MAGELANG, KOMPAS.com - Orang-orang yang hendak berwisata ke Magelang, pasti tidak asing dengan Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang. Toko ini dikenal legendaris karena telah berdiri sejak tahun 1912 dan telah diteruskan dalam tiap generasi.
Meski saat ini Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang telah berlanjut hingga generasi keenam pada tahun 2018, ciri khasnya tetap tidak berubah. Rasa jenang dodol yang menjadi produk andalan tetap menggunakan resep turun-temurun dari generasi sebelumnya.
Selain itu, generasi selanjutnya yang mengelola Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang juga terus berupaya untuk mempertahankan kualitas. Hal ini disampaikan oleh pemilik Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang generasi keenam, Imanuel Jeffrey (32).
Baca juga: Cara Hijrahfood Meatshop Menjaga Kualitas Daging untuk Pesanan Online
Produk yang menjadi ciri khas dari Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang yaitu jenang dodol. Makanan ini diproduksi oleh Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang dan resepnya tidak berubah dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, hingga kini Jeffrey juga menggunakan bahan-bahan yang sesuai resep dan tidak menambah bahan lain. Hal ini ia lakukan untuk menjaga kualitas produk.
"Tantangannya dalam bisnis turun temurun itu dari cara menjaga kualitas. Jadi, kami berusaha untuk mempertahankan kualitas itu. Caranya, ya bahan-bahan yang digunakan sudah enggak bisa dikompromi lagi," ucap Jeffrey kepada Kompas.com pada Sabtu (15/6/2024).
Baca juga: Menjaga Kualitas Produk Bisnis Kuliner di Tengah Tingginya Permintaan, Begini Caranya
Dalam jenang dodol, bahan utama yang dipakai adalah ketan yang dibuat dari tepung sendiri. Artinya, Jeffrey tidak menggunakan ketan kemasan untuk membuat jenang dodol.
"Untuk ketan, ya kami ketannya pakai ketan yang bagus. Terus ketannya juga bukan ketan kemasan, kami pakai tepung sendiri," jelasnya.
Selain ketan, jenang dodol yang diproduksi Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang juga menggunakan gula jawa yang murni. Jeffrey menyebut gula jawa yang dipakai tidak menggunakan campuran bahan apapun.
Baca juga: Penting Dilakukan! Ini 5 Tips Menjaga Kualitas Produk Usaha
"Gula jawanya kami juga pakai yang murni, asli, tidak ada campuran apapun. Biasanya kan di pasar sering nemu yang sudah dicampur gula pasir," tutur lulusan S1 Teknik Pangan tersebut.
Tidak hanya gula jawa, santan yang digunakan dalam jenang dodol juga dibuat sendiri. Jeffrey menyebut mereka biasa menggunakan kelapa yang masih bagus dan tidak menggunakan santan kemasan.
"Kami pakai kelapa asli yang masih butiran, bukan santan kemasan yang biasa dijual di pasaran. Kami peras sendiri santannya," sambung Jeffrey.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.