dapat menghindari pisang yang bersisa, karena supply pisang dapat habis dalam satu hari tersebut.

Terkait supply pisang setiap harinya, Bu Nanik memiliki lima suplier dari daerah yang berbeda, sehingga bisa mengatasi pasokan pisang yang cukup jika di salah satu suplier terkendala. Para supplier tersebut berasal dari Lampung, Cianjur, Sukabumi, Semarang, dan Bengkulu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau