Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Cara Nanik Pertahankan Kualitas Produk "Pisang Goreng Madu Bu Nanik"

Kompas.com - 27/06/2024, 15:46 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Agar produk dapat menarik hati konsumen, maka perlu adanya kontrol atas kualitas produk. Hal ini juga diperlukan agar nantinya kualitas produk selalu konsisten dan tidak berubah dari waktu ke waktu. 

Hal yang sama juga dilakukan oleh Nanik Soelistiowati (69), pemilik usaha Pisang Goreng Madu Bu Nanik. Sejak berdiri pada tahun 2007, wanita yang biasa dipanggil Bu Nanik ini selalu berupaya menjaga kualitas pisang goreng madu buatannya agar tetap konsisten. 

Untuk menggali informasi tersebut, Kompas.com berkesempatan berbincang-bincang dengan Bu Nanik pada Rabu (26/6/2024).

Dalam perbincangan tersebut, dia membagikan tips cara ia menjaga kualitas produk pisang goreng madu miliknya. 

Baca juga: Cerita Henny Merintis Pisang Goreng Sultan hingga Beromzet Ratusan Juta

Bahan Selalu Fresh Dikirim Setiap Hari

Dalam proses pembuatannya, produk pisang goreng tidak menggunakan sembarang pisang. Dia memilih pisang raja, karena memiliki rasa yang khas. 

Bahan baku pisang raja tersebut selalu dikirim setiap hari. Pisang goreng yang diproduksi juga tidak pernah bersisa karena dibuat sesuai pesanan.

Nanik menambahkan pisang raja yang digunakan harus dilihat dari warna kehitaman pada pisang tersebut. 

"Pisang raja yang dipakai ini harus nunggu mulai kehitaman dulu supaya rasanya tetap manis," ucap Nanik.

Baca juga: Berdiri Sejak 1912, Begini Cara Toko Nyonya Pang Pertahankan Kualitas Jenang Dodol

Nanik lalu melanjutkan ia juga memanfaatkan sisa-sisa sampah pisang hasil produksi. Sampah pisang rupanya diambil oleh para peternak sebagai pakan kambing. 

"Sekarang pada diambilin buat pakan kambing, apalagi waktu Idul Adha kemarin. Belum dikupas sudah ditungguin," tuturnya. 

Memperhatikan Kebersihan di Tempat Produksi

Selain bahan baku pisang yang selalu dikirim setiap hari, Nanik juga berupaya memperhatikan kualitas sejak di tempat produksi. Para karyawan yang berada di tempat produksi harus mengenakan tutup kepala agar rambut tidak rontok dan mengenai makanan. 

Baca juga: Cara Hijrahfood Meatshop Menjaga Kualitas Daging untuk Pesanan Online

"Karyawan-karyawan itu sudah kita kasih aturan, harus datang jam sekian, terus harus pakai topi, pakai masker juga. Kukunya juga enggak boleh panjang-panjang," lanjutnya. 

Selain memberikan aturan tersendiri pada karyawan, Nanik menyebut tempat produksi miliknya juga selalu diperiksa oleh bagian kesehatan secara rutin selama tiga bulan sekali. 

"Kalau bagian kesehatan di pisang goreng ini dia perhatikan karyawannya. Mereka juga selalu mencatat apa yang salah. Terus mereka juga memastikan supaya limbah produksi enggak kena ke tetangga," ungkap perempuan asal Madiun tersebut. 

Baca juga: Cara Larosa Pot Pertahankan Kualitas, Hingga Dilirik Public Figure

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau